Pages

Wednesday, October 3, 2012

My Convocation



Segala puji bagi Allah.SWT, Tuhan yang maha mengatur segalanya, Tuhan yang telah memberikan kesempatan buat saya untuk ikut merasakan nikmat dan manisnya menuntut program Master di Fakultas Bahasa & Linguistik. Setelah berjibaku bertahun-tahun akhirnya pada tanggal 2 Oktober 2012 saya pun bisa mengikuti Convocation atau wisuda dan menerima "scroll" tanda kelulusan yang diberikan langsung oleh Raja Muda Perak, Raja Nazrin Shah sebagai Pro-Cancellor di Universiti Malaya, Kuala Lumpur . Malaysia........Alhamdulillah

Friday, July 20, 2012

Duel Classico


Memasuki atau di akhir Bulan Ramadhan setiap tahun biasanya terjadi perbedaan pendapat mengenai penentuan methode penanggalan baik yang menggunakan Rukyat atau Hisab. Boleh dikatakan "Rukyat vs Hisab" sudah menjadi "duel classico" di bulan Ramadhan. apa itu Rukyat dan Hisab itu sebenarnya dan siapa-siapa ormas pengusungnya.

Beberapa saat yang lalu saya mendapat sebuah article yg sangat bagus dan menarik dari FB kawan yang membahas tentang itu dan ingin saya share disini agar kita semakin jelas dan bisa mengambil sikap ketika Ramadhan tiba dan bukan sekedar ikut-ikutan.

yah sedikit banyaknya article dibawah ini bisa kita jadikan referensi dalam mengambil sikap. but anyhow Diluar konteks perbedaan penggunaan methode ataupun "ikut siapa". .. besar harapan kita semua, agar Islam tidak teradu domba oleh pihak2 yang tidak ingin Islam menjadi "Rahmatan Lil Alamien".

......................


RELEVANSI HILAL DAN TUMPULNYA ILMU ASTRONOMI KITA
Masalah perbedaan perhitungan awal ramadhan, penetapan Idul Fitri, penetapan Idul Adha janganlah membuat kita sebagai umat muslim terpecah belah dan saling menyalahkan satu sama lain, kita diberikan akal pikiran oleh Allah , agar akal n pikiran itu bisa kita gunakan dengan baik untuk berfikir , alangkah sayangnya jika punya akal tetapi masih tidak di gunakan dengan baik oleh pemiliknya. Dalam masalah perbedaan perhitungan hari ini tidak lepas dari peran 2 ormas terbesar islam di Indonesia yaitu : Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
 Nahdatul Ulama (NU) menggunakan metode RUKYAT
 Muhammadiyah menggunakan metode HISAB.
Berikut ulasannya :
1. RUKYAT
adalah aktifitas yang dilakukan sekelompok orang untuk mengamati penampakan Hilal atau bulan sabit yang paling awal, dan akan terlihat setelah Bumi dan Bulan berada diposisi bujur langit yang sama atau pada saat Matahari terbenam. Setiap awal bulan (tidak hanya bulan Ramadhan) selalu ditandai dengan munculnya Hilal, dalam bahasa yang lebih mudah, Hilal adalah cahaya redup dan sangat tipis yang terpancar dari Matahari di Bulan dan dibayangi oleh Bumi. Kita mungkin mengetahui ketika Bulan purnama, atau bulan dalam kondisi terang sepenuhnya, perhitungan kalender menunjukkan tepat tanggal 15 atau pertengahan suatu bulan. Begitu juga ketika Bulan dalam kondisi gelap total, kalender menunjukkan tepat diakhir suatu bulan atau tanggal 30, 31, maupun 29 atau 28 tergantung kalender bulannya (Januari, februari, maret, dan seterusnya…).
Dalil atau dasar dari penggunaan cara ini dalam menentukan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri adalah dengan Hadits Rasulullah Muhammad SAW : “Berpuasalah kamu karena telah melihat hilal, dan beridulfitrilah karena telah melihat hilal”. (HR. Jamaah ahli Hadits).
2. HISAB
adalah perhitungan ilmiah secara matematis dan astronomi untuk menentukan posisi bulan, baik dalam posisi awal bulan, pertengahan, maupun akhirnya. Dan menjadi dasar dalam penentuan kalender Hijriyah yang digunakan banyak negara-negara Islam didunia. Salah satu contoh nyata dari cara Hisab ini adalah penentuan JADWAL WAKTU SHOLAT FARDHU, baik Sholat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya yang sering kita terima ketika awal bulan Ramadhan dan dibagi-bagikan oleh ormas Islam maupun Departemen Pemerintah sendiri. Didalam Hisab ini, dapat ditentukan secara terperinci tentang kapan waktu Sholat Dzuhur sampai kedetiknya.
Kita mungkin tidak menyadari bahwa cara Hisab inilah yang juga digunakan untuk menentukan awal Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, mungkin karena pemahaman kita diputarbalikkan oleh media masa dengan istilah-istilah Hilal, Hisab, Rukyat dan lain-lain tanpa dijelaskan apa maksudnya dalam bahasa Indonesia.
Jika dalam jadwal waktu sholat fardhu saja kita menerima secara mentah-mentah untuk mengikuti perhitungannya atau Hisab-nya dalam melakukan sholat Fardhu sehari-hari tanpa ragu, lalu kenapa dalam perhitungan atau Hisab pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang dikeluarkan oleh ahli Hisab banyak yang ragu? Secara logika, jika kita melakukan Rukyat atau melihat awal bulan untuk menentukan awal Ramadhan maka seharusnya kita pun harus melihat Matahari ketika menentukan waktu Sholat Dzuhur, tidak perlu lagi melihat Jadwal Waktu Sholat yang diberikan oleh Departemen Agama Republik Indonesia. Itu jika kita ingin konsisten dengan pendirian kita. Tapi apakah itu yang anda inginkan dizaman sekarang?
Dalam tanggapan beberapa ulama-ulama besar seperti Syeikh Muhammad Rasyid Rida, Mustafa az-Zarqa, dan Yusuf al-Qaradhawi perintah Rukyat/Melihat bulan itu adalah perintah yang ber’illat atau perintah yang beralasan. Alasan kenapa harus melihat bulan adalah karena umat Muslim pada zaman Rasulullah SAW pada umumnya adalah ‘ummi’ atau belum mengenal baca tulis dan belum bisa melakukan perhitungan ilmiah secara matematis dan astronomi atau Hisab, dalam hadits disebutkan “Sesungguhnya kami ini adalah umat yang ummi, dalam arti tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab” (riwayat jamaah ahli hadis).
Lebih lanjut menurut Rasyid Rida, tugas Rasulullah SAW adalah untuk membebaskan umatnya dari keadaan ‘ummi’ itu dan beliau tidak boleh membiarkan mereka terus dalam keadaan ‘ummi’ tersebut. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah, “Dia-lah yang telah mengutus kepada kaum yang ummi seorang rasul dari kalangan mereka sendiri untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan kebijaksanaan. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata” [Q. 62:2]. Dari kenyataan ini kemudian Rasyid Rida menyimpulkan bahwa “hukum keadaan ‘ummi’ berbeda dengan hukum keadaan telah mengetahui baca-tulis dan kebijaksanaan.”
Maksud beliau adalah, pada zaman di mana orang belum dapat melakukan perhitungan ilmiah secara matematis atau hisab, seperti di zaman Rasulullah SAW, maka digunakan cara Rukyat dalam penentuan awal bulan karena itulah sarana yang tersedia pada zaman itu. Akan tetapi setelah masyarakat mengalami perkembangan peradaban yang pesat di mana penguasaan astronomi sudah sedemikian canggih, maka tidak diperlukan lagi Rukyat. Ini sejalan pula dengan kaidah hukum Islam yang menyatakan, [Al-Hukmu Yaduuru Ma'al 'Illati Wujudan Kaana au 'Adaman] “Hukum itu berlaku menurut ada atau tidak adanya ‘illat.” Artinya apabila Hisab belum bisa dilakukan karena belum ada yang menguasainya, maka digunakan Rukyat. Akan tetapi setelah umat tidak lagi ‘ummi’ di mana penguasaan astronomi telah maju dan dapat diterapkan secara akurat, maka perintah Rukyat tidak berlaku lagi. Kita cukup menggunakan Hisab. Bahkan Syeikh Ahmad Syakir seorang ahli hadis – yang oleh al-Qaradawi dikatakan sebagai seorang Salafy tulen yang biasanya hanya mengamalkan hadis secara harfiah – menegaskan, “Pada waktu itu adalah saya dan beberapa kawan saya termasuk orang yang menentang pendapat Syaikh Akbar itu (yakni Syeikh al-Maraghi yang berpandangan Hisab). Sekarang saya menyatakan bahwa ia benar, dan saya menambahkan: wajib menetapkan Hilal/Awal Bulan dengan Hisab/Perhitungan Ilmiah Matematis dan Astronomi dalam segala keadaan, kecuali di tempat tidak ada orang yang mengetahui ilmu itu.”
Rasyid Rida, az-Zarqa, dan al-Qaradawi menyatakan bahwa Rukyat itu bukan bagian dari ibadah itu sendiri dan bukan tujuan Syariah, melainkan hanya sarana (wasilah) saja. Oleh karena itu apabila kita telah menemukan wasilah yang lebih akurat, maka kita harus menggunakan sarana yang lebih akurat tersebut. Secara khusus al-Qaradawi menegaskan, “mengapa kita tetap jumud harus bertahan dengan sarana yang tidak menjadi tujuan Syariah sendiri.”
Apabila kita mengamati semangat al-Quran, kita melihat bahwa kitab suci ini memerintahkan pengorganisasian waktu secara cermat karena kalau tidak akan menimbulkan kerugian (QS. 103: 1-3). Tetapi kitab ini tidak hanya memerintahkan melakukan pengorganisasian waktu saja secara cermat, tetapi juga memberi beberapa petunjuk pokok tentang caranya. Yaitu dengan mengamati langit dan berbagai benda langit yang ada. Dalam kaitan ini Allah menegaskan bahwa Matahari dan Bulan itu dapat diprediksi dan dihitung geraknya [QS. 55: 5]. Ini bukan hanya sekedar penegasan deklaratif semata, melainkan merupakan pernyataan imperatif yang memerintahkan supaya dilakukan perhitungan karena banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia. Antara lain kegunaannya adalah untuk mengetahui bilangan tahun dan penandaan waktu [QS. 10: 5]. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa semangat al-Quran sendiri adalah hisab, bukan rukyat. Hal ini membawa seorang ulama Yordania, Syeikh Syaraf al-Qudhah, kepada kesimpulan bahwa, “Pada asasnya penentuan awal bulan adalah dengan hisab.”
Jadi demikianlah ilmu Allah yang diajarkan oleh baginda Rasulullah saw sebagaimana difahami oleh ulama-ulama tersebut. Sekarang kita lanjutkan, selain alasan syar’i di atas masih ada sejumlah alasan ilmiah dan praktis. Pertama, pengamalan rukyat mengakibatkan tidak bisa membuat sistem penanggalan. Alasannya sederhana, yakni awal bulan baru, baru bisa diketahui pada h-1 dan tidak bisa diketahui jauh hari sebelumnya. Menurut Prof. Dr. Idris Bensari, Ketua Asosiasi Astronomi Maroko, umat Islam sampai hari ini belum dapat membuat suatu sistem penanggalan yang akurat dan berlaku secara terpadu bagi seluruh umat Islam dunia disebabkan oleh kuatnya umat Islam berpegang kepada rukyat.
Penggunaan rukyat telah mengakibatkan timbul beberapa masalah sivil dan agama. Kaum minoritas Muslim pekerja di Eropa dan Amerika tidak dapat meminta cuti hari raya (id), karena setiap kali mereka mengajukannya ke perusahaan tempat mereka bekerja, mereka ditanya tanggal berapa id itu jatuh, agar bisa disiapkan pengganti mereka hari itu, mereka tidak dapat memberikan jawaban pasti, karena jatuhnya hari id itu baru dapat ditentukan sehari sebelumnya melalui rukyat dan tidak dapat ditentukan jauh hari sebelumnya karena tidak ada kalender yang pasti. Karena tidak dapat memberikan kepastian mereka tidak dapat diberi cuti.
Kedua, rukyat tidak dapat menyatukan tanggal dan karenanya tidak dapat menyatukan momen-momen keagamaan umat Islam di seluruh dunia dalam hari yang sama. Sebaliknya rukyat memaksa umat Islam untuk berbeda hari selebrasi momen keagamaan mereka. Hal itu karena pada hari terjadinya rukyat awal bulan baru, rukyat itu terbatas jangkauannya dan tidak meliputi seluruh permukaan bumi. Akibatnya ada bagian muka bumi yang sudah berhasil rukyat, dan ada bagian muka bumi yang tidak dapat merukyat. Yang sudah berhasil rukyat memasuki bulan baru malam itu dan keesokan harinya, sedang yang belum dapat merukyat memasuki bulan baru lusa, sehingga terjadilah perbedaan hari raya misalnya. Untuk dapat melihat kenyataan ini, mari kita lihat beberapa proyeksi dan visualisasi rukyat ke atas peta bumi, seperti berikut [perhitungan dan peta dibuat berdasarkan al-Mawaqit ad-Daqiqah].
Ditambah lagi dengan hadis Kuraib yang menyatakan bahwa rukyat tidak dapat ditranfer ke kawasan yang tidak berhasil merukyat seperti rukyat Damaskus tidak dapat ditransfer ke Madinah sebagaimana ditegaskan dalam hadis tersebut meskipun kedua kota ada yang mengatakan rukyat dapat ditransfer (diberlakukan ke daerah yang tidak bisa merukyat) sejauh batas salat belum dapat diqasar. Ada yang berpendapat boleh ditransfer ke negeri berdekatan, bahkan ada yang berpendapat boleh transfer rukyat ke seluruh dunia, walapun pendapat ini secara astronomis adalah mustahil. Di zaman modern, para pendukung kalender bizonal (kalender yang membagi dunia ke dalam dua zona tanggal dan kalender yang disemangati rukyat) membolehkan transfer rukyat dalam satu zona tanggal (separoh muka bumi, karena transfer ke seluruh muka bumi mustahil). Jadi apabila rukyat terjadi di suatu tempat di zona barat, rukyat itu dapat diberlakukan ke seluruh zona itu, dan tidak dapat diberlakukan ke zona timur. Akibatnya tanggal antara kedua zona itu tidak bisa disatukan, timbul masalah puasa Arafah seperti akan dijelaskan. itu waktu itu satu negara. Oleh karena itu timbul perbedaan pendapat di kalangan para ulama pendukung rukyat tentang boleh atau tidaknya transfer rukyat, dan kalau boleh sejauh mana.
Itulah problematika rukyat. Metode ini tidak dapat menyatukan kalender Islam secara menyeluruh dengan mencakup seluruh dunia. Karena itu dalam Temu Pakar II tahun 2008 para peserta yang hadir menyimpulkan bahwa untuk menyatukan kalender umat Islam sedunia tidak ada jalan lain kecuali menggunakan hisab.
Ketiga, rukyat menimbulkan problem pelaksanaan puasa Arafah, karena rukyat itu terbatas liputannya. Bisa terjadi bahwa di Mekah belum ada rukyat sementara di daerah lain (sebelah barat) sudah terjadi rukyat. Atau di Mekah sudah terjadi rukyat sementara di kawasan lain (sebelah timur) belum terjadi rukyat. Problemnya adalah bahwa rukyat dapat menyebabkan orang di kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan hari Idul adha di kawasan ujung barat itu dan puasa pada hari raya dilarang. Bagi kawasan di sebelah timur Mekah, problemnya adalah bisa jadi hari wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan tanggal 8 Zulhijah di kawasan ujung timur bumi. Hal ini dapat dilihat pada contoh kasus Zulhijah 1439 H dan 1455 H pada ragaan 2 dan 3.
Ragaan 2 memperlihatkan bahwa hilal Zulhijah 1439 H pada Sabtu sore 11-08-2018 M hanya terlihat pada kawasan kecil dari muka bumi, yaitu di Samudera Pasifik sebelah timur Garis Tanggal Internasional (GTI). Rukyat tersebut pada hari Sabtu tidak mencapai daratan benua Amerika. Rukyat hanya dapat terjadi pada sore itu di Kepulauan Hawai dan pulau-pulau lain di Pasifik sebelah timur GTI. Di ibukota Honolulu ketinggian Bulan sore Sabtu tersebut 09º 7’ 49”. Jadi sudah cukup tinggi untuk dapat dirukyat. Ini artinya orang-orang Muslim di Negara Bagian Hawaii itu memasuki tanggal 1 Zulhijah 1439 H pada hari Ahad 12-08-2018 M, dan tanggal 9 Zulhijah (hari puasa Arafah) jatuh hari Senin 20-08-2018 M dan 10 Zulhijah (hari Idul adha) jatuh hari Selasa 21-08-2018 M.
Sementara itu Mekah pada hari Sabtu sore belum bisa merukyat meskipun Bulan sudah di atas ufuk, karena posisinya masih amat rendah, yaitu 02º 12’ 27”. Data astronomis Bulan pada sore Sabtu 11-08-2018 M di Mekah itu belum memenuhi kriteria Istambul 1978 dan kriteria paling mutakhir dari Audah. Bahkan diteropong pun juga belum akan terlihat. Ini artinya Mekah akan memasuki 1 Zulhijah lusa hari konjungsi, yaitu pada hari Senin 13-08-2018 M, dan 9 Zulhijah (wukuf) jatuh hari Selasa 21-08-2018 M dan 10 Zulhijah (hari Iduladha) jatuh pada hari Rabu 22-08-2018 M. Jadi dalam kasus ini hari Arafah di Mekah yang jatuh hari Selasa 21-08-2010 M bersamaan dengan Iduladha di Hawaii, sehingga orang Muslim di sana tidak mungkin melaksanakan puasa Arafah sebab berpuasa pada hari raya dilarang hukumnya [tetang hari Arafah di Mekah jatuh bersamaan dengan Iduladha di zona barat.
Jadi, ternyata rukyat menyebabkan umat Islam di kawasan waktu ujung barat tidak dapat melaksanakan puasa Arafah. Inilah mengapa rukyat terpaksa harus ditinggalkan. Oleh karena itu pula kita tidak dapat dengan enteng mengatakan bahwa untuk haji, bila di Mekah jamaah haji wukuf, maka kita puasa Arafah dan besoknya lebaran haji. Kalau orang di kawasan zona waktu barat menunda masuk bulan Zulhijah yang hilalnya sudah terpampang di ufuk mereka demi menunggu Mekah, maka ini akan membuat sistem kalender menjadi kacau balau, serta melanggar ketentuan bahwa “apabila kamu telah melihat hilal puasalah, dan apabila kamu melihatnya berharirayalah.”
Kasus paralel ditampilkan oleh ragaan 3 di atas. Sebalik dari ragaan 2, pada ragaan 3 rukyat Zulhijah 1455 H sudah dimungkinkan di Mekah bilamana cuaca terang dan baik pada hari Ahad 19-02-2034 M dengan ketinggian Bulan 06º 35’ 12” dan busur rukyat (arc of vision) 08º 16’ 32”. Data ini telah memenuhi kriteria rukyat Istambul 1978 dan kriteria Audah. Jadi Mekah memasuki 1 Zulhijah 1455 H pada hari Senin 20-02-2034 M, 9 Zulhijah 1455 H pada hari Selasa 28-02-2034 M dan 10 Zulhijah (Iduladha) pada hari Rabu 1 Maret 2034 M. Sementara itu di Indonesia belum dimungkinkan rukyat pada hari Ahad 19-02-2034 M itu karena posisi hilal masih rendah, di Pelabuhanratu baru 03º 02’ 19”. Ketinggian ini menurut kriteria internasional belum memungkinkan rukyat, sehingga Indonesia akan memasuki 1 Zulhijah pada hari Selasa 21-02-2034, 9 Zulhijah jatuh hari Rabu 1 Maret 2034 M, dan iduladha jatuh kamis 2 maret 2034 M. Dari sini terlihat bahwa hari Arafah di Mekah (Selasa 28-02-2034 M) jatuh bersamaan 8 Zulhijah di Indonesia. Di sini timbul pertanyaan apa orang puasa Arafah tanggal 8 Zulhijah? Inilah problem rukyat yang tidak dapat menyatukan tanggal secara global.
Mengenai rukyat untuk ketinggian Bulan 3º seperti di atas, di Indonesia biasanya diyakini ketinggian demikian memungkinkan rukyat. Akan tetapi kajian ilmiah tidak menunjukkan demikian. Seorang dosen ilmu falak mengatakan bahwa selama 7 tahun pengalamannya merukyat di Obsevatorium Bosscha belum pernah terjadi bahwa bulan berketinggian kurang dari 5º dapat dirukyat.
Memang sering ada klaim rukyat padahal posisi Bulan masih amat rendah, bahkan masih di bawah ufuk. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa memang ada dorongan psikologis untuk cepat-cepat melihat hilal sehingga terjadi halusinasi di mana orang merasa melihat hilal padahal hilal sesungguhnya belum ada. Ini terjadi di berbagai negeri baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di Arab Saudi penelitian tentang 45 kali Ramadan sejak Ramadan 1380 H sampai dengan Ramadan 1425 H, menunjukkan bahwa dari 45 kali Ramadan itu ternyata 29 kali hilal masih di bawah ufuk tetapi diklaim telah terukyat. Penetapan Zulhijah beberapa tahun terakhir juga ternyata Bulan masih di bawah ufuk. Pada tahun 1428 H (2007 M) penetapan Zulhijah Arab Saudi oleh Majlis al-Qadla’ al-A’la mendapat kecaman teramat pedas dari Islamic Crescents’ Observation Project (ICOP) dan diminta untuk mencabut penetapan tersebut.
Kenyataan-kenyataan di atas menunjukkan bahwa rukyat ternyata tidak memberikan suatu penandaan waktu yang pasti dan komprehensif dan karena itu tidak dapat menata waktu pelaksanaan ibadah umat Islam secara selaras di seluruh dunia. Itulah mengapa dalam upaya melakukan pengorganisasian sistem waktu Islam di dunia internasional sekarang muncul seruan kuat agar kita memegangi hisab dan tidak lagi menggunakan rukyat. Seruan ini masih belum banyak disadari lapisan luas masyarakat Muslim karena kekurangan wawasan dan hanya berpegang kepada tradisi yang diwarisi beberapa abad dari zaman lampau. Kenyataan di atas juga menunjukkan bahwa penyatuan penanggalan Islam tidak hanya cukup pada tingkat nasional masing-masing negara, karena adanya masalah puasa Arafah yang menyangkut lintas negara. Penyatuan penanggalan secara nasional saja belum sungguh-sungguh menyatukan karena ada masalah puasa Arafah. Oleh karena itu penyatuan penanggalan Islam itu seyogyanya harus internasional.
Sebagai catatan akhir, marilah kita coba melapangkan dada dan menengok permasalahannya secara luas baik dari segi dalil-dalil nash al-Quran dan hadis maupun dari segi ilmu astronomi yang juga merupakan ilmu Allah “yang diuraikannya untuk menguak ayat-ayat-Nya bagi kaum yang mengetahui” [QS. 10: 5]. Selama pemerintah menggunakan Imkanu Rukyat dengan mensyaratkan 2 derajat, maka perbedaan pasti akan terjadi.. untuk Idul Fitri tahun ini (1432H) metode melihat langsung atau rukyat akan sangat susah dilaksanakan apabila ketinggian hilal masih dibawah 5 derajat, padahal pada waktu 1 syawwal 1432 H nanti, ketinggian hilal masih diposisi 1 derajat. “Selama ini ahli astronomi dunia masih menyangsikan kemampuan manusia dalam melihat hilal diposisi kurang dari 5 derajat, rekor melihat hilal sampai saat ini adalah di angka 5 derajat,”
Selama Perbedaan itu tidak melanggar Syari’at islam ayoo kita jadikan perbedaan itu sebagai sarana agar umatnya senantiasa berfikir, mari kita gunakan akal kita untuk berijtihad (berusaha)


Tuesday, July 3, 2012

Rindu si Doi


Rindu.rindu….alamak!! rindu ini terasa berat, sesak dan membuat nggak enak makan, nggak tidur, nggak enak ngapa-ngapain. Rasanya tidak pernah saya di hantam rasa rindu sedahsyat ini….Rindu dengan “morning smile” istriku di pagi hari, rindu masak-masak dan makan masakan buatan istriku. Rindu naik motor sambil dipeluk dari belakang. Rindu sholat berjamaah dengan istriku …“Ayah rindu bunda”…. Ayah rindu kebersamaan dengan bunda, rindu bermain-main dengan bunda, rindu ngusilin bunda, rindu semuanya tentang bunda... aiiih rinduuu.

 Paragraph di atas agak alay yah kesanya. Tapi yah seperti itulah perasaan saya saat ini gara-gara berpisah dengan istri. Apalagi setelah tahu istriku sudah mengandung anak kami,.. Semakin rindu dan sayang aja sama si doi. Rasanya tak sabar menunggu pagi… Tak sabar pengen pulang ke Indonesia. Tak sabar lagi melihat senyumanya.

Esok pagi abang pulang sayang
Kuala Lumpur Juli 2012

Yang Lagi Merindu
“b”

Sunday, July 1, 2012

Ranting Istimewa Dari Sebuah Cabang Istimewa




Alhamdulillah, waa syukurillah wala ilaha illalah wallahu akbar,.. Setelah kurang lebih 2 tahun dipercaya menakhodai PRIM-KLS, akhirnya semalam 30 Juni 2012 bertempat di Pantai Hillpark Kuala Lumpur, titipan amanah itupun berakhir. 

Di acara yang di saksikan rombongan PCIM, MPM atau Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, beserta  kawan-kawan serta beberapa simpatisan Muhammadiyah di KL. Prosesi pergantian atau pemilihan ketua PRIM-KLS pun berjalan dengan lancar dan kekeluargaan. 

Rasanya di dalam dada ketika itu bercampur berbagai jenis perasaan ada bahagia, tegang, sedih, bercampur baur. Bahagia karena amanah berat yang selama ini di emban dipundak lemah nan ringkih ini sudah terlepas, sedikit tegang karena harus membacakan laporan evaluasi dan pertanggung jawaban organisasi di depan orang2 "gede"... namun ada perasaan sedih juga  karena selepas acara "serah terima" amanah, dalam beberapa hari kedepan saya sudah harus  segera pulang ke tanah air dan meninggalkan kawan-kawan yang selama ini "berjuang" bersama-sama di Malaysia. 

Dalam kurun waktu yang cukup lama bersama kawan-kawan di UM khususnya yang tergabung bersama di PRIM-KLS atau Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah-Kuala Lumpur Sentral, merasakan dinamika "pasang-surut" sebuah organisasi dakwah Muhammadiyah yang di gawangin mahasiswa Indonesia di Malaysia. Ada banyak tantangan, hambatan, cobaan serta suka-duka, cerita sedih maupun gembira dalam  berorganisasi yang telah terlalui. Cerita yang sampai kapanpun akan tetap saya kenang sebagai sebuah "rentetan" cerita luar biasa di tanah rantau.

Sebagai sebuah "Ranting Istimewa" Muhammadiyah di luar negeri, PRIM-KLS merupakan sebuah "perpanjangan tangan" syiar dakwah persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi ranting yang "istimewa" dari sebuah "cabang istimewa". 

Semoga dengan peralihan estafet  kepemimpinan dari nakhoda yang lama kepada yang baru, dinamika organisasi dakwah ini bisa lebih dinamis dan konsisten dalam ber-"amar ma'ruf nahi mungkar". 

Mohon maaf atas segala kekurangan dan segala ketidak sempurnaan dalam perjalanan kurang lebih 2 tahun semenjak didirikanya di Kuala Lumpur. Tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan itu hanya ada pada Allah azza waa jalla, tuhan seru sekalian alam dan maha segalanya.

Last but not least, selamat buat saudara Khoirul Fadli Effendy sebagai ketua baru PRIM-KLS, pengemban amanah dari sebuah ranting istimewa dari sebuah cabang istimewa. Nakhoda dari sebuah kapal dakwah kapal yang berjalan dengan panduan "al-Qur'an dan As-sunnah" dan dengan mesin berlabel "laa ilaha Illalah, Muhammaddarrasululah"... siap berlomba-lomba dalam kebajikan.

Fastabikhul khaerat,
Kuala Lumpur, 1 Juli 2012


Budi Hamuddin




Thursday, May 3, 2012

I-City



Semalam tanpa kuberitahu terlebih dahulu, istriku kuajak ke suatu tempat yang bernama I-City. Suatu lokasi pariwisata keluarga, yang terletak di Bandar Shah Alam Malaysia. Ceritanya istriku semalam “kuculik” kesana tanpa sepengetahuanya. Soalnya kalau kuberitahu akan kubawa kesana pasti dianya “menolak”…Bersikukuh dengan janjinya yang tidak akan pergi ke I-City… dia kadung kecewa dengan tempat wisata yang menawarkan sejuta lampu-lampu itu. Pengen tahu kenapa istriku sampai kecewa dan akan menolak, kalau tahu akan dibawa kesana??... Silahkan lanjutin ngebaca ceritanya yaa..

Sebenarnya kami sudah beberapa kali merencanakan akan berwisata kesana, dan setiap kusinggung recana mengenai jalan-jalan ke I-city, binar-binar dimata istriku langsung muncul. Nampak dengan jelas istriku ingin sekali kesana. Kalau di hitung-hitung sudah ada 7 kali  kami merencanakan akan kesana namun selalu ada aja kendala mostly gara-gara Hujan dan saya mesti lembur kerja.

Sampai malam sabtu kemaren, istriku bener2 “merajuk” ketika planning kami ke I-City batal lagi. Sampai istriku berkata “adik nggak mau lagi kesana..titik”… trus kutanya “kenapa dek..?”… “selalu ada aja halangan” .. jawabnya dengan pendek… dan istriku pun melajutkan merajuknya dengan sukses …. Sampai waktu makan malam.

Memang sih kendala di sabtu malam kemaren itu diluar dugaan kami, namun berkaca dengan peristiwa yang lepas, mungkin keputusan yang kuambil untuk membatalkan rencana ke I-City ada baiknya. Berjaga-jaga, jangan sampai hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Dengan alasan “faktor keamanan” kubatalkan janjian “pacaran” dengan istriku hari itu.

Saat itu memang masa-masa yang mencekam di KL, karena keesokan harinya akan diadakan demonstrasi besar-besaran oleh pihak oposisi yang di gawangi oleh partai-partai diluar pemerintahan. Aura demonstrasi dengan judul “Bersih 3.0” bener-benar membuat situasi diwilayah KL sungguh tidak nyaman. Patroli serta barikade polisi dan pemblokiran jalan ada dimana-mana khususnya di daerah-daerah yang dianggap rawan.

Situasi yang sangat tidak kondusif untuk beraktifitas apalagi acara “hang-out” dengan orang-orang yang kita cintai. Sungguh tidak romantis, jika saat mau berdua-duaan dengan istri sendiri tahu-tahu di ciduk polisi…hehe.   

Satu hal lagi yang membuat saya ragu untuk keluar “pacaran” dengan istriku  saat itu adalah warna kendaraan tunggangan kami “si bumblebee” yang berwarna kuning. Yang notabene warna yang menunjukkan “atribut” para demonstran. Silap-silap kami berdua diciduk polisi Diraja Malaysia gara-gara dikira mau ikutan demonstrasi juga…wkwk

Anyway, lagi-lagi ini masalah  politik, nggak di Indonesia, nggak di M’sia. Kalau nggak setuju dengan pemerintah yaa demo. Nah kali ini di M’sia cerita versi si merah vs si kuning. Dimana Warna merah melambangkan warna pendukung pemerintah lawan warna kuning si oposisi…..Si merah akan di demo si kuning. So terpaksa hari itu kembali lagi motor kuningku itu ngetem dengan damai di rumah aja, seperti ketika demonstrasi sebelumnya  “Bersih 2.0” beberapa waktu yang lalu terjadi… mau tahu cerita kami waktu itu ..bocorannya baca disini.

Saya pribadi mah nggak setuju dengan yang namanya demo-demoan apalagi yang anarkis yang sampai ngerusak-ngerusak tapi saya lebih tidak setuju dengan yang namanya  ketidakadilan terhadap rakyat apalagi yang di demon adalah pemerintah yang korup dan tidak pro rakyat seperti di beberapa kejadian di berbagai belahan dunia saat ini, termasuk mungkin yang terjadi dinegaraku sendiri Indonesia.

Namun bagian yang membuatku tertarik dari cerita si kuning yang mendemo si merah di Malaysia kali ini adalah berita-berita yang muncul di “akhbar” atau koran/suratkabar di Malaysia 1 hari selepas “Bersih 3.0” berlangsung.

Sebagai mahasiswa linguistics University Malaya dan pemilik nilai mata kuliah CDA (critical discourse analysis) yang bisa dibanggakan…ceeile…hahaha. Phenomena pemberitaan mengenai “bersih 3.0” langsung mengusik naluri Linguist-ku.  Jadi tadi pagi langsung kubeli surat kabar yang Pro-pemerintah dan yang Pro-Oposisi. Hehe,… Hasilnya kawan-kawan pembaca pasti sudah menebak bagaimana peristiwa demonstrasi itu di beritakan…. Kalau belum bisa menebak kalau gitu lihat lagi deh digambar diatas dan baca judulnya dengan teliti, minimal sedikit banyaknya kita belajar tentang ilmu “mass media” dengan memperbandingkan 2 koran lokal dengan oplah yang besar di Malaysia. 

Prof. Dr. Farclough
Mass media seperti Koran, TV acap kali dipergunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk penggiringin/pembentukan opini karena daya jangkaunya. Jadi teringat dulu waktu belajar mata kuliah  CDA dengan Prof. Zuraidah dan Dr. Zurin yang belajar langsung dengan Farclough dedengkot CDA dan Linguist yang terkenal itu (jadi secara nggak langsung saya ini cucu murid Mr. Farclough…. Numpang terkenal aahh …hahaha)…anyhow di Mata kuliah itu saya belajar bahwa “mass media” akan selalu dipengaruhi oleh; Ideology, Policy maker serta Rating/oplah.  Jadi diperlukan critical analysis ketika melihat sesuatu bentuk discourse di mass media agar kita tidak tersesat.

Alamakkk!!,… ngapaen yah ngebahas Demo, Mass media sampai melibatkan Mata kuliah kesukaanku CDA.

Anyway yuks back to the story… Story tentang kisah “merajuk” istriku dimalam itu… Alamak, kalau ini cerita itu tersebar bisa-bisa saya kena “embargo”… hahaha. Tapi sebagai pencinta CDA dan cucu murid dari Mr. Farclough saya tetap akan bercerita tentang kisah dimalam itu.

Nampak kekecewaan dimata istriku ketika kami membatalkan rencana kesekian kalinya ke I-city, sampai-sampai terucap kalimat dia berujar “nggak akan ke I-city lagi”…. Deg.deg dueerr!!... kaget juga sih ngedenger itu langsung terucap dari mulut mungil yang sehari-harinya selalu mengatakan yang baik-baik, manis-manis khususnya kalau berhubungan dengan saya… Seperti  “abang ganteng deh”,..”Abanglah laki-laki paling ganteng no 1 di seluruh dunia” atau “I love you bang, bertubi-tubi”… dan masih banyak lagi yang lainya….hahaha....  tapi ntar dikira saya dikira narsis bin lebay stadium akut… padahal itu 100% fakta,… 

Off course dong sudah selayaknya suami atau istri kita yang menjadi “kekasih halal” yang merupakan orang yang paling cantik/ganteng dimata kita…. Kalau nggak patut dipertanyakan itu…soalnya bagiku istrikulah juga wanita paling baik, paling manis paling cantik no.1 sedunia…. Paris Hilton, revalina S temat, Anna altafunnisa aja lewat.. tetep istriku yang terbaik.

Dalam hati ketika melihat binar di mata istriku itu pudar dan berganti mata yang berkaca-kaca menahan kekecewaan (agak lebay sih..hehehe). Tapi saya sadar bahwa saya sudah membuat istriku sedih. Dan dalam hati saya langsung berjanji “saya akan secepatnya membawa istriku ke I-city"... 

Dan semalam tanpa memberitahu istriku mau kemana sebenarnya. Kubonceng istriku dengan motor kuningku ke arah luar Kuala Lumpur menuju Shah Alam. Sebenarnya sih istriku sempat nanya ketika kuajak dating keluar malam itu itu trus kubilang aja ke “Icee” buat liat bintang-bintang. Padahal kata icee itu adalah akronim samaran dari I-City tempat dimana istriku akan kubawa.

Tapi dasar istriku orangnya cerdas, dibelokan terakhir  diatas motor kuningku menuju ke I-city dia langsung bisa menebak akan di bawah kemana si doi. “kita mau ke I-city yaah bang?” tanyanya. Kufikir dia akan marah atau akan minta pulang ketika dengan jujur kujawab “iya sayang”, padahal pengen kuberi kejutan setibanya di I-city. Tapi apa yang terjadi, pegangan tanganya langsung mengetat di pinggulku, sampai sesak napasku dibuatnya, lalu istriku berkata “I love you sayang”.

And the story ended so sweet malam itu, semalamam di  I-city kami bergandengan tangan berjalan-jalan melihat begitu banyaknya lampu-lampu yang bersinar terang yang berbentuk beraneka ragam ada yang berbentuk pohon, binatang, orang,dll dan Istriku sangat menikmati malam itu. I -City atau julukanya “the City of Lights” semalam itu telah menambah binar-binar cahaya indah pantulan dari ribuan cahaya lampu di mata istriku.. Indah.

Nampak dengan jelas semalam binar-binar indah kebahagian terpancar dari matanya yang teduh, mata yang dulu dan sampai sekarang selalu menyimpan kekuatan yang "aneh" dimana setiap kutatap mata istriku, rasanya,  rasa sayang dan cintaku terhadanya semakin besar, Saya cuman bisa berucap pendek ketika ungkapan "I love you abang" keluar dari mulutnya yang indah berkali-kali,... "I love you too sayang".


Love en Honey 

Budi & Cathy

Saturday, March 10, 2012

Hepi Best Day Cathy Sayang...


Selasa 6 Maret 2012 kemaren merupakan hari ulang tahun istriku tersayang. Ada cerita nan spesial terukir yang sampai membuat istriku matanya berkaca-kaca di malam menjelang kami tidur dimalam itu. Kali ini akan saya share dengan pembaca setia blog saya ini. Cerita tentang sebuah hadiah "istimewa" yang kuberikan dengan cara yang "istimewa" juga di malam ultah istriku tersayang...Penasaran..!!.

Ceritanya bermula disini...  Disebuah tempat keramaian yang sangat terkenal sebagai tujuan para wsatawan baik lokal maupun mancanegara ketika mengunjungi Kuala Lumpur. Central Market atau lebih dikenal dengan sebutan "Pasar seni". Disinilah awal saya mendapatkan ide untuk memberikan hadiah spesial tersebut. Hadiah "unik" yang saya yakin tak akan pernah dilupakan oleh istriku tersayang.

Dear All,.. hadiah tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang mahal2 amat atau sesuatu yg susah untuk dicari namun "kesempatan" ,"originalitas ide" serta "cara" saya memberikanya ,yang menjadikan hadiah itu menjadi hadiah spesial dan "unforgettable" moment buat kami berdua, 2 sejoli yang masih mabuk ber-honeymoon-ria semakin bertambah mesra.

Oke... kembali kecerita hadiah yang kubeli di pasar senitersebut. Beberapa hari sebelum istriku tercinta berulang tahun, saya mengajaknya jalan-jalan ke kawasan pasar seni, maklum masih penganten baru, jadi hobi jalan-jalan berdua sambil sesekali bergandengan tangan di keramaian. 

Nah di kawasan pasar seni itu kami berjalan2 sambil window shopping (sambil pegangan tangan tentunya...hehe). Setelah berkeliling-keliling kami menuju sebuah stall atau kedai sebuah barang2 yang menurut saya biasa saja, tapi karena menuruti antusiaisme istriku yg nampakx penasaran dan suka banget dengan beberapa jenis barang yang ada disitu, akhirnya kami menuju ke gerai tersebut.

Di stall tersebut, istriku yang sedari tadi penasaran dengan beberapa barang yang menurutnya bagus, langsung bersemangat melihat beberapa jenis barang yang dijual disitu dan sambil menarik-narik tanganku dengan manja serta tak lupa kerlingan mata dan senyuman manisnya ia keluarkan membujukku membelikanya "barang" tersebut. Sambil berkata "ini manis loh yah,.. bunda beli yah,...satu buat ayah satu buat bunda". Lalu kutatap mata istriku dan bertanya... "bunda suka?... kulihat ia mengangguk dan tersenyum "beneran suka?"... "iya ayah, bunda suka banget".

Heehehe..!!. sedikit bocoran,.. Dulu sebelum tunangan kami berdua sudah sepakat akan saling memanggil "ayah dan bunda" jika kelak kami menikah. Alhamdulillah selepas kami di ijab kabulkan tepat sebulanan kemaren,  kami sudah membiasakan diri saling memanggil "ayah-bunda". Namun kadang juga sih kami masih menyelingi dengan panggilan abang-adik atau beberapa panggilan2 lucu plus julukan sayang masing2 (kalau yg ini mah disensor .. julukan atau panggilan sayang itu hanya kami berdua aja yang boleh tahu..hehehe).

Nah disitulah muncul ide untuk "mengerjain" istriku. "aaah..!! bunda kayak anak2 aja, ingat umur bunda"...cerocosku dengan mimik wajah agak dibuat agakketus. Tiba-tiba aja raut wajah istriku berubah, mendengar ucaoanku tersebut. Mungkin dalam fikiranya, kok suamiku bisa-bisanya ngejawab seperti itu. Sambil menarik manja tanganku sambil mencoba membujukku dengan senyumanya dengan tujuan agar saya luluh.

Tapi ideku untuk melanjutkan rencana "mengerjai" istriku tetap berjalan. Lalu kutambahin pula beberapa kalimat "ofensif" untuk semakin menunjukkan keketusanku, seperti,.."nggak mau aah punya istri kayak anak2" dan "awas loh ntar bunda berubah jadi anak kecil" maksudnya sih agar dianya cemberut. Tapi anehnya istriku itu tidak sedikitpun cemberut, hanya helaan nafas panjang aja yg kulihat ia lakukan. Lalu merangkul tanganku dan mengajakku berlalu dari stall tersebut.

Kutahu jelas bahwa istriku sangat menginginkan "barang" tersebut. Namun sengaja kubersandiwara agar ada kesan ketika barang "istimewa" tersebut kuberikan kepadanya. Rencananya untuk menambah kesan istimewanya maka barang tersebut akan kuberikan pada "saat" yang istimewa  dengan "cara" yang istimewa.

Kapankah itu ..??  yaitu 2 hari lagi tepat ketika istriku merayakan hari ulang tahunnya yang ke-26 yang jatuh tepat pada tanggal 6 Maret 2012. Ingin tahu caranya bagaimana... lanjutkan membacanya..!

Pagi D-day,.. atau pagi hari-H atau 6 Maret pagi kemaren yang bertepatan dengan hari jadi istriku.Tidak ada yang spesial sebenarnya awal hari itu. Hanya kecupan manis yang mendarat di bibir istriku ketika baru terbangun di shubuh hari sambil kuucapkan "selamat ulang tahun, sayang".  Kalaupun ada yang sedikit spesial di awal pagi itu mungkin hanya doa selepas kami sholat shubuh berjamaah yang sedikit kupanjangkan, memohon segala-segala kebaikan yg terbaik buat istriku tersayang.

Siang-nyapun berlalu dengan seprti biasa, Kami cuman melanjutkan series jalan-jalan kami mumpung masih penganten baru dan hari itu kami hanya mengunjungi rumah Pak Mahatir Muhammad mantan Perdana Menteri Malaysia di Sri Perdana. Trus mengunjungi beberapaa klinik-klinik dekat rumah demi menjalin silaturahim dengan beberapa dokter dsitu....yaah itu saja...

Sorenya-pun biasa aja,..karena kami kecapean habis dari jalan-jalan, tiba dirumah langsung tepar, tidur tahu-tahu maghrib sudah mau menjelang untung kami sudah sholat ashar baru istirahat tadi. Trus selepas itu istriku masak, klw yg ini agak lumayan spesial sih,.. Alhamdulillah kalau urusan dapur istriku ini istri yang jempolan, masakanya selaau bisa menggugah selera makanku, namun selalu yang selalu spesial adalah racikan "sambal"nya itu...luar biasa... sampai berkeringat-keringat kalau makan. ...hahaha. Lalu sayapun pamit untuk pergi "nyangkul". kebetulan hari itu ada jadwal ngasih privat.

Malam-nya itu yg luar biasa, berkesan sampai kapanpun.. kronologisnya seperti ini, Pukul 10.00.pm saya pun tiba di rumah. Kesan yang kubuat adalah seperti biasa saja. Salaman seperti biasa plus Cipika-cipiki lalu masuk kamar ganti baju dan siap-siap istrahat malam. Saya cuman sempat menyelinap sebentar sambil membawa HP si bunda ke TKP untuk mempersiapkan kejutan.

Begitu mau tidur, dan sedikit "ritual" suami-istri ..hehehe, maksudnya itu berdoa bersama sebelum tidur. selepas itu kamipun berangkulan....hehehe #sensor#. Trus sambil berangkulan kubisikin istriku.."kayaknya tadi ada pesan masuk deh di BB bunda waktu bunda ke dapur tadi kayaknya gambar, coba di cek dulu dek, mungkin penting"

Lalu dengan sedikit malas-malasan di raihnya hape-nya, trus di ceknya BB-Curve nya yang dia beli dari gaji diawal-awal ia menjadi dokter jaga di sebuah klinik kesehatan di Riau. Lalu dengan mimik setengah kaget ia pun memperlihatkan sebuah gambar kepadaku. Gambar yang ada disamping itulah gambar yang ia perlihatkan kepadaku. Dengan sedikit senyuman kukatakan "Apa bacanya sayang?".... lalu iapun membacanya dan semakin penasaran lalu tersenyum. Kulanjutkan perkataanku "bunda tahu kira-kira dibagian sebelah mana dirumah kita ini, tulisan itu berada?". Sejenak ia berfikir "kayaknya di kamar sebelah deh sayang soalnya ada setrikaanya". Kusengaja memang memasukkan "setrikaan" itu agar istriku bisa menebaknya dengan cepat.

"Bunda tunggu apa lagi ada kejutan menantimu disitu"....... Ia pun tersenyum dan segera berlalu kekamar sebelah, Kamar yang kami sebenarnya peruntukkan sebagai kamar tidur untuk tamu jika ada keluarga atau kawan-kawan yang maen ke KL. Yang jika tak digunakan selalu dipergunakan oleh istriku sebagai runag kerjanya (baca: ruang setrikaan)..hehehe

Begitu lampu kamar itu ia nyalakan, Istrikupun segera menuju ke sudut dimana ia gunakan sebagai tempat setrikaan. Lalu iapun memandang dengan raut wajah yg sangat penasaran, dengan serta merta setelah melihatku tersenyum kepadanya Ia pun menyibak kertas tersebut.....

Dan hadiah "istimewa" tersebutpun terbuka. Istrikupun meraihnya, begitu hadiah tersebut sudah berada di genggamanya dan serta merta iapun menciumnya, lalu mengalihkan pandanganya ke arahku. "terimakasih yaa bang, Adik suka"... lalu merangkulku dan menciumku......kutatap matanya, mata itu semakin indah dengan sedikit berkaca-kaca dgn airmata bahagia... Happy ending


Selamat Ulang tahun Sayang, Loving you as always
Your love

"b"


Ps;

-    Ada yang bisa nebak nggak apa hadiah yg kuberikan sama istriku??..yg benar dapat hadiah "istimewa" itu juga
- sengaja dipostingx lambat, sekalian nunggu bertepatan dengan pas sebulanya kami resmi menikah..weuw.weuw..hehehe

Saturday, February 4, 2012

B&C ...Wedding Invitation


Mohon Doa Restu
Semoga keberkahan selalu menyertai kami dalam mengarungi hidup bersama.
Dan 
Saling mencintai sampai ke syurga 


Kedua Mempelai
Budi Hamuddin (Budi) and Astuti Pratiwi (Cathy)



Ini Budi Ini....Ini Keluarga Budi


Jika anda bersekolah SD di era 80-an hingga 90-an, atau punya anak yang bersekolah dalam kurun waktu tersebut, pasti sangat familiar dengan  buku Bahasa Indonesia terbitan P & K diatas. 

WATI, BUDI, IWAN adalah nama kami bersaudara pemberian Bapak dan Ibu kami... Penasaran!

So, perkenalkan nama saya BUDIANTO HAMUDDIN atau nama yang saya pergunakan di FB atau di beberapa social networking adalah “Budi Hamuddin”. Adik-adik saya di rumah biasanya memanggil dgn sebutan Kak Budi, dan kalau di Malaysia rata2 kawan2 memanggilnya dengan panggilan Bang budi, kalau di apartment mereka biasa manggilnya  mas Budi, kakek maupun nenek saya di Makassar biasanya manggil Daeng Budi. Jadi mau manggilnya apa terserah aja, yang penting "ada budi"nya, ... silahkan...

Bapak saya bernama Ir.Hamuddin saat ini pekerjaan beliau ngajar sbg dosen sekaligus juga Imam disebuah masjid. Kalau ibu saya namanya ibu Asringai, beliau mantan guru SD. Nah karena beliau mantan guru SD dan telah mengabdi selama puluhan tahun sebagai guru SD, maka nama anak2nya sebagian besar terinspirasi dari buku bacaan keluaran Dinas P&K serta balai pustaka tempo dulu itu…. 
WATI, BUDI, IWAN adalah nama kami bersaudara pemberian Bapak dan Ibu kami... Penasaran! lanjutkan bacanya..
 
Nama kakak saya yg tertua adalah Rahmawati Hamuddin dengan panggilan kak Wati
lalu saya  Budianto Hamuddin. a.k.a. Budi
terus adik sy  Nurul Ikhwan  yg biasa kami panggil dek Iwan

Nah itulah nama2 kami hasil kolaborasi antara bpak dan ibu kami…. ibu yg ngusulin nama kecilnya lalu di buat keren dengan nama panjang sama bapak, menurut sya itu sungguh kolaborasi yg kompak. 
Waktu kecil kami sempat nanya sama ibu, kok nama-nama kami disamaain dengan tokoh2 di buku anak SD, ketika itu jawaban ibu saya simple “ dibuku itu wati, budi dan iwan digambarkan sebagai anak yang baik, dan ibu ingin kalian seperti itu”. Lalu ditambahkan oleh bapak "kami ingin kalian bisa jadi teladan bagi banyak orang" 

Lalu rencana ibu sama bapak untuk ber-KB dengan cukup 3 anak saja  buyar, ketika adik saya no.4 muncul. Mungkin kalau IWAN di dalam buku bacaan fenomenal terbitan P&K tersebut punya adik, pasti namanya akan disamain lagi...hahaha

Anyway, Adik saya yang no.4 adalah Nurhuda (a.k.a. Huda) nah ada yang lucu waktu pemilihan nama adek sy yg no.4. Waktu itukan lagi Seagames pas lagi asyik2 nonton. Pas pertandingan olahraga renang putra yang waktu itu nama atlit yang juara satunya Nurul Huda, pas si Atlit itu juara dan nyentuh finish, tiba2 ibu yang duduk deket bapak kontraksi mau melahirkan si adik sy itu,.. nah langsung aja bapak kefikiran anaknya mau dikasih nama dgn nama si atlit, feeling bapak sih anakya yg no.4 ini bakalan anak cowok… eeh pas dilahirkan ternyata Cewek..hehehe tapi karena sdh niat yah namanya agak di revisi dikit biar jadi agak feminim kedengaranya dalam bahasa arab, soalnya si bapak selain bahasa Inggris ngerti juga dikit2 bahasa Arab…so jadilah adik sy yg no.4 namanya Nurhuda.

Nah kalau adik saya yang bungsu,.. Namanya Nursyamsi, trus kami manggilnya dek Nur, kmi sih nggak pernah tahu alasan dibalik pemberian namanya, mngkin karena waktu lahirnya siang kali yah, dimana matahari (syam) bersinar. Tapi sedikit banyak doa org tua kami terjawab, adik kami yg terakhir itu mirip matahari, tpi  dari segi bentuk..hehe,.. agak bulet.!!

Mmmh.....!! jikalau ada yang membaca blogwalker atau reader yang ngebaca tulisan ini, doakan kami semua yaa"semoga bisa menjadi orang yg baik dan bisa jadi tauladan bagi orang banyak" sesuai doa orang tua kami.... Last but not least,..Terimakasih P&K yang sudah mencetak buku fenomenal tersebut yang menginspirasi orang tua kami menamai kami dengan nama yang "indah dan baik" itu.

-love-
Ini Budi 

Monday, January 23, 2012

Lunch at KLCC



Kini sudah memasuki bulan kedua saya kembali menjadi orang kantoran, semenjak kutinggalkan kerja lamaku di BESEDO, untuk pulang ke tanah air beberapa bulan yang lalu. Kini ritme sebagai orang kantoran rasanya sudah mulai bedenyut teratur kembali. Tempo kehidupan dengan jam kerja sebagai acuan sebagai orang kantoran terlewati tanpa terasa di Malaysia.

KBRI-KL atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur adalah “sawah-ladang” baru dimana aku kini “mencangkul” mencari rejeki. Hari demi haripun terlewati dan kini sudah hampir 2 bulan ini  aku tergabung dalam Tim 6P di KBRI-KL.

Tergabung di Tim 6P KBRI-KL yang dibentuk khusus untuk melayani TKI Indonesia yang illegal,  disinilah aku menemukan banyak hal-hal yang baru, berinteraksi dan berkenalan dengan banyak orang. Alhamdulillah, rasanya selama bekerja di KBRI-KL dan membantu mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah ini, pengetahuanku bertambah dan pergaulanku juga semakin meluas.

Menjadi bagian dari Tim 6P dengan “jobdesk” membantu mereka mendapatkan dokumen resmi baik itu passport maupun SPLP (Surat Perjalanan Laksana Passport) agar mereka bisa pulang kembali ke Indonesia atau mengurus “permit kerja” di Malaysia secara sah, sungguh suatu pengalaman yang mengajarkan banyak hal bagiku pribadi. 

Mengurusi para TKI-TKI illegal yang mendapatkan pengampunan dari kerajaan Malaysia, yang jumlahnya sangat banyak memang pekerjaan yang sangat berat. Di Tim 6P inilah aku melihat betapa pihak KBRI-KL sebagai perpanjangan tangan pemerintah RI di Malaysia  bekerja extra keras atau dalam bahasa Melayunya “bertungkus-lumus” dalam membantu para orang-orang kita yang illegal yang jumlahnya ratusan ribu atau bahkan lebih. 

Jam kantoranpun di KBRI-KL ini serasa tidak exist, kalau pada umumnya jam kantoran di Malaysia ini adalah 9.am – 6pm, maka di KBRI-KL ini jam kerjanya adalah sampai orang terakhir di KBRI-KL ini terlayani, atau sampai passport terakhir tercetak.

Kawan-kawan bisa membayangkan atau jika punya masa luang jalan-jalanlah ke KBRI-KL di waktu pagi, kawan-kawan bloggermania akan melihat ribuan orang akan berantri untuk mendapatkan pelayanan di KBRI. Jadi jam kantor itu bisa sampai larut malam. Seingatku semenjak tergabung dengan Tim 6P ini, jam 21.00.pm lah jadwal pulang paling cepat bagi kami sampai saat ini.

Jam kerja yang panjang di KBRI-KL dalam mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah tersebut, seringkali membuatku bertanya-tanya serta penasaran terhadap para staff KBRI yang sering pulang larut malam, khususnya yang sudah berkeluarga ‘bagaimana mereka membagi waktu buat keluarga mereka. Namun jawaban yang kuterima dari beberapa diantara mereka ketika iseng-iseng kutanyakan, sungguh membuatku kagum… inilah dunia kerja mas budi.. ada juga yang menjawab ini adalah amanah sekaligus sumbangsih kita terhadap Indonesia. 

Namun ada juga sih beberapa jawaban yang sempat membuatku tersenyum simpul ketika kutanyakan pertanyaan yang sama salah satunya adalah jawaban yang ini. mau di apalagi mas, si boss pulangnya paling akhir, jadi malu rasanya kalau pulang awal sambil tersenyum simpul. Memang sih dari pengamatan yang kulakukan dalam 2 bulan ini. Bapak-bapak yang berlabel ‘atasan’ di tim 6P seperti kepala atase imigrasi, pak Alwen dan 2 deputinya seperti pak Wahyu dan Pak Galih merupakan contoh atasan yang layak untuk diteladani untuk masalah kedisplinan serta kemampuan mengayomi dan memberi contoh buat para bawahanya. Kerap kali mereka kulihat sering datang lebih awal dan pulang paling akhir di kantor. 

Selain mereka bertiga ‘atasan’ diatas merekapun seperti pak Suryana Sasatradiredja sebagai ketua tim 6P sering kali menunjukkan sebagai atasan yang ‘super-care’ terhadap bawahanya sehingga terasa Tim 6P ini seperti sebuah keluarga besar yang saling mengisi, mengasah serta mengasuh. dan semuanya itu dipersembahkan untuk Indonesia.

Btw kawan-kawan ngerasa nggak tulisan saya ini nggak sinkron dengan judul diatas yah??..hehehe...Judulnya “lunch at KLCC” tapi kok yang dibahas justru kerja baruku  di KBRI..hehehe… anyway sebenarnya masih ada hubunganya sih… jadi ngebacanya jangan di stop sampai disini yaah….lanjutin biar tahu kenapa kuberi judul kayak itu

Anyway the story goes on.

Semenjak bekerja di KBRI ada beberapa kebiasaan baru yang menemani rutinitasku. Salah satunya adalah kebiasaan makan siang di Taman KLCC atau "lunch at the park".  Setiap minggu ada sekitar 2 -3 kali aku ke  KLCC buat makan siang, secara KBRI-KL dan KLCC dimana Twin towers petronas berada sangat lahdekat. Biasanya dengan mengendarai bumblebee si motor kuningku jarak yang dekat itu hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk sampai kesitu.

Makan siang di di KLCC memang nuansanya berbeda loh… nikmatnya lain, ada kedamaian tersendiri rasanya. Tapi kawan-kawan jangan terburu-buru berfikir saya makan di food court lantai 4 KLCC atau di resto-resto mahal di sekeliling menara kembar petronas itu. Makan siang yang kumaksud disini adalah makan siang di taman KLCC dengan membawa bekal sendiri dari rumah sambil menikmati pemandangan Twin Towers dari dekat.

Rasanya hampir setiap hari saya membawa bekal makan siang dalam tupperware yang sedari pagi sudah kusiapkan sebelum berangkat ngantor. Makan siang di taman KLCC ini bukan hanya dalam rangka penghematan tapi menurutku waktu makan itu adalah waktu yang harus dinikmati dengan penuh kesukacitaan dan kedamaian. Tapi itu tak kutemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan siang. Rasanya ribuan orang pada waktu yang sama juga bergerombol di kantin yang tak seberapa luas itu.

Bergerombol, sesak, asap rokok dimana-mana, belum lagi bau badan TKI-TKI yang sudah ngantri berjam-jam. Rasanya kedamaian dalam menikmati makan siang itu susah untuk ditemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan.  Dan pernah sekali kejadian kemeja kantorku hampir tertumpahi kuah rawon yang hitam pekat, ketika merengsek masuk demi mendapatkan sepiring nasi padang.

Anyway, Saya pernah menonton sebuah film drama jepang ketika tokoh utamanya, juga membawa bekal dari rumah lalu makan di taman di dekat kantornya, nampaknya dia begitu menikmatinya. Rasanya ketika itu terlintas difikiranku juga adalah suatu saat kalau berkantor didekat taman, akan bawa bekal makan siang juga ke taman dan makan dengan penuh kedamaian

Tahu-tahu sekarang berkantor di KBRI-KL yang cuman sepelemparan batu dari taman KLCC dimana Twin towers yang merupakan Ikon utama Malaysia berada. Rasanya hepi aja kalau makan disitu ditemani burung jalak dan wisatawan-wisatawan yang mondar-mandir di taman tersebut. Rasanya bersyukur banget sebenarnya bisa makan siang di sana, kadang terfikir juga sih, para wisatawan-wisatawan itu khususnya yang berasal dari Indonesia perlu menghabiskan jutaan rupiah hanya untukdatang ke Malaysia demi bisa melihat dan foto-foto di Twin Towers tersebut. Nah saya, hampir saban hari makan siang disana..hahaha…. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai…


Rasanya pantaslah ucapan syukur seharusnya selalu terlintas dimulut dan hati ini, soalnya sudah begitu banyak nikmat Allah yang tercurah ke pada hamba Allah si pemilik blog yang masih sering alay and narsis ini. Kalau ngomongin makan siang di KLCC rasanya salah satu bagian paling damai selain ketika menikmati menu makanan siang dalam Tupperware sambil melihat burung2 jalak bermain-main disekitar taman tersebut adalah karena di kawasan taman tersebut ada masjid dengan design yang indah, yang kalau shalat disitu selepas menikmati makan siang rasanya hati ini semakin damai… sekali lagi nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai….


Kuala Lumpur, January 2012

Budi Hamuddin