Pages

Tuesday, November 25, 2008

Si Manja Yang Stubborn ...


Setiap anak mempunyai tempat yang unik dalam keluarga", demikian kalimat pembukaan Irene Schumo Seipt pada Bab-nya ‘Your Child’s Place in the Family’. Memang benarlah hal di atas karena setiap anak menduduki posisi yang khusus. Baik sulung, maupun tengah, Tak terkecuali si bungsu yang akan menjadi topik tulisan kali ini.

Dalam pandangan masyarakat posisi anak bungsu selalu mendapatkan gambaran yang unik baik itu yang positif seperti kreatif, pintar, ramah dan sangat menyenangkan maupun yang negatif seperti; inferior, keras kepala dan bandel.de.el.el... Namun yang paling sering disematkan ketika kita ditengah masyrakat awam begitu mendengar status anak bungsu adalah imej “manja”.. mengapa demikian ??

Anak bungsu umumnya lahir di luar perencanaan, tetapi kerap dimanja oleh orangtuanya karena merupakan anak terkecil dan penghabisan. Ia juga tempat limpahan kasih sayang kakak-kakaknya, karena posisinya yang paling buncit. Si bungsu dikenal sebagai pusat perhatian keluarga, baik dari orangtua maupun kakaknya. Apalagi bila usia dengan sang kakak terpaut jauh, maka ia akan menjadi obyek kesenangan anggota keluarganya. Seringkali, kakak-kakaknya dirasakan sebagai 'orangtua kedua' bagi si bungsu, terutama bila usianya terpaut jauh.

Akibat terus menerus mendapat perhatian dari orangtua dan kakak-kakaknya yang lebih dewasa, anak bungsu sering bersifat yang cenderung negatif ungkap beberapa psikolog kawakan seperti kekanak-kanakkan, cepat putus asa, dan mudah emosi. Namun disisilain pola tersebut bisa juga menyebabkan si anak bungsu memiliki karakteristik positif seperti: lebih terbuka, ramah, menyenangkan dan lebih bebas dalam berekspresi.

Persaingan dalam keluarga

Karena si bungsu biasanya lahir pada saat keluarga sudah dalam kondisi mapan, keluarga sudah dipenuhi oleh anak yang jumlahnya tidak satu, dengan usia lebih tua pula. maka orangtua cenderung tidak menuntut banyak pada si bungsu bila dibandingkan si sulung yang harus jadi “contoh” atau “komandan” yang baik.

Persaingan antara kakak dan si bungsu juga tidak sebesar antara anak pertama dan anak tengah. Sebab anak bungsu lebih sering dicap sebagai anak manja, serta kesayangan oleh seluruh keluarganya. Namun situasi dalam keluarga kembali lagi menjadi faktor penting apakah sibungsu menjadi rendah diri dibanding-bandingkan dengan kakak-kakaknya, atau tinggi karena ego si bungsu. Alfred Andler dalam berbagai tulisanya menempatkan bungsu dan sulung sebagi pemilik ego yang paling besar dalam posisi anak dalam keluarga, walaupun menurut Adler, anak bungsu lebih santai dan lebih bebas membentuk kepribadiannya, dan tidak dituntut menjadi high achiever.

Dalam dalilnya yang lain seperti dikutip dari sebuah situs psikologi, disebutkan bahwa dalam pandangan Adler pada dasarnya semua anak berusaha menjadi superior dan berjuang demi mendapat perhatian,serta kasih sayang orangtua atau orang-orang dekat disekelilingnya. Mereka umumnya berkompetisi untuk menarik perhatian. Kondisi ini membentuk kepribadian mereka berbeda dan mencerminkan usaha mencari perhatian, tak terkecuali si bungsu yang manja.


Si Bungsu Dan kematangan emosional.


Proses pertumbuhan dan perkembangan emosional sibungsu berjalan dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor genetic maupun treatment dari kedua orang tuanya sudah jelas akan memberi kontribusi yang besar dalam hal ini. Selain itu ada pula faktor pendidikan, riwayat kesehatan ataupun trauma yang pernah dialami oleh anak. Demikian pula faktor lain yang sifatnya tidak langsung, misalnya status ekonomi orang tua, yang berpengaruh pada kecukupan gizi dan kesejahteraan anak. Bahkan pada masyarakat yang masih memiliki akar budaya yang kuat, perkembangan karakter emosi anak juga akan terpengaruh oleh norma-norma budaya tersebut

Kematangan emosional disini merupakan kondisi dalam mencapai tingkat kedewasaan, khususnya bila dipandang dari sudut perkembangan emosional individu. Menjadi dewasa adalah proses yang cukup panjang.

Walaupun kematangan emosional sangat dipengaruhi banyak faktor namun dari berbagai analisa dan hasil temuan para psikolog bahwa sebagian besar anak bungsu cenderung tidak setangguh yang ia coba tampakkan atau yang terlihat.

Si Bungsu Yang Sukses

Apakah urutan kelahiran anak berperan dalam mencapai sukses. Birth Order atau Konsep Urutan Kelahiran walau masih controversial, beberapa penelitian membuktikan kesuksesan seseorang ditentukan, salah satunya, oleh urutan kelahirannya. Ya anda boleh menyalahkan kelas sosial, pendidikan, atau keberuntungan seseorang. Tapi yang pasti, perbedaan kesuksean antara satu orang dengan orang yang lain dimulai dari rumah.

Dengan kata lain, posisi anak di dalam keluarga berdampak pada kepribadian, perilaku, cara belajar, dan akhirnya pada kemampuannya dalam mencari nafkah. Para ahli percaya, urut-urutan kelahiran anak memengaruhi kesuksesan seseorang.

Dalam kehidupan keluarga anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Karena mereka sering dianggap sebagai anak bawang, si Bungsu cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama.

Si Bungsu dan Kehidupan Cinta

Adler menjelaskan, setiap anak lahir dalam tahapan berbeda. Begitu pula si bungsu dimana ia cenderung menjadi pribadi yang ramah dan sangat menyenangkan. Anak bungsu biasanya sangat menawan

Tetapi di balik sifatnya yang menyenangkan, kata para ahli jangan sekali-sekali anda mencoba untuk mendominasi anak bungsu. Karena mereka memiliki kecenderungan kuat untuk menentang atau paling tidak mempertanyakan otoritas. Mereka lebih suka dianggap sederajat dengan pasangannya daripada dipandang sebagai menurut kepada pasangannya.

Percaya atau tidak, urutan kelahiran mempengaruhi cinta. beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan, salah satunya, oleh urutan kelahirannya. Artinya walau berasal dari keluarga yang sama, anak sulung, tengah atau bungsu bisa memiliki perbedaan sifat, termasuk dalam tingkah laku mencintai seseorang

Anak-anak yang lahir paling buntut biasanya memiliki pembawaan menyenangkan pandai bergaul, popular dan mudah membuat orang jatuh hati, sehingga dalam kehidupan keseharian biasanya di kelilingi orang-orang yang mencintainya.

Namun dalam kehidupan asmara di berbagai literatur ditemukan kesamaan pandangan bahwa anak bungsu sebaiknya tidak mencari pasangan hidup dengan sesama bungsu karena berbagai pertimbangan psikologi namun lebih diarahkan untuk mencari pasangan berbeda urutan yakni dengan anak sulung atau dengan anak tengah dengan alasan bisa saling menutupi.

Ditambahkan pula seorang pengasuh rubrik keluarga di sebuah media terkenal bahwa kombinasi

Sulung + Bungsu, merupakan duet yang pas. Perpaduan antara si komandan yg serius dan si bungsu yang ceria Hanya saja terkadang si bungsu seringkali terlalu minta perhatian. mesti pinter-pinter si sulung menjaga perasaannya. Tapi pada dasarnya kedua pasangan bisa kompak.

Tengah + Bungsu. Kemungkinan sukses kombinasi ini sangat besar, karena merupakan campuran dari si negosiator dan si makhluk sosial. Entah bagaimana rumusnya, tetapi jika mereka disatukan akan terjadi komunikasi yang sangat lancar, dimana sudah menjadi rahasia umum bahwa “komunikasi” merupakan salah satu kunci mempertahankan keharmonisan suatu hubungan.

Walaupun formula dan kombinasi diatas sudah banyak dibuktikan didalam masyarakat dan berbagai statistik penelitian juga memperlihatkannya, namun disebalik itu semua keberhasilan dan kegagalan dalam menjalin serta mempertahankan hubungan asmara tak terlepas dari banyak sebab dan sifat masing-masing individu.

Penutup

Dalam masyarakat pendapat-pendapat umum bahwa anak bungsu ini adalah anak yang manja oleh karena menjadi pusat perhatian keluarga adalah suatu hal yang sudah biasa mungkin kita dengar. Mungkin disekeliling anda sadar ataupun tidak, anda sering berinteraksi dengan anak yang berstatus bungsu dalam urutan keluarga, begitupula dengan saya.

Saya merasa “dikelilingi” oleh kawan-kawan yang berstatus bungsu dalam keluarga mereka. Anak bungsu tersebut muncul dalam berbagai adegan kehidupan keseharian saya. Dimana pola dan tingkah mereka memiliki keunikan tersendiri sehinggga membuat saya tertarik mengadakan sedikit study mengenai mereka dengan maksud untuk mencoba lebih memahami dan lebih dekat dengan mereka.

Dari beberapa kawan yang saya coba observasi dalam rangka penulisan ini, saya menemukan benang merah dalam karakteristik, bahwa pada umumnya anak bungsu memiliki tekad yang besar dan kemauan yang keras yang cenderung kearah “ke-keras kepala-an” dalam keseharian mereka, maka jadilah tulisan singkat ini dengan judul “simanja yang stubborn” tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada kawan-kawanku yang berstatus bungsu.

Si anak bungsu dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, Namun satu hal yang pasti berkawan dengan anak bungsu tidak akan pernah ngebosenin dengan segala pola dan tingkahnya yang unik.
....I like being your friend...!!!


...Taken from many sources
ditulis dalam rangka "Viva day"

Fortune


Kemujuran bukanlah suatu kejadian acak, melainkan suatu kejadian atau peristiwa yang dapat di bentuk dan di pupuk untuk terjadi pada diri kita atau bisa kita alami. Kemujuran bukan di sebabkan oleh sesuatu yang ada di luar kemampuan diri kita. Kemujuran, adalah suatu peristiwa atau kejadian yang memberikan kebaikan pada diri kita dan bersumber dari diri kita sendiri. Secara sederhana kemujuran itu dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut : Kemujuran = peluang + persiapan.

Persamaan ini haruslah lengkap, seperti koin emas yang memiliki dua sisi , dan barulah kemujuran itu terjadi. Ketiadaan dari salah satu unsur ini, akan membuat kemujuran itu sendiri tidak terjadi.

Persiapan, persiapkan diri anda sesuai dengan bidang pekerjaan atau profesi anda. Teruslah belajar, berlatih dan meningkatkan keterampilan dalam bidang pekerjaan anda, sehingga anda bisa menjadi orang yang........... (untuk membaca lebih lengkap tulisan ini silahkan kirim email lewat japri kepada owner..hehehe)..
tq

Sunday, November 16, 2008

SMS Siapa Yach....?



June 13, 2008

Kelap-kelip lampu hpku menyala, nada getar yang sengaja kupilih meminggirkan untuk sementara ring tone kesukanku pagi itu dengan tujuan aku bisa tidur tanpa adanya gangguan sampai menjelang siang ini. hal itu terpaksa kulakukan setelah semalaman begadang menonton perhelatan sepakbola Euro 2008.

Namun apa nyana dengan sedikit malas kuraih telp itu dan kulihat ada sms masuk menggunakan nomor indonesia yang dimulai dgn kode negara +62 .. lalu diikuti beberapa angka-cantik. Aku mulai berpikir siapa yach ??? lalu kubuka sms inbox dan kubaca;

Ass.apa kbr Mr.Budz?
knp ga perNH kasih kbar?
aHad cLas 3 pErpishan..
apakah tiada wkt tu’ qt brtemu stlh hmpir 2 thn psh?
Frm.. salsabilah

Bergetar hatiku, ada perasaan rindu yang menjalar kesukmaku seketika sms itu terbaca semuanya, Salsabila nama tersebut membawaku kembali memasuki lorong waktu menembus sel-sel memory yang telah tersimpan di rak kenangan. Salsabila nama yang cantik secantik kenangan yang tersimpan dan menggelitik untuk kembali terangkat ke atas permukaan katulistiwa alam sadarku, memoir serta nostalgia seakan muncul berurutan didalam fikiranku mengingatkan kenangan-kenangan semasa di Batam, nama itu pula yang kembali mengingatkanku sebagai apa sebelum menjadi apa di kuala Lumpur ini.

Batam dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dengan segala tantangan dan cabaranya dengan segala eksotisme kehidupan didalamnya, masih menjadi magnet bagi sebagian penduduk Indonesia bahkan dunia internasional untuk datang dan mewujudkan impian, cita-cita bahkan ambisi dipulau yang secara geografis mirip kalajengking itu.

Di pulau yang merupakan bagian dari provisi kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Singapura dan tak begitu jauh dari Johor Bahru, Malaysia, dipulau itulah aku menimba pengalaman yang tak akan pernah akan terlupakan sampai kapanpun. Dan disitulah pertama kalinya aku berkenalan dengan Salsabilah si pengirim sms yang membuat tidurku terpotong pagi ini.

Batam yang sebagian penduduknya sering menyebutnya dengan sebagai singkatan dari “ Bila Anda Tiba Anda Menyesal” tapi “Bila Anda Tabah Anda Menang” dari pulau yang bukan apa-apa di make up menjadi pulau metropolis karena posisinya yang strategis dilihat dari berbagai sektor. Membuatnya menarik perhatian banyak pihak baik sebagai investor atau kalangan umum yang datang karena “gula-gula” yang ditawarkan bermerek “lapangan kerja”

Karena alasan itulah aku datang dengan membawa bekal seadanya dan segulung ijazah S1 keluaran Fakultas Oemar Bakri Universitas Muhammadiyah Makassar dan seabrek sertifikat pelatihan kulangkah kakiku dengan mantap menuju pulau yang menawarkan janji masa depan lebih baik tersebut. Meninggalkan dibelakang tempat kelahiranku Makassar beserta keluarga, kawan, sahabat, hati dan segunung cerita manis dan pahit semenjak kecilku yang tak pernah kutinggalkan lama.

Merantau adalah kalimat yang begitu sederhana namun begitu luas makna yang terkandung didalamnya, bagi sebagian penduduk Indonesia ada beberapa suku yang sangat identik dengan kalimat tersebut Bugis-Makassar adalah salah satunya, sebagai seorang anak yang terlahir di Makssar entah berapa banyak dalil petuah ataupun kalimat pilosopis tentang positifitas dari sifat merantau tersebut terdoktrin dalam benak anak-anak Bugis-Makassar seperti aku. Dari sejak masa lampau yang dapat membuat mereka berani membelah lautan menemukan dunia-dunia baru namun tak sempat terekspos The Explorer, Discovery channel atau tercatat dalam sejarah dunia barat, yang mana jauh sebelum Australia didarati Kapal Endeavour berbendera Inggris, pelaut2 Bugis-Makassar sudah menjadikan tempat menjemur tripang, kerang atupun hasil tangkapan laut dan berkawan dengan suku Aborigin. Dan jauh sebelum kerajaan kerajaan di Nusantara memiliki aramada angkatan laut yang berani mengarungi lautan luas, Kapal Phinisi buatan pelaut-pelaut Bugis Makassar sudah membuang jangkar di Madagaskar. Yang menjadikan design kapal Phinisi tersebut menjadi trade mark Indonesia dalam dunia bahari.

Dipulau yang menawarkan begitu banyak eksotisme dan entertainment ala kota metropolis ternyata masih terdapat sumbu-sumbu religious yang setia menjaga dan mengawal moralitas peradaban bernama pondok pesantren. Disalah satu pondok pesantren yang cukup mendapatkan tempat di hati penduduk Batam adalah Hidayatullah, di pondok ini merupakan cabang yang berpusat di Gunung Tembak Kalimantan. Dari tempat itulah para santri-santri Hidayatullah di godok dari segi keilmuan, akhlak serta militansinya lalu di”tembak”kan ke segenap pelosok negeri yang berbendera Merah Putih agar dapat ikut mengawal moralitas Bangsa ini.

Hidayatullah Batam adalah salah satu dari sekian banyak cabang yang dapat berdiri hasil dari penembakan santri-santri militan dan amanah dari gunung Tembak tersebut. Saya tak cukup beruntung untuk bisa jadi salah satu santri yang di tembakkan dari gunung yang asal muasalnya tandus tersebut namun kini mendapatkan penghargaan kalpataru karena telah berubah menjadi daerah yang berkelas. Dulu sempat saya mempertanyakan hal tersebut kepada mereka …kenapa? Jawaban mereka singkat, disiplin dan Istiqomah dalam beribadah…. Subhanallah.. terbukti lagi satu Dalil yang mengatakan bahwa dimana-mana tempat yang mana masih ada hambaKu bersujud maka akan kusuburkan dengan mata air yang memancar….

Namun saya cukup beruntung dapat berkenalan dan mengambil banyak pelajaran dari salah satu santri yang ditembakkan dari gunung tersebut yakni Ust. Jamal yang merupakan pimpinan pondok Hidayatullah Batam semasa saya disana. Sosok agamawan yang tetap humoris, bervisi besar, supel, pandai olahraga apapun. Sosok yang jarang dapat kita temui dalam figur ujung tombak dakwah di tanah air. Dan dari Olah raga sepak bolalah saya pertama kali berkenalan dengan beliau, ketika itu saya masih mengajar di sebuah pondok pesantren di daerah Dapur.12 Batu Aji yang juga tidak kalah hebatnya dengan pondok tersebut. Pondok pesantren An-Ni’mah namanya pondok yang sangat “menantang” itu jika saya menggambarkanya dalam sebuah kata, bagaimana tidak pondok yang terletak didalam hutan didaerah Dapur 12 menjadikanya terkucil dari peradaban yang penuh eksotisme ala Batam. Membuat siapapun yang menjadikan orang-orang yang bertahan didalamnya adalah orang2 yang mampu menaklukkan tantangan.

Suka-duka semasa dibatam sebagian besar justru terjadi di pondok yang terpencil ini. bagaimana perjuangan untuk sekedar survive dan eksis serta proses dalam mencari jati diriku yang sampai “mungkin” sampai sekarang pun belum bisa ku patronisasikan bahwa aku adalah sosok yang seperti apa, belum lagi rasa sesal jika timbul pertanyaan “mengapa aku dulu meninggalkan mereka pada saat mereka membutuhkan aku…??” namun yang membuatku cepat tersadar kembali adalah kalimat “semua ada hikmah disebaliknya” dan suatu saat akan kutuliskan dalam bahagian yang lain.

Kembali ke Zalsabilah si pemutus tidurku pagi ini, awal perkenalan dimulai ketika penerimaan siswa baru untuk angkatan pertama SMPIT Luqmanul Hakim PP Hidayatullah Batam. Sebenarnya sudah ada angkatan sebelumnya sekitar beberapa orang anak namun belum bisa diakui sebagai kelas ataupun angkatan karena lebih kurang sebagai try out SMPIT tersebut yach secara de facto boleh namun de jure belum lagi. Dikalangan para guru, angkatan kali inilah sebenarnya angkatan pertama sekolah tersebut, dan pagi itulah cerita kami bermula.

Manis dan anggun kesan yang tertangkap jika kita menyebut nama Zalsabila, itulah mungkin alasan mengapa kami memilih nama itu untuk disematkan kepada kelas murid-murid wanita pertama disekolah itu. Zalsabilah adalah nama yang disematkan kawan-kawan sesama pengajar di sekolah itu kalaupun ditelusuri mungkin yang pertama kali memberikan nama adalah pak Siddiq kawan yang mendapat amanah sebagai sebagai salah satu wakil kepala sekolah di SMPIT Hidayatullah Batam.

Zalsabilah nama kelas dengan 8 orang anak murid wanita pertama sebagai penghuni di sekolah itu, anak-anak yang akan tercatat dalam sejarah perjalanan sekolah itu sebagai 8 murid wanita pertama disekolah itu. anak-anak yang baik dengan segala kelebihan dan keunikannya;
Yulia dengan semangatnya yg luar biasa
Ningsih dengan kecerdasanya
Widy dengan kedewasaanya
Dian dengan kelucuanya
Azura dengan keceriaanya
Imas dengan kejelitaanya
Jannah dgn kepolosanya
Nurul dengan keluguanya

Itulah mereka murid-murid kelas Zalsabilah, kelas yang menyimpan banyak kenangan buatku semasa dibatam, cerita manis yang tetap akan mendapatkan tempat yang khas didalam memoriku. Dan SMS pagi itulah yang membuatku teringat kembali akan mereka dan bernostalgia tentang masa dimana aku bersama mereka, teringat dengan jelas dalam fikiranku kembali tentang mereka

Dengan jelas terbayang kembali ketika hanya untuk mengajarkan mereka membaca puisi aku harus membawa mereka ke bukit kebelakang sekolah, ketika untuk mebuat mereka mengahfal rumus2 bahasa inggris kusekap mereka didalam masjid atau sekedar Outbound di dalam hutan hanya untuk bisa menambah kepercayaan diri mereka dan mengenal ciptaan yang maha kuasa, serta masih banyak cerita mengenai kebersamaan kami. Ruang kelas dan status coba kuketepikan ketika bersama mereka, itulah nampaknya yang membuat mereka terkesan dan masih mengingatku…

Selain Zalsabilah nama yang sering kami sematkan kepada kedelapan anak-anak itu adalah The Angels nama yang sama dengan nama majalah dinding disekolah itu, dimana merekalah semua reporter dan redaksi mading yang menjadi ekskul andalan disekolah itu. 8 wartawan cilik yang senantiasa semangat dalam mencari dan menyebarkan berita oleh dan dari persekitaran mereka sendiri dibawah bimbingan kami. The Angels adalah bukti produktivitas dan symbol kekompakan mereka 8 malaikat cilik yang manis dan unik… semoga kalian bisa berlari mengejar impian dan cita-cita kalian… A winner never stops, so don’t stop study because you are a winners…!!!

Monday, November 3, 2008

Elegi Tanda Tanya

Seribu satu macam pertanyaan
Timbul tenggelam dalam nuansa ketakterhinggaan
Bergerak dari utara keselatan
Menghantam di timur maupun di barat
Menarik gerbong ketidaktahuan dan rasa penasaran

Seringkali muncul dalam benak kita
Mengapa harus begini?
Kenapa harus begitu?
Ada apa ini?
Kenapa mesti aku, kamu atau dia?
Haruskah ada kebaikan atau kejahatan?
Baik atau buruk?
hitam atau putih?
Atau haruskah abu-abu?

Aku tidak tahu jawabnya
Mungkin juga kamu?
Ataukah… hanya Ia yang tahu?
Maukah kita semua bertanya kepadaNya?
Atas nama rasa penasaran dan ketidaktahuan.

August.2007

Sudut Pengharapan

Sejuta mata tertuju memandang
bintang yang baru nampak’
di sudut kiri atas senja yang bergulir
bergelombang lembayung dan awan
menari kegirangan dipentas cakrawala
berlari saling berkejaran entah siapa yang didepan
ataupun yang finish terakhir

puja-puji tertuju kepada matahari yang baru terbit
sedang matahari senja telah berangsur terlupakan
derai tawa dan canda bertaluan
senyum manis tersungging di sudut bibir
alunan musik kemenangan mengalun tiada henti

dari sudut diujung pelosok negeri
pemilik bangsa ini mengirimkan pesan penuh harapan
kepada mereka yang telah ia titipkan amanat dan pengharapan
untuk membawa perubahan yang lebih nyata
dengan wajah polos seraya berkata;
"semoga lebih baik dari yang dulu"
4 Oktober 2004

Merah Putih

Secarik kain berwarna ganda
Terikat kuat diujung tertinggi sebuah tiang
Berkibar mengikuti terpaan angin sore
Seakan Ia menatap tajam kepada pelosok negeri

Merah Putih pemersatu bangsa semenjak jaman dulu
Symbol dari langkah kita
Langkah anak negeri
Negeri yang tengah bergejolak mencari jati dirinya
Yang berlari mengejar klimaks perdamaian

Ratusan tahun yang lalu
Saat kita masih bercerai berai
Sejak sumpah palapa belum berkumandang
Pernahkah terpikirkan satu symbol pemersatu
Simbol kemulian bangsa

Bergeraklah anak negeri selamatkan
Ibu pertiwi dari kenistaan yang memborok
Selamatkan kain penghangat jiwa raga bangsa ini
Secarik kain itu jangan pernah pudar oleh waktu
Dan konspirasi sekutu setan durjana.
Hanya kalian yang bisa ……..menyelamatkanya


Libry propinsi, 17-07-03