Pages

Monday, April 7, 2008

Menjadi Positive Thinker


Sesuai istilahnya, “positive thinker” adalah orang yang berpikir positif. Berpikir positif adalah pilihan terbaik bagi setiap orang dalam setiap situasi. Berpikir positif itu “husnu dzon”. Berpikir positif adalah berpihak pada apapun yang sifatnya positif dan lebih baik. Berpikir positif selalu menghasilkan “output” yang positif. Sukses dan berbahagia adalah hal yang positif. Maka jika Anda mau sukses dan bahagia, berpikirlah positif.

“Berani dan Mandiri”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda lebih memilih menikmati hidup ketimbang mengeluhkan hidup. Jika Anda mau dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Anda bukanlah “positive thinker” jika Anda hanya pandai menyembunyikan emosi. Anda adalah “positive thinker” jika Anda menghadapinya, dan Anda pandai menanganinya. Jika Anda mau menghadapi emosi negatif, merasakan, dan belajar darinya. Jika Anda mau bertanggung jawab atasnya, dan tidak menyalahkan apa dan siapa pun di luar diri Anda.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda berani dan mandiri.

“Memahami Emosi”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda menghadapi emosi negatif dengan kemauan untuk belajar. Jika Anda memahami, bahwa emosi adalah sinyal yang menjadi salah satu panduan dalam menentukan perilaku.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda bisa melihat dan merasakan bahwa emosi adalah pesan. Jika Anda merasa nyaman, Anda tahu bahwa Anda telah mengerjakan hal yang benar, dan Anda meneruskan atau mengulanginya. Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda tahu ada sesuatu yang salah. Anda tahu bahwa Anda harus berhenti, melakukan analisis terhadap perilaku diri, belajar dari kesalahan, merubah strategi, dan kemudian melanjutkan hidup Anda.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda mau belajar memahami emosi Anda.

“Action Oriented”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda berorientasi pada tindakan. Jika Anda melihat kekurangan, Anda bertindak untuk mengisinya. Jika Anda menghadapi hambatan, Anda bertindak untuk menyingkirkannya. Jika Anda merasakan ancaman, Anda bertindak untuk mengantisipasinya. Jika Anda melihat peluang, Anda bertindak untuk mengambilnya. Jika Anda merasa berkelebihan, Anda bertindak untuk mempertahankan dan berbagi dengan orang lain.

Anda adalah “positive thinker” jika tidak terpaku dan berhenti hanya pada retorika “"Saya bisa!" "Saya bisa!" "Saya bisa!"“

Anda adalah “positive thinker” jika Anda melanjutkannya dengan berkata: “"Sikat bleh...!"“

“Bersyukur dan Bersabar”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda membiasakan diri untuk yang bersyukur di kala senang dan bersabar di kala susah.

“Jebakan Negative Thinking”

“Positive thinking” adalah sesuatu yang jelas lebih baik. Ia lebih identik dengan kebahagiaan dan kesuksesan. Mengapakah masih banyak orang yang terjebak pada “negative thinking “?

Kebiasaan berpikir negatif yang dilakukan dan terjadi bertahun-tahun, bisa menjadi jalan hidup. Saat berpikir negatif telah menjadi jalan hidup, maka itulah jalan hidup yang normal bagi” negative thinker” . Dengan jalan hidup yang dianggap normal itu, mereka merasa bahwa apa yang perlu diubah adalah”dunia “, bukan “diri” mereka sendiri.

Bukankah jauh lebih mudah mengubah diri sendiri dari pada dunia dan seisinya?

Memahami kenyataan itu dengan lebih baik, akan menaikkan kecerdasan emosi Anda, kecerdasan spiritual Anda, dan sekaligus kecerdasan intelektual Anda. Itu artinya, Anda akan menaikkan kecerdasan individual Anda, kecerdasan sosial Anda, dan bahkan kecerdasan finansial Anda.

Bukankah itu semua yang akan membuat Anda sukses dan berbahagia?

Oleh sebab itu, waspadailah jebakan “negative thinking” yang akan membuat hidup Anda menjadi sengsara dan lebih sulit dari semestinya. Kebahagiaan dan sukses Anda ada di depan mata, dan untuk mendapatkannya Anda tidak perlu merubah dunia. Ubahlah diri Anda.

Jika Anda tidak ingin memilih jalan hidup sebagai “negative thinker”, tips dari Chuck Gallozzi berikut ini bisa Anda pelajari dan pahami.

“Kesalahan atau Kegagalan”

Berhentilah untuk terus mengatakan:

“"Ya sudahlah, Saya memang begini."
"Saya memang loser."
"Gua emang salah mulu!"
"Saya ternyata bodoh."
"Gagal maning gagal maning..."“

(Itu sebabnya si Ucil selalu berhasil)

Ketahuilah bahwa Anda bukanlah kegagalan itu sendiri, ketahuilah bahwa Anda bukan kebodohan itu sendiri. Anda tidak serta merta menjadi gagal atau bodoh hanya karena rencana yang meleset. Anda hanya mengalami “"temporary defeat" “ alias kekalahan sementara. Semua kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari “training” kehidupan Anda. Salah dan gagal adalah syarat mutlak untuk mencapai sukses dan bahagia Anda.

“Amarah”

Lepaskan amarah Anda. Ingat, bukan lampiaskan. Amarah akan menyakiti hati orang lain. Lebih dari itu, amarah akan menyakiti hati Anda sendiri. Lepaskanlah amarah Anda dan obati luka hati dengan sikap memaafkan.

“Semangat”

Untuk apapun yang Anda merasa "harus", "mesti", atau "wajib" melakukannya, ubahlah frasa di kepala Anda menjadi lebih positif. Ubahlah "Saya harus" menjadi "Saya mau..., sebab.... Jadi..."

“"Saya mestinya menurunkan berat badan"“

gantilah kalimat itu menjadi

“"Saya mau menurunkan berat badan, sebab Saya akan merasa lebih baik, terlihat lebih baik, panjang umur, dan lebih PD. Jadi, Saya bergabung ke fitness club dan memperbaiki pola makan."

“Bisa Atau Tidak Bisa”

Berhentilah berpikir "Saya tidak bisa" sebab itu cuma jalan buntu. Dengan kalimat itu Anda tidak akan kemana-mana. Katakanlah "Saya akan..., jika..."

“"Saya tidak bisa mengangkat barbel seberat itu"“

gantilah kalimat itu menjadi

“"Saya akan bisa mengangkatnya dalam dua minggu, jika Saya menambah beban Saya setengah kilo setiap hari." “

“Kendali Emosi”

Satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas emosi adalah diri Anda sendiri. Orang lain tidak akan menciptakan emosi apa pun pada diri Anda kecuali Anda membiarkannya.

Orang lain tidak dapat membuat Anda kecewa, frustrasi, atau bersedih hati, kecuali Anda membolehkannya. Jika itu terjadi, maka itu terjadi karena Anda membiarkannya. Terjadi atau tidak terjadi, adalah pilihan Anda sendiri.

Jika Anda bertemu dengan orang yang membuat “mood” Anda rusak, berhentilah untuk bereaksi secara spontan sehingga Anda marah atau kecewa. Berdiam dirilah sebentar, pikirkanlah apa yang membuat orang itu merasa tidak nyaman sehingga ia merasa perlu memprovokasi Anda.

Ketahuilah, bahwa orang yang demikian sebenarnya sedang memerlukan restorasi, pembaharuan, revitalisasi, “recharge”, atau bahkan nasehat. Anda bisa berperan dan menyumbangkan sesuatu baginya. Itulah yang membuat Anda merasa berguna.

“Sensitifitas”

Jangan terlalu sensi, jadilah kuat. Berhentilah menginterpretasikan pandangan dan bicara orang sebagai serangan. Ingatlah bahwa mereka hanya memandang dan berbicara. Itu saja. Orang yang kasar dan keras kepada Anda sekalipun, belum tentu tidak menyukai Anda. Bisa jadi, mereka justru sayang dan cinta kepada Anda.

Apa yang sering terjadi adalah seperti contoh berikut ini.

Saat Anda merasakan boss Anda bersikap buruk kepada Anda, bukanlah kejadian itu yang membuat Anda merasa buruk. Kejadian itu hanya memicu pengalaman masa lalu Anda, misalnya saat Anda kecil, ketika Anda melakukan sesuatu yang kemudian membuat ayah Anda marah. Itulah yang membuat Anda merasa buruk.
Ayah Anda, jelas sayang dan cinta kepada Anda.

Oleh sebab itu, hiduplah di masa sekarang dan bukan masa lalu. Anda bukan anak-anak, melainkan manusia yang telah dewasa. Pahamilah bahwa orang itu boss Anda, dan bukan ayah Anda.

Berpikirlah positif.

Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.

Tq to: Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.

0 comments: