Pages

Tuesday, April 15, 2008

Aku sayang IBU


Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
Menjaga adik Rp20.000
Membuang sampah Rp5.000
Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
Menyiram bunga Rp15.000
Menyapu Halaman Rp15.000

Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

Ongkos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
Ongkos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
Ongkos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
Ongkos khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu -GRATIS
Ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -GRATIS

Jumlah keseluruhan nilai kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”.Kemu dian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya:

“Telah Dibayar” .

KAMU SAYANG IBUMU????

Menjadi Pemimpin Sejati


"Seorang pemimpin adalah seseorang yang melihat lebih banyak dari pada yang dilihat orang lain, yang melihat lebih jauh dari pada yang dilihat orang lain, dan yang melihat sebelum yang lainnya melihat." Levoy Eims, penulis buku Be The Leader You Were Meant To Be. Levoy Eims mencoba memberikan gambaran tentang seorang pemimpin sejati.
Kita semua sangat membutuhkan seorang pemimpin sejati guna membangun budaya positif, kemajuan dan prestasi dalam berbagai bidang kehidupan; misalnya dalam bisnis, organisasi atau sosial masyarakat.Melalui kisah tentang dua orang penjelajah kutub selatan berikut ini kita akan mencoba meneladani bagaimana sosok pemimpin sejati yang sesungguhnya.
Dikisahkan bahwa kutub utara telah berhasil ditahklukkan pada tanggal 6 April 1909 oleh kelompok penjelajah pimpinan Robert E. Peary (1856-1920) asal Amerika. Berita tentang keberhasilan penjelajahan tersebut segera tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dua orang diantaranya tertarik untuk menahlukkan kutub selatan, yaitu Roald Amundsen (1872-1928) dari Norwegia dan seorang pejabat angkatan laut Inggris, Kapten Robert Falcon Scott.Kedua orang tersebut berkeinginan untuk mencapai kutub selatan dari rute yang berbeda. Dikisahkan bahwa tim penjelajah dibawah pimpinan Roald Amundsen berhasil mencapai kutub selatan pada tanggal 14 Desember 1911, atau satu bulan lebih cepat dari tim penjelajah pimpinan Robert Falcon Scott. Selanjutnya tim penjelajah pimpinan Amundsen berhasil kembali pulang dengan selamat. Sedangkan berita menyedihkan datang dari tim penjelajah pimpinan Scott, karena semua anggota tim termasuk dirinya sendiri tewas dalam perjalanan pulang dari kutub selatan. Mengapa dapat terjadi, dua tim yang sama-sama menghadapi tantangan berat selama menembus kutub selatan mencapai hasil yang bertolak belakang? Banyak kalangan menilai bahwa kegagalam tim Scott maupun keberhasilan tim Amundsen sangat ditentukan oleh pola kepemimpinan masing-masing diantara mereka.

Dari sanalah kita mencoba mencermati bagaimanakah pola kepemimpinan masing-masing diantara mereka untuk mengetahui apakah mereka termasuk pemimpin yang ideal atau tidak. Di Inggris, Scott dikenal mempunyai kemampuan memimpin yang luar biasa. Visi dan misi yang ingin ia capai bersama tim penjelajah juga jelas, yaitu mencapai kutub selatan dan pulang dengan membawa keberhasilan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut ia juga melakukan berbagai persiapan. Diceritakan bentuk persiapan Scott antara lain adalah menyediakan sebuah kereta luncur bermesin ditambah dengan beberapa ekor anak kuda.Ia bersama timnya juga menyediakan pos-pos persediaan makanan di sepanjang rute yang akan mereka lalui.
Tetapi bagaimana kelanjutan kisah mereka dan penyebab utama sehingga semua anggota tim termasuk Scott sendiri tewas dalam perjalanan pulang dari kutub selatan? Semua kisah dan kendala yang harus mereka hadapi terungkap dalam surat-surat tulisan Scott yang diketemukan di dalam tubuhnya beberapa bulan setelah kematiannya. Surat-surat tersebut kemudian disimpan oleh Philippa Scott, putra tunggal Scott. Philippa Scott yang meninggal dunia pada tahun 1989 itu menghadiahkan surat-surat milik Scott kepada Scott Polar Research Institute di Universitas Cambridge.Scott Polar Research Institute di Universitas Cambridge memamerkan surat-surat Scott kepada khalayak umum pada tanggal 17 Januari 2007.
Dalam surat tersebut diketahui bahwa kendala serius mulai muncul ketika kereta luncur bermesin itu rusak pada hari ke-5 penjelajahan dimulai. Scott menulis bahwa cadangan tenaga dari anak-anak kuda tak lagi dapat diandalkan. Pasalnya, anak-anak kuda itu tak mampu bertahan dalam cuaca dingin, sehingga anggota tim Scott terpaksa membunuh anak-anak kuda itu di kaki gunung Transantarctic. Setelah itu semua anggota tim terpaksa bahu-membahu menarik kereta luncur seberat 200 pon. Sementara pos-pos persediaan makanan yang sudah dipersiapkan ternyata lokasinya sangat sulit dijangkau.Tim Scott benar-benar kesulitan menemukan pos-pos makanan itu. Sehingga tenaga mereka terkuras. Sedangkan cuaca yang sangat dingin menyebabkan stamina tim penjelajah pimpinan Scott menurun drastis.
Terlebih mereka kurang memperhitungkan kesiapan peralatan penjelajahan, terutama kaca mata. Tak mengherankan jika dalam penjelajahan tersebut anggota tim Scott mengalami kendala kesehatan serius, misalnya; dehidrasi, mata hampir buta, kedinginan, kelaparan, dan keracunan dalam darah. Di sisi lain, Amundsen sebagai pemimpin juga mempunyai visi yang jelas dan tidak berbeda dengan visi yang ingin dicapai tim Scott. Bedanya, Amundsen melakukan perencanaan yang sangat teliti dan persiapan yang matang, termasuk mempelajari metode-metode kaum Eskimo serta penjelajah Arctic lain yang sudah berpengalaman.
Salah satu bentuk persiapan mereka antara lain adalah kereta luncur yang ditarik oleh beberapa ekor anjing. Kekuatan anjing-anjing itu dalam sehari maksimal hanya 6 jam atau sekitar 20 mil perjalanan. Tim pimpinan Amundsen juga menyiapkan pos-pos yang menyediakan makanan dan minuman cukup banyak dan lokasinya mudah dijangkau. Dengan demikian, tim Amundsen tidak kesulitan mendapatkan persediaan makanan di sepanjang perjalanan. Lagipula mereka tak perlu membawa beban terlalu berat.
Selain itu, Amundsen melengkapi timnya dengan peralatan penjelajahan terbaik dan lengkap. Dari sana kita dapat melihat bahwa sudah menjadi tugas pemimpin untuk menentukan arah tim atau organisasi yang ia pimpin. John C. Maxwell mengatakan, "Ibaratnya siapapun dapat mengemudikan kapal, namun hanya pemimpin yang dapat menentukan arahnya." Sosok pemimpin seperti Amundsen maupun Scott sebenarnya sudah mampu memainkan peran mereka sebagai pimpinan, terbukti mereka berdua sudah mampu merumuskan visi dan misi yang hendak mereka capai.
Tetapi seorang pemimpin tak hanya perlu menciptakan visi dan misi, melainkan merumuskan realita yang ada, termasuk kekurangan dan kekuatan yang ada dalam tim, organisasi, negara dan lain sebagainya.Selain itu, seorang pemimpin ideal akan sangat menghargai perbedaan maupun kekurangan masing-masing fungsi sekaligus menciptakan harmonisasi sehingga elemen-elemen yang ada saling mensinergi kemajuan.
Seorang pemimpin juga dituntut untuk peka dan mampu memperhitungkan segenap potensi yang ada untuk menciptakan pertumbuhan dan merealisasikan visi dan misinya menjadi kenyataan. Scott tidak mempunyai kualitas sebagai pemimpin ideal sebagaimana disebutkan di alenia di atas. Ia tidak peka dan tidak mampu mengharmoniskan potensi yang ada di dalam timnya untuk mencapai visi dan misi. Dikisahkan sesaat sebelum berangkat, Scott secara sepihak memutuskan menambah satu orang, yaitu rekannya sendiri, kedalam tim penjelajahan menjadi 5 orang. Padahal bekal ketersediaan bahan makanan tim tersebut hanya cukup untuk 4 orang.Meskipun mereka berhasil mencapai kutub selatan pada tanggal 17 Januari 1912, tetapi kondisi kesehatan para anggota tim Scott sangat lemah dan kelaparan. Melihat kondisi seperti itupun Scott masih berkeras agar timnya membawa pulang 30 pon spesimen geologi. Tindakan Scott itu jelas semakin membebani para anggota timnya, sekaligus membuktikan bahwa ia bukanlah pemimpin yang cukup peka. Padahal kepekaan terhadap kerinduan, keinginan, harapan dan kemauan para anggota tim merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam memimpin. Tindakan Scott yang tidak peka benar-benar fatal hingga menewaskan semua anggota tim termasuk dirinya sendiri.
Dalam sebuah cacatan harian, Scott menuliskan penyesalannya, "It is a terrible disappointment, and I am very sorry for my loyal companions. – Ini merupakan kekecewaan yang begitu dalam, dan saya sangat menyesalkan tindakan saya terhadap rekan-rekan yang sudah begitu setia (para anggota dalam tim penjelajahannya)."Tragedi yang menimpa semua anggota tim diakibatkan Scott lebih mengutamakan egonya sendiri.
Hal itu mencerminkan ketidakmampuan Scott menjadi pemimpin sejati. Kesimpulan tentang kualitas pemimpin ideal sebenarnya senada dengan pendapat Patricia Patton, seorang konsultan profesional. "It took a heart, soul and brains to lead a people ……, - Untuk memimpin orang lain dibutuhkan totalitas pengabdian dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran," katanya. Dengan demikian seorang pemimpin sejati tak hanya harus memiliki kecerdasan intelektual, melainkan kecerdasan emosional.
Daniel Goleman kemudian mengelompokkan tipe pemimpin kedalam 6 golongan, yaitu visionary (memiliki visi), coaching (mendidik), affiliate (mengedepankan keharmonisan dan kerja sama), democratic (menghargai pendapat orang lain), pacesetting (memberikan contoh dan tindakan), commanding (tegas dan berani mengambil resiko).Namun tipe pemimpin paling ideal menurutnya adalah mereka yang mampu menerapkan ke-6 tipe tersebut sesuai dengan kebutuhan secara benar dan tepat. Selama ini kualitas pemimpin sejati dianggap sebagai bakat yang tumbuh dalam diri seseorang secara alamiah.
Tetapi sebenarnya kemampuan menjadi pemimpin sejati dapat dilatih, khususnya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, berpikir dan bertindak positif, membangun jaringan dan kerjasama, menetapkan target-target, berempati, dan lain sebagainya. Artinya, siapapun dapat tampil sebagai pemimpin sejati yang menjadi dambaan semua orang dan berperan siginifikan sebagai pelopor untuk membangun kehidupan kita semua, asalkan ada kemauan dan upaya yang sungguh-sungguh untuk melatih diri misalnya melalui seminar, pelatihan, belajar dari pemimpin yang sukses maupun sejarah kebijakan mereka dan lain sebagainya.
Tq to: oleh Andrew Ho. (Menjadi Pemimpin Sejati)

Monday, April 14, 2008

Tuhan Itu Tidak Ada


Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada". "Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen. "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,Adakah yang sakit??,Adakah anak terlantar??Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.

Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi." Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ?."Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!" "Tidak!" elak si konsumen.

"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana ", si konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur." Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri."Cocok!" kata si konsumen menyetujui.

"Itulah point utama-nya!.

Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi.
orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong !!!


#anonymous#

Untuk Apa Melukai Harga Diri Orang Lain


Peter Daniels adalah seseorang yang lain daripada yang lain, yang kehidupannya ibarat Horatio Alger.
Dilahirkan di Australia, orang tuanya adalah generasi ketiga yang hidup dari tunjangan karena miskin. Peter sekolah dasar di Adelaide.Karena masalah pembelajaran, ia kesulitan memahami serta menggabungkan kata-kata.

Konsekuensinya ia dicap bodoh oleh para guru yang entah terlalu sibuk atau kurang peduli untuk memahaminya.Seorang guru, Miss Phillips, suka menyuruh Peter berdiri di depan kelas di mana ia akan merendahkan Peter dengan berkata, "Peter Daniels, kamu anak nakal yang tidak akan pernah menjadi apa-apa." Tentu itu tidak ada manfaatnya bagi harga dirinya. Akibatnya, ia gagal dalam setiap mata pelajaran di sekolah. Salah satu pilihan karirnya yang pertama adalah menjadi tukang batu.

Beberapa tahun kemudian, menikah dengan keluarga muda, ia putuskan untuk membuka usaha sendiri. Usaha pertamanya gagal total dan dalam waktu satu tahun ia sudah kehabisan uangnya. Tidak kapok, ia melihat peluang lainnya dan menyalurkan energinya untuk menjadikannya sukses. Nasib serupa menantinya, ia sudah kehabisan uang dalam waktu delapan bulan.Dengan tekad baja untuk mengatasi kemunduran-kemunduran tersebut, Peter kembali menerjunkan dirinya ke dunia bisnis yang kompetitif, lagi-lagi kehabisan uang untuk ketiga kalinya. Sekarang ia mempunyai rekor yang sulit dipercaya: kehabisan uang tiga kali dalam waktu lima tahun. Kebanyakan orang akan menyerah pada titik ini.

Tetapi Peter Daniels tidak. Sikapnya adalah, "saya sedang belajar dan saya tidak membuat kesalahan yang sama dua kali. Ini pengalaman yang sangat baik." Meminta istrinya, Robena, untuk mendukungnya sekali lagi, ia putuskan untuk menjual real estat pemukiman maupun komersil.Suatu keterampilan yang telah diasah Peter selama bertahun-tahun adalah kemampuannya meyakinkan orang. Ia seorang promotor yang alami. Sebagian besar karena terus harus berhadapan dengan para kreditor yang menagih.

Selama sepuluh tahun berikutnya nama Peter Daniels sudah diasosiasikan dengan ril estat pemukiman maupun komersil. Lewat seleksi yang hati-hati dan negosiasi yang cerdik ia akumulasikan portfolio yang bernilai beberapa juta dolar. Sekarang ini Peter sudah menjadi pengusaha yang diakui secara internasional, yang telah menciptakan usaha-usaha sukses di banyak negara di seluruh dunia.Teman-temannya mencakup keluarga bangsawan, kepala negara, dan para penggerak serta pengguncang terkemuka di dunia komersil. Ia juga seorang pemerhati kesejahteraan sesama yang sangat bersemangat membantu sesamanya, dan yang kemurahannya telah banyak mendanai upaya Kristiani.

Peter Daniels telah menjalani hidup dari seorang anak yang gagal di sekolah menjadi multijutawan.Peter sekarang sudah menulis beberapa buku paling laris, salah satunya berjudul Miss Phillips, You Were Wrong!" Bagi Anda yang berprofesi apa pun, jangan pernah menghakimi atau melontarkan kata-kata atau kalimat yang mungkin tanpa disadari akan melukai harga diri orang lain. Apalagi yang profesinya sebagai guru atau dosen tidak lucu kan kalau suatu waktu ada murid atau mahasiswa Anda yang menulis buku dengan judul dimana kata pertamanya adalah nama Anda lalu diikuti dengan kata-kata Anda Salah! atau bahkan dituliskan nama Anda lalu diikuti dengan kata-kata Anda Salah Besar! Melukai harga diri orang lain tidak ada manfaatnya sama sekali baik bagi orang yang dilukai maupun bagi yang melukai. Akan lebih bijaksana dan bermanfaat jika orang diberikan penghargaan yang tulus.

Paul Harvey, dalam salah satu siaran radionya, "Kisah yang Tertinggal," menceritakan bagaimana penghargaan yang tulus mampu mengubah kehidupan seseorang. Dia melaporkan bahwa beberapa tahun yang lalu seorang guru di Detroit meminta Stevie Morris untuk membantunya menemukan seekor tikus yang lolos di ruang kelas. Ia menghargai kenyataan Yang Maha Kuasa telah memberi Stevie sesuatu yang tak dimiliki teman sekelasnya. Yang Maha Kuasa telah memberi Stevie sepasang telinga yang tajam untuk mengimbangi matanya yang buta. Penghargaan yang tulus untuk kedua telinganya yang luar biasa itu merupakan hal yang pertama kalinya didapatkan Stevie.

Kini, bertahun-tahun kemudian, dia berkata bahwa tindakan penghargaan ini adalah awal dari kehidupan barunya.ejak saat itu dia mengembangkan anugerah pendengarannya yang menjadikannya seorang bintang yang terkenal dengan nama Stevie Wonder yang merupakan salah seorang penyanyi pop dan penulis lagu terbesar di tahun tujuh puluhan. I Just Call to Say I Love You adalah salah satu lagunya yang sangat terkenal. Jelaslah lebih bermanfaat memberikan penghargaan tulus kepada seseorang daripada melukai harga diri orang lain. Untuk apa melukai harga diri orang lain kalau sudah jelas itu tidak bermanfaat sama sekali. Dalam bukunya 12 Simple Secreet of Happniness (Finding Joy in everyday Relationships) Glenn Van Ekeren mengatakan, dalam hubungan antar manusia dapat ditingkatkan salah satunya dengan cara memperlakukan orang lain secara bermartabat.

Less Giblin dalam bukunya Skill with People juga menegaskan bahwa setiap orang pada dasarnya ingin diperlakukan sebagai seseorang (diorangkan).Perlakukanlah orang secara bermartabat dan sangat besar kemungkinannya Anda pun akan diperlakukan secara bermartabat. Penghargaan yang jujur membawa hasil sementara kritik dan cemoohan gagal mendapatkannya. Kalau pun kritik hendaknya disampaikan, sampaikanlah dengan cara yang elegan yaitu dengan cara menyampaikan kritik tersebut secara pribadi.

Tetapi jika Anda hendak memuji atau mau mengapresiasi orang lakukan kalau perlu didepan orang banyak. Seperti yang ditegaskan oleh Mary Kay Ash, Founder of Mary Kay Cosmetics, "Everyone wants to be appreciated, so if you appreciate someone, don't keep it a secret." Ingatlah bahwa semua orang pada umumnya sangat "lapar" akan penghargaan.Berikan penghargaan yang jujur dan tulus. Kalau hal ini Anda lakukan, bahkan pengurus pemakaman pun akan menyesal tatkala Anda meninggal dunia.

Selamat Tahun Baru 2008. Salam sukses luar biasa buat Anda.

Source;  Elidjen

Bersediakah Kita Melapangkan Jalan Sang Lawan?


Melapangkan jalan bagi lawan kita. Tidak terdengar seperti gagasan yang cerdas, bukan? Orang yang mempunyai kecanggihan berpikir pasti tahu bahwa melapangkan jalan bagi lawan-lawan kita hanya akan menyebabkan kita kalah dalam persaingan. Kalaupun kita melakukannya, maka harus dipastikan terlebih dahulu bahwa jalan yang kita lapangkan untuk lawan-lawan kita itu menuju ke sebuah jurang kehancuran. Jika jalan itu menuju kepada kejayaan, mengapa mesti dilapangkan untuk sang lawan? Logika berpikir kita seharusnya justru mengatakan untuk menjegal setiap langkah lawan dijalan itu. Kita harus memastikan bahwa jalan menuju kejayaan semacam itu hanya boleh dilewati oleh kita saja. Melapangkan jalan bagi lawan kita. Agak terdengar seperti sebuah perumpamaan. Mungkin memang itu tidak lebih dari sekedar kiasan belaka. Bisa iya. Bisa tidak. Secara harfiah bisa berarti melapangkan jalan dalam arti sebenarnya. Kebalikannya, menjegal jalan lawan dalam arti sesungguhnya.

Hal semacam itu bisa terjadi juga. Mari sekarang kita lihat makna kiasannya. Dalam bisnis, organisasi, kerjaan atau politik persaingan tidak jarang diwarnai oleh saling jegal antar kompetitor. Dan rupanya, masih banyak orang yang berpikir bahwa cara terbaik untuk memenangkan persaingan adalah dengan mengalahkan lawan-lawan mereka. Logika berpikir seperti ini, sekilas ada benarnya juga. Tetapi, bagi orang-orang tercerahkan seperti Professor Chan Kim; kemenangan tidak selalu bisa diraih melalui pertarungan berdarah-darah seperti itu. Bahkan, kemenangan terbesar sebenarnya tidak terletak pada pertarungan saling mengalahkan, melainkan saling menumbuhkan rasa 'respek" satu sama lain. Melalui prinsip saling menjegal untuk mengalahkan, semua orang hanya akan memperebutkan kue kecil meski mesti berlumuran darah. Dan dengan darah itu, lautan pun bisa berubah menjadi merah. Menjadi the red ocean.Sedangkan, dengan prinsip saling melapangkan jalan untuk menumbuhkan satu sama lain; kemenangan menjadi milik semua orang. Untuk menang, kita tidak harus menumpahkan darah. Sehingga setiap orang bisa sama-sama untung pula.

Market berhasil dikembangkan, dan total bisnis menjadi semakin besar. Lautan, tidak akan menjadi keruh karena pertempuran. Airnya akan tetap terlihat biru, sebagai tanda tersimpannya potensi yang nyaris tak berbatas. Karena setiap orang yang bersedia melapangkan jalan bagi lawan-lawannya, sesungguhnya tengah berenang dalam sebuah dunia luas yang disebut blue ocean. Dan bahtera tempatnya mengarungi samudera biru itu bernama the blue ocean strategy.

Begitulah yang diajarkan oleh Profesor Kim kepada kita. Dalam hubungan antar manusia, kita juga sering melihat orang yang saling jegal. Entah karena persaingan memperebutkan calon pasangan hidup. Atau perebutan kursi kekuasaan. Atau sekedar ingin mendapatkan pujian dari atasan; orang bisa menjegal orang lain. Fanatisme terhadap seseorang atau kelompok tertentu, bisa juga menjadi penyebab lainnya. Percayalah, kita tidak akan pernah kehabisan alasan untuk menjegal lawan.

Tetapi, apakah kita mesti selalu demikian? Memberi jalan kepada lawan. Mengapa tidak? Jika setiap orang berpikiran demikian, maka didunia ini tidak akan pernah ada orang yang terjegal, lalu terjungkal. Setiap orang, justru akan mendapatkan jalan sesuai haknya masing-masing. Bahkan, ketika setiap orang saling mempersilakan lawannya untuk melintas dijalan miliknya; permusuhan berubah menjadi persaudaraan yang menghasilkan kesejahteraan bersama.Ada yang bilang; jika kita berdada lapang, orang lain bertindak curang! Mungkin bisa demikian.

Tetapi, jika dengan lapang dada itu kita mencapai kemuliaan, hingga Tuhan berkenan menyukai jalan yang kita tempuh; mengapa kita harus takut dengan kecurangan orang? Karena, konon Tuhan pernah berfirman bahwa sesungguhnya orang-orang yang berbuat curang, tidak mencurangi siapapun kecuali dirinya sendiri.

Kita tidak ingin mencurangi diri sendiri, bukan?..............Hore,Hari Baru!

Tq to; Dadang Khawari

Wednesday, April 9, 2008

Gagal Adalah Sebuah Harga Untuk Kesuksesan



Gagal, bagi sebagian orang adalah suatu kata-kata yang memalukan...hal ini terkait dengan kebiasaan masyarakat kita yang melihat sesuatu hanya hasil akhirnya saja,tanpa mau tahu proses yang harus dilalui untuk menuju apa yang telah dicapai.

Kebanyakan orang kita menginginkan sesuatu itu secara instan. Istilahnya ingin kaya tapi tidak mau susah.Paradigma seperti ini mulai saat ini harus sama-sama kita rubah ditengah masyarakat yang menginnginkan segalah sesuatu secarah instan. Ingat kegagalan adalah sebuah harga yang harus dibayar untuk sebuah kesuksesan.

Hal ini bukan slogan biasa...zaman telah membuktikan kepada kita, seperti yang pernah dialami oleh Thomas Alfa Edison, berapa harga yang harus dibayar oleh beliau untuk menuai satu kesuksesan besar. Jangan pernah menyerah, terus berusaha, coba dan coba terus sampai kita menemukan apa yang kita harapkan.

Jangan pernah berhenti, karena berhenti berarti mati.Selamat mencoba, maju terus dan pantang menyerah, biarkan orang memandang kita seperti apa...jangan malu oleh kegagalan yang kita peroleh...jadikan kegagalan itu sebagai guru kita yang paling berharga, untuk menuju kesuksesan

Don't Stop Study


Kita dilahirkan ke dunia telanjang bulat, tanpa membawa apa-apa. Pertama kali kita hadir di dunia ini, kita hanya bisa menangis, dan disambut dengan senyum dan tawa bahagia orang tua dan keluarga yang menanti kehadiran kita. Kalau kita lahir langsung tertawa, mungkin ibu kita orang pertama yang akan jatuh pingsan. Hari demi hari berlalu, kita mulai bisa tengkurap, merangkak, berdiri, dan melalui perjuangan yang penuh dengan jatuh bangun, akhirnya kita bisa berjalan.

Pada awalnya kita tidak bisa apa-apa, namun karena kita belajar berjalan, kita menjadi bisa berjalan. Awalnya kita tidak bisa bicara, bisanya menangis jika kita lapar dan menginginkan sesuatu lainnya; dengan belajar bicara, kita sekarang jadi pandai bicara, bahkan banyak yang bicaranya ngacau… Awalnya kita tidak bisa baca tulis, lalu kita pergi ke sekolah dan belajar baca tulis, sekarang kita sudah pandai baca tulis. Jadi, pada mulanya kita tidak bisa, tapi dengan belajar sekarang kita menjadi bisa. Kata kuncinya adalah belajar.

Selanjutnya, setelah kita dewasa, kita pun berjuang pantang menyerah untuk meraih cita-cita kita. Ada yang berhasil meraih cita-cita yang diimpikannya dan ada juga yang tidak atau belum berhasil. Yang telah berhasil mewujudkan cita-cita atau impiannya biasanya disebut orang sukses. Paling tidak sukses menurut definisinya sendiri. Apalagi kalau hartanya melimpah ruah, pasti orang-orang di sekelilingnya menyebut dia itu “orang sukses”. Ya memang benar sih, paling tidak dia memang telah sukses secara materi walau makna kesuksesan yang sejati tidak melulu menyangkut materi. Kabar buruknya adalah hanya sedikit orang yang menikmati karunia sukses itu, atau dengan kata lain sebagian besar populasi kita masih belum berhasil (kalau enggan disebut gagal) meraih apa yang diimpikannya atau sebut saja dengan kata “sukses”.

Lalu sekarang, ramai-ramai orang berpacu mengejar sukses. Walau mungkin ada di antara yang ikut pacuan itu belum mengerti apa yang ia kejar dan bertanya pada peserta lainnya, “Maaf, boleh nanya. Kita kan sedang berpacu mengejar sukses. Sebenarnya sukses itu apa?”Dengan kesal peserta itu menjawab, “Kamu ini gimana, masa sukses saja nggak tahu. Lha wong saya juga nggak tahu…”

Ha..ha..ha.., ini hanya bercanda. Pesan moral dari cuplikan di atas adalah sebenarnya ada atau banyak di antara kita yang sebenarnya belum memahami makna kesuksesan yang sesungguhnya menurut definisi kita sendiri berdasarkan suara hati kita yang terdalam (inner voice). Lalu, bagaimana kita akan mengejar sesuatu yang belum jelas? Bagaimana kita akan mewujudkan mimpi kita jika mimpi itu masih kabur?

Maka sebagai langkah awal, kita harus mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya, mengetahui tujuan hidup kita yang tertinggi, dan mengetahui misi hidup kita di dunia ini.

Kemudian sekarang pertanyaannya adalah apakah kesuksesan bisa dipelajari? Jawabannya adalah ya, kesuksesan bisa dipelajari. Banyak para ahli dan peneliti yang sudah merumuskan filosofi-filosofi untuk meraih kesuksesan lewat penelitian yang panjang dari pengalaman orang-orang sukses di dunia. Banyak juga kita jumpai buku-buku motivasi dan rahasia sukses yang ditulis oleh para pakar dan para ahli di bidangnya.

Di antara folosofi kesuksesan itu antara lain menyebutkan, jika ingin sukses kita harus :

Memiliki tujuan hidup yang pasti,
Membina kepribadian yang menarik,
Membangun sikap mental positif,
Mengendalikan pikiran dan semangat,
Belajar dari kekalahan dan kegagalan,
dan masih banyak lagi.

Bayak sekali rumus dan hal positif yang mereka tuliskan untuk pencapaian sukses. Namun semua itu tidaklah mudah untuk dilakukan. Terrtama kalau satu bagian dari diri kita belum terprogram untuk melakukan hal itu. Kita bisa saja melaksanakan petunjuk yang disebutkan dalam buku-buku rahasia meraih sukses tersebut tapi hal itu biasanya berjalan tidak lama dan kita kembali pada kebiasaan semula. Sekali lagi ini terjadi karena satu bagian yang amat menentukan dalam diri kita belum terprogram untuk hal itu.
Apakah bagian diri kita itu? Bagian diri kita tersebut sekaligus menjadi jawaban pertanyaan di atas tidak lain dan tidak bukan adalah pikiran kita. Lebih tepatnya pikiran bawah sadar kita. Karena pengaruh pikiran bawah sadar terhadap diri kita 9 kali lebih kuat dari pikiran sadar. Ada sebuah buku yang sangat bagus yang menjelaskan rahasia ini, judulnya Manage Your Mind For Success karya Adi W. Gunawan dan Ariesandi Setyono. Inti yang menjadi pembahasan adalah kesuksesan dan kualitas hidup kita ternyata tergantung dari kualitas berpikir kita. Dan ternyatanya lagi kualitas berpikir kita tidak mungkin positif dan bertambah baik tanpa belajar. Sebuah proses pembelajaranlah yang membuat kualitas berpikir kita semakin baik. Sebagaimana sebilah pisau yang sebenarnya tajam, bila tidak digunakan dan diasah maka lambat laun akan tumpul dan berkarat.

Tidak ada orang jenius di dunia ini yang setelah mencapai suatu sukses, kemudian berhenti belajar karena sudah merasa cukup. Mereka terus mempelajari hal-hal baru, keahlian baru, karena ilmu itu bagai samudera tak bertepi. Ada pengalaman nyata di tempat tinggal saya, seorang tokoh agama yang merasa dirinya sudah pandai dan ia sama sekali tidak mau belajar meningkatkan pengetahuan dan wawasannya lagi. Suatu hari ia membaca sebuah sticker dan langsung tersinggung, marah-marah, memaki-maki dan menjelek-jelekkan orang lain tanpa fakta yang benar, kemudian menarik diri dari pergaulan masyarakat, padahal apa yang tertulis di sticker itu benar adanya dan tidak ditujukan untuk dirinya. Hatinya ternyata sudah mengeras, orang jawa bilang “ati wangkot”. Sebabnya ya itu tadi, ia telah menganggap dirinya pandai dan tidak membutuhkan untuk belajar lagi dari universitas kehidupan padahal dunia terus berubah, masalah terus bertambah dan ilmu itu bagaikan samudera tak bertepi. Umur memang terus bertambah tapi belum tentu kearifan atau kebijaksanaannya juga.

Hadits Nabi mengatakan, “Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat”.

Tidak ada yang membatasi kita untuk berhenti belajar. Bagi yang masih sekolah, belajar adalah makanan tiap hari. Bagi yang masih muda, belajar adalah kewajiban untuk bekal di hari tua. Bagi yang sudah tua, terus belajar akan membuatnya semakin arif dan bijaksana. Bagi yang sudah sukses, belajar adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuksesannya.

Tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti belajar, kecuali maut sudah menjemput. Sehebat apapun kita sekarang, masih banyak hal yang belum kita tahu. Teknologi terus berkembang, politik dan ekonomi selalu berubah, ada undang-undang baru, strategi investasi baru, kawasan industri baru, peluang bisnis baru, keahlian baru, penemuan-penemuan baru, dan lain sebagainya hasil dari inovasi yang tiada henti. Perubahan selalu terjadi, kalau kita tidak belajar mengikuti perkembangan jaman, kita akan menjadi seperti seorang kakek yang baru turun gunung dan mendapati dirinya terdampar di negeri yang asing, terkejut dengan pesatnya perubahan yang terjadi. Seperti kata pepatah, “Tidak ada yang kekal di dunia ini. Yang kekal adalah perubahan itu sendiri.”

Jika diibaratkan konteks itu gelas dan isi itu air, sebuah gelas yang kecil bila dituangi air terus-menerus pasti akan meluap. Maka diperlukan gelas yang lebih besar untuk menampung air yang lebih banyak. Konteks adalah kapasitas pikiran kita menyimpan informasi dan isinya adalah ilmu dan pengetahuan yang kita cari. Dengan terus belajar, konteks kita akan meluas. Dengan isi-isi baru yang relevan, kita akan semakin pandai berlari mengejar sukses.

Pikiran kita bekerja sesuai dengan pemahaman tentang apa-apa yang kita tahu. Jika di era informasi yang semakin canggih ini kita tidak tahu apa-apa, maka kesuksesan hanya akan menjadi seperti istana di seberang sungai, yang dapat kita lihat tapi tak dapat kita capai. Dengan belajar, kita membuat perahu yang berlayar menyeberangi sungai menuju istana impian kita atau membangun jembatan yang menyeberangi sungai itu.Hanya orang bodoh yang berhenti belajar…Selamat belajar hal baru yang akan membuat Anda luar biasa!


Tq to; Dody

Tuesday, April 8, 2008

Tips Menjadikan Hari lebih Cerah


Hari yang cerah (boleh dibaca; berkah) bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.

Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita.

Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah:

“Mulailah dari malam hari.”

Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Standar yang bagus untuk waktu tidur pada malam hari minimal 4 jam dan maksimal 8 jam. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya, jangan lupa berdoa… mintalah kepadaNya hari yang penuh keberkahan untuk esok yang akan anda lalui…

“Bangun pagi lebih pagi”

Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri anda. Jangan lupa tunaikan kewajiban (baca; sholat shubuh)….

Ingat pepatah yang mengatakan… early to sleep early to rise makes you healthy, wealthy and wise..

“Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa”

Ketika anda terbangun di waktu pagi tenangkan jiwa jangan terburu melakukan aktivitas. Mengingat kepadaNya (baca; Berdoa) lalu tanyakan pertanyaan ini kepada hati anda;
Yang pertama
Siapa anda?

Yang kedua
Siapa Tuhan Anda?

Semoga pertanyaan diatas bisa mengajak kita untuk memaknai kehidupan ini lebih dalam sehingga kita bisa lebih “aware” hari ini, lalu sampaikan ucapan syukur kepadaNya atas hidup yang masih diberikan kepada kita hari ini. Dan niatkan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.

“Segarkan tubuh”

Minum air. Hirup aroma teh atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik.

“Dapatkan sarapan secukupnya”.

Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.

“Sapalah orang-orang yang anda jumpai”.

Terbarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.

“Jangan mengeluh”

Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya.

“Berdoalah”..

Jangan lupa berdoa setiap mau melakukan sesuatu minimal basmalah. Jadi kita siap menerima apapun yang terjadi hari ini, adalah bagian dari takdirnya.

Mari jadikan hari ini lebih cerah dan penuh berkah... baik untuk beraktifitas, sekolah, kuliah, bekerja, berbisnis atau apapaun kegiatan anda

HAVE A BRIGHTER DAY and ALL THE BEST FOR YOU…..!!!

Sepenggal Cerita Dari Olimpiade Fisika

  Sepenggal Cerita dari Olimpiade Fisika

Senada dengan tulisan yang saya posting sebelumnya yang masih berkutat dengan dunia ajar-mengajar serta didik mendidik. Semoga cerita dibawah ini bias memberikan semangat dan rasa bangga sebagai anak Indonesia serta apresiasi yang tulus terhadap profesi guru atas jasa-jasa mereka. Ingat …. Seorang guru yang berkualitas akan meghasilkan output yang berkualitas…….Sebagai anak bangsa Indonesia, ga' rugi deh...baca tulisan di bawah ini............

Tulisan singkat berikut berasal dari Prof Yohanes Surya.
-----------------------

Hasil ini menunjukkan bangsa kita punya potensi besar untuk sukses di dunia,
kita hanya perlu kerja keras untuk mencapai itu.
Beberapa kesan dari Olimpiade Fisika Dunia ke 37 Singapore 2006

Waktu upacara pembagian medali, Dutabesar kita duduk disamping paradutabesar dari berbagai negara seperti Filipina, Thailand, dsb. Waktu honorable mention disebutkan, ternyata tidak ada siswa Indonesia. Dubes-dubes bertanya pada dubes kita (kalau diterjemahkan) "kok nggak ada siswa Indonesia". Dubes kita tersenyum saja. Kemudian setelah itu dipanggil satu persatu peraih medali perunggu. Ada yang maju dari Filipina, Thailand, Kazakhtan dsb. Lagi-lagi dubes negara sahabat bertanya "kok nggak ada siswa Indonesia?" Kembali dubes kita tersenyum. Dubes kita menyalami dubes yang siswanya dapat medali perunggu.

Kemudian ketika medali perak disebut, muncul seorang anak kecil (masih SMP) dengan peci sambil mengibarkan bendera kecil, dan namanya diumumkan Muhammad Firmansyah Kasim...dari Indonesia... Saat itu dubes negara sahabat kelihatan bingung, mungkin mereka berpikir "nggak salah nih...". Ketika mereka sadar, mereka langsung mengucapkan selamat pada dubes kita. Tidak lama kemudian dipanggil mereka yang dapat medali emas. Saat itu dubes negara sahabat kaget luar biasa, 4 anak Indonesia maju ke panggung berpeci hitam dengan jas hitam, gagah sekali. Satu persatu maju sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih . Mengesankan dan mengharukan. Semua dubes langsung mengucapkan selamat pada dubes kita sambil berkata bahwa Indonesia hebat.

Tidak stop sampai disitu. ketika diumumkan "the champion of the International physics olympiade XXXVII is......."

"Jonathan Pradhana Mailoa".

Semua orang Indonesia bersorak. Bulu kuduk berdiri, merinding.... Semua orang mulai berdiri, tepuk tangan menggema cukup lama... Standing Ovation....Hampir semua orang Indonesia yang hadir dalam upacara itu tidak kuasa menahan air mata turun. Air mata kebahagiaan, air mata keharuan.... Air mata kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar.....Segala rasa capai dan lelah langsung hilang seketika... sangat mengharukan....


Selesai upacara, semua orang menyalami. Orang Kazakhtan memeluk erat-erat sambil berkata "wonderful job..." Orang Malaysia menyalami berkata "You did a great job..." Orang Taiwan bilang :"Now is your turn..." Orang filipina:"amazing..." Orang Israel "excellent work..." Orang Portugal:" portugal is great in soccer but has to learn physics from Indonesia", Orang Nigeria :"could you come to Nigeria to train our students too?" Orang Australia :"great...." Orang belanda: "you did it!!!" Orang Rusia mengacungkan kedua jempolnya.. Orang Iran memeluk sambil berkata "great wonderful..." 86 negara mengucapkan selamat... Suasananya sangat mengharukan... saya tidak bisa menceritakan dengan kata-kata...

Gaung kemenangan Indonesia menggema cukup keras. Seorang Prof. dari Belgia mengirim sms seperti berikut: Echo of Indonesian Victory has reached Europe!
Congratulations to the champions and their coach for these amazing successes! The future looks bright....

Marc Deschamps.


Ya benar kata Prof. Deschamps, kita punya harapan....

Monday, April 7, 2008

Kualitas Pendidikan Terbaik di Dunia

 
Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang banyak yang tidak tahu bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai dengan GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.

Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.

Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia? Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.

Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu

Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran! Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.

Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa.

"Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian." ungkap seorang guru di Finlandia.

"Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar betanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri," kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia,

"Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan bekeja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah." Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah.

"Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan." sambungnya.


Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.

Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka.

Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah!" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

"Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa," kata seorang guru,

"Maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya."

Benar-benar ucapan guru yang bertanggungjawab.


Kuambil dari "Top of the Class" Fergus Bordewich.

How To motivate Your Self


Rendahnya motivasi disebabkan oleh tiga hal yaitu: tidak pede, tidak fokus, dan tidak terarah. Biasanya, ketiganya akan muncul bersamaan dan saling menguatkan.

TIDAK PEDE

Jika Anda sendiri tidak percaya bahwa Anda bisa sukses, maka mencoba pun Anda tak akan melakukannya. Apalagi benar-benar melakukannya.

Jika Anda merasa kurang PeDe, sebabnya adalah karena Anda sepenuhnya berfokus pada apa yang Anda inginkan. Anda melupakan apa-apa yang sudah Anda punya.

Kemudian, pikiran Anda hanya menghasilkan penjelasan tentang mengapa Anda belum juga mendapatkannya.

Hasilnya adalah pikiran negatif.

Akibatnya adalah rasa cemburu dan berbagai pembenaran.

Bersyukurlah!

PEDE SECARA INSTAN

1. Pakailah pakaian yang membuat Anda PeDe. Orang yang paling memikirkan pakaian Anda adalah diri Anda sendiri. Jika Anda merasa tidak terlihat baik, maka itu akan mempengaruhi pembawaaan Anda.

2. Berjalanlah dengan lebih cepat. Berjalanlah dengan enerjik.

3. Perhatikan postur dan bahasa tubuh Anda. Jadilah antusias dan penuh semangat.

4. Dengarkanlah pembicara motivasional. Pembicara motivasional yang terbaik adalah diri Anda sendiri. Berbicaralah di depan cermin.

5. Bersyukurlah. Sediakan waktu khusus untuk itu. Shalat-lah. Berdoalah. Merenunglah.

6. Hargai dan pujilah orang lain.

7. Duduklah di baris depan, kecuali di bioskop atau di kursi VIP.

8. Bicaralah. Bicara yang baik atau diam. Jika itu baik bicaralah, apapun yang Anda rasakan.

9. Biasakan memberi. Bersedekahlah, beramal-lah. Berkontribusilah.

TIDAK FOKUS

Jika Anda tidak tahu persis apa yang Anda inginkan, jangan-jangan Anda memang tidak menginginkannya.

Nilai kembali diri Anda, apakah Anda lebih fokus pada apa yang tidak Anda inginkan atau pada apa yang Anda inginkan?

Saya takut gagal, saya takut miskin, saya takut dilecehkan, saya takut tidak mencapai target, saya takut mengecewakan, dan sebagainya.

Semua itu tidak mendorong Anda untuk bertindak. Takut akan membuat Anda diam di tempat.

Buatlah rencana dan langkah-langkah yang terukur.

Pikiran Anda akan mulai bekerja, sampai Anda tahu apa yang Anda mau.

TIDAK TERARAH

Jika Anda tidak tahu apa yang harus Anda lakukan, bagaimana mungkin Anda bisa termotivasi untuk melakukannya?

Fokus Anda adalah sasaran akhir. Arah Anda adalah strategi harian. Dengan kejelasan tentang "what next?", maka Anda akan tetap termotivasi untuk melanjutkan perjalanan.

Apakah aktivitas harian Anda mengarah kepada fokus atau tidak? Aktivitas mana yang mendekatkan dan mana yang menjauhkan Anda dari fokus?

Lakukan ini setiap hari:

Satu langkah kecil berdampak jangka pendek, dan
Satu langkah besar berdampak jangka panjang.

NEXT STEP: ACTION HABIT

1. Jangan tunggu sampai segalanya sempurna. Tak akan. Sebab ini dunia, bukan surga.

2. Jadilah pelaku, bukan pemikir. Bertindaklah hari ini. Segala sesuatu lebih berat di kepala daripada di pundak.

3. Ingatlah bahwa sekedar ide, tidak menciptakan sukses. Ia hanya bernilai jika diimplementasikan.

4. Tindakan adalah obat bagi kekhawatiran. Obat yang terbaik. Yang terberat adalah tindakan pertama. Selebihnya adalah bola salju.

5. Paksakan kreatifitas Anda. Jangan tunggu inspirasi. Just do it.

6. Hiduplah di hari ini. Hanya hari ini yang bisa Anda pengaruhi.

7. Get to the point. Jangan terlalu lama membaca tips ini. Lakukan sesuatu segera setelah tanda seru berikut ini!

Sumber: Pick The Brain

Menjadi Positive Thinker


Sesuai istilahnya, “positive thinker” adalah orang yang berpikir positif. Berpikir positif adalah pilihan terbaik bagi setiap orang dalam setiap situasi. Berpikir positif itu “husnu dzon”. Berpikir positif adalah berpihak pada apapun yang sifatnya positif dan lebih baik. Berpikir positif selalu menghasilkan “output” yang positif. Sukses dan berbahagia adalah hal yang positif. Maka jika Anda mau sukses dan bahagia, berpikirlah positif.

“Berani dan Mandiri”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda lebih memilih menikmati hidup ketimbang mengeluhkan hidup. Jika Anda mau dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Anda bukanlah “positive thinker” jika Anda hanya pandai menyembunyikan emosi. Anda adalah “positive thinker” jika Anda menghadapinya, dan Anda pandai menanganinya. Jika Anda mau menghadapi emosi negatif, merasakan, dan belajar darinya. Jika Anda mau bertanggung jawab atasnya, dan tidak menyalahkan apa dan siapa pun di luar diri Anda.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda berani dan mandiri.

“Memahami Emosi”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda menghadapi emosi negatif dengan kemauan untuk belajar. Jika Anda memahami, bahwa emosi adalah sinyal yang menjadi salah satu panduan dalam menentukan perilaku.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda bisa melihat dan merasakan bahwa emosi adalah pesan. Jika Anda merasa nyaman, Anda tahu bahwa Anda telah mengerjakan hal yang benar, dan Anda meneruskan atau mengulanginya. Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda tahu ada sesuatu yang salah. Anda tahu bahwa Anda harus berhenti, melakukan analisis terhadap perilaku diri, belajar dari kesalahan, merubah strategi, dan kemudian melanjutkan hidup Anda.

Anda adalah “positive thinker” jika Anda mau belajar memahami emosi Anda.

“Action Oriented”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda berorientasi pada tindakan. Jika Anda melihat kekurangan, Anda bertindak untuk mengisinya. Jika Anda menghadapi hambatan, Anda bertindak untuk menyingkirkannya. Jika Anda merasakan ancaman, Anda bertindak untuk mengantisipasinya. Jika Anda melihat peluang, Anda bertindak untuk mengambilnya. Jika Anda merasa berkelebihan, Anda bertindak untuk mempertahankan dan berbagi dengan orang lain.

Anda adalah “positive thinker” jika tidak terpaku dan berhenti hanya pada retorika “"Saya bisa!" "Saya bisa!" "Saya bisa!"“

Anda adalah “positive thinker” jika Anda melanjutkannya dengan berkata: “"Sikat bleh...!"“

“Bersyukur dan Bersabar”

Anda adalah “positive thinker” jika Anda membiasakan diri untuk yang bersyukur di kala senang dan bersabar di kala susah.

“Jebakan Negative Thinking”

“Positive thinking” adalah sesuatu yang jelas lebih baik. Ia lebih identik dengan kebahagiaan dan kesuksesan. Mengapakah masih banyak orang yang terjebak pada “negative thinking “?

Kebiasaan berpikir negatif yang dilakukan dan terjadi bertahun-tahun, bisa menjadi jalan hidup. Saat berpikir negatif telah menjadi jalan hidup, maka itulah jalan hidup yang normal bagi” negative thinker” . Dengan jalan hidup yang dianggap normal itu, mereka merasa bahwa apa yang perlu diubah adalah”dunia “, bukan “diri” mereka sendiri.

Bukankah jauh lebih mudah mengubah diri sendiri dari pada dunia dan seisinya?

Memahami kenyataan itu dengan lebih baik, akan menaikkan kecerdasan emosi Anda, kecerdasan spiritual Anda, dan sekaligus kecerdasan intelektual Anda. Itu artinya, Anda akan menaikkan kecerdasan individual Anda, kecerdasan sosial Anda, dan bahkan kecerdasan finansial Anda.

Bukankah itu semua yang akan membuat Anda sukses dan berbahagia?

Oleh sebab itu, waspadailah jebakan “negative thinking” yang akan membuat hidup Anda menjadi sengsara dan lebih sulit dari semestinya. Kebahagiaan dan sukses Anda ada di depan mata, dan untuk mendapatkannya Anda tidak perlu merubah dunia. Ubahlah diri Anda.

Jika Anda tidak ingin memilih jalan hidup sebagai “negative thinker”, tips dari Chuck Gallozzi berikut ini bisa Anda pelajari dan pahami.

“Kesalahan atau Kegagalan”

Berhentilah untuk terus mengatakan:

“"Ya sudahlah, Saya memang begini."
"Saya memang loser."
"Gua emang salah mulu!"
"Saya ternyata bodoh."
"Gagal maning gagal maning..."“

(Itu sebabnya si Ucil selalu berhasil)

Ketahuilah bahwa Anda bukanlah kegagalan itu sendiri, ketahuilah bahwa Anda bukan kebodohan itu sendiri. Anda tidak serta merta menjadi gagal atau bodoh hanya karena rencana yang meleset. Anda hanya mengalami “"temporary defeat" “ alias kekalahan sementara. Semua kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari “training” kehidupan Anda. Salah dan gagal adalah syarat mutlak untuk mencapai sukses dan bahagia Anda.

“Amarah”

Lepaskan amarah Anda. Ingat, bukan lampiaskan. Amarah akan menyakiti hati orang lain. Lebih dari itu, amarah akan menyakiti hati Anda sendiri. Lepaskanlah amarah Anda dan obati luka hati dengan sikap memaafkan.

“Semangat”

Untuk apapun yang Anda merasa "harus", "mesti", atau "wajib" melakukannya, ubahlah frasa di kepala Anda menjadi lebih positif. Ubahlah "Saya harus" menjadi "Saya mau..., sebab.... Jadi..."

“"Saya mestinya menurunkan berat badan"“

gantilah kalimat itu menjadi

“"Saya mau menurunkan berat badan, sebab Saya akan merasa lebih baik, terlihat lebih baik, panjang umur, dan lebih PD. Jadi, Saya bergabung ke fitness club dan memperbaiki pola makan."

“Bisa Atau Tidak Bisa”

Berhentilah berpikir "Saya tidak bisa" sebab itu cuma jalan buntu. Dengan kalimat itu Anda tidak akan kemana-mana. Katakanlah "Saya akan..., jika..."

“"Saya tidak bisa mengangkat barbel seberat itu"“

gantilah kalimat itu menjadi

“"Saya akan bisa mengangkatnya dalam dua minggu, jika Saya menambah beban Saya setengah kilo setiap hari." “

“Kendali Emosi”

Satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas emosi adalah diri Anda sendiri. Orang lain tidak akan menciptakan emosi apa pun pada diri Anda kecuali Anda membiarkannya.

Orang lain tidak dapat membuat Anda kecewa, frustrasi, atau bersedih hati, kecuali Anda membolehkannya. Jika itu terjadi, maka itu terjadi karena Anda membiarkannya. Terjadi atau tidak terjadi, adalah pilihan Anda sendiri.

Jika Anda bertemu dengan orang yang membuat “mood” Anda rusak, berhentilah untuk bereaksi secara spontan sehingga Anda marah atau kecewa. Berdiam dirilah sebentar, pikirkanlah apa yang membuat orang itu merasa tidak nyaman sehingga ia merasa perlu memprovokasi Anda.

Ketahuilah, bahwa orang yang demikian sebenarnya sedang memerlukan restorasi, pembaharuan, revitalisasi, “recharge”, atau bahkan nasehat. Anda bisa berperan dan menyumbangkan sesuatu baginya. Itulah yang membuat Anda merasa berguna.

“Sensitifitas”

Jangan terlalu sensi, jadilah kuat. Berhentilah menginterpretasikan pandangan dan bicara orang sebagai serangan. Ingatlah bahwa mereka hanya memandang dan berbicara. Itu saja. Orang yang kasar dan keras kepada Anda sekalipun, belum tentu tidak menyukai Anda. Bisa jadi, mereka justru sayang dan cinta kepada Anda.

Apa yang sering terjadi adalah seperti contoh berikut ini.

Saat Anda merasakan boss Anda bersikap buruk kepada Anda, bukanlah kejadian itu yang membuat Anda merasa buruk. Kejadian itu hanya memicu pengalaman masa lalu Anda, misalnya saat Anda kecil, ketika Anda melakukan sesuatu yang kemudian membuat ayah Anda marah. Itulah yang membuat Anda merasa buruk.
Ayah Anda, jelas sayang dan cinta kepada Anda.

Oleh sebab itu, hiduplah di masa sekarang dan bukan masa lalu. Anda bukan anak-anak, melainkan manusia yang telah dewasa. Pahamilah bahwa orang itu boss Anda, dan bukan ayah Anda.

Berpikirlah positif.

Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.

Tq to: Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.