Pages

Monday, January 23, 2012

Lunch at KLCC



Kini sudah memasuki bulan kedua saya kembali menjadi orang kantoran, semenjak kutinggalkan kerja lamaku di BESEDO, untuk pulang ke tanah air beberapa bulan yang lalu. Kini ritme sebagai orang kantoran rasanya sudah mulai bedenyut teratur kembali. Tempo kehidupan dengan jam kerja sebagai acuan sebagai orang kantoran terlewati tanpa terasa di Malaysia.

KBRI-KL atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur adalah “sawah-ladang” baru dimana aku kini “mencangkul” mencari rejeki. Hari demi haripun terlewati dan kini sudah hampir 2 bulan ini  aku tergabung dalam Tim 6P di KBRI-KL.

Tergabung di Tim 6P KBRI-KL yang dibentuk khusus untuk melayani TKI Indonesia yang illegal,  disinilah aku menemukan banyak hal-hal yang baru, berinteraksi dan berkenalan dengan banyak orang. Alhamdulillah, rasanya selama bekerja di KBRI-KL dan membantu mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah ini, pengetahuanku bertambah dan pergaulanku juga semakin meluas.

Menjadi bagian dari Tim 6P dengan “jobdesk” membantu mereka mendapatkan dokumen resmi baik itu passport maupun SPLP (Surat Perjalanan Laksana Passport) agar mereka bisa pulang kembali ke Indonesia atau mengurus “permit kerja” di Malaysia secara sah, sungguh suatu pengalaman yang mengajarkan banyak hal bagiku pribadi. 

Mengurusi para TKI-TKI illegal yang mendapatkan pengampunan dari kerajaan Malaysia, yang jumlahnya sangat banyak memang pekerjaan yang sangat berat. Di Tim 6P inilah aku melihat betapa pihak KBRI-KL sebagai perpanjangan tangan pemerintah RI di Malaysia  bekerja extra keras atau dalam bahasa Melayunya “bertungkus-lumus” dalam membantu para orang-orang kita yang illegal yang jumlahnya ratusan ribu atau bahkan lebih. 

Jam kantoranpun di KBRI-KL ini serasa tidak exist, kalau pada umumnya jam kantoran di Malaysia ini adalah 9.am – 6pm, maka di KBRI-KL ini jam kerjanya adalah sampai orang terakhir di KBRI-KL ini terlayani, atau sampai passport terakhir tercetak.

Kawan-kawan bisa membayangkan atau jika punya masa luang jalan-jalanlah ke KBRI-KL di waktu pagi, kawan-kawan bloggermania akan melihat ribuan orang akan berantri untuk mendapatkan pelayanan di KBRI. Jadi jam kantor itu bisa sampai larut malam. Seingatku semenjak tergabung dengan Tim 6P ini, jam 21.00.pm lah jadwal pulang paling cepat bagi kami sampai saat ini.

Jam kerja yang panjang di KBRI-KL dalam mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah tersebut, seringkali membuatku bertanya-tanya serta penasaran terhadap para staff KBRI yang sering pulang larut malam, khususnya yang sudah berkeluarga ‘bagaimana mereka membagi waktu buat keluarga mereka. Namun jawaban yang kuterima dari beberapa diantara mereka ketika iseng-iseng kutanyakan, sungguh membuatku kagum… inilah dunia kerja mas budi.. ada juga yang menjawab ini adalah amanah sekaligus sumbangsih kita terhadap Indonesia. 

Namun ada juga sih beberapa jawaban yang sempat membuatku tersenyum simpul ketika kutanyakan pertanyaan yang sama salah satunya adalah jawaban yang ini. mau di apalagi mas, si boss pulangnya paling akhir, jadi malu rasanya kalau pulang awal sambil tersenyum simpul. Memang sih dari pengamatan yang kulakukan dalam 2 bulan ini. Bapak-bapak yang berlabel ‘atasan’ di tim 6P seperti kepala atase imigrasi, pak Alwen dan 2 deputinya seperti pak Wahyu dan Pak Galih merupakan contoh atasan yang layak untuk diteladani untuk masalah kedisplinan serta kemampuan mengayomi dan memberi contoh buat para bawahanya. Kerap kali mereka kulihat sering datang lebih awal dan pulang paling akhir di kantor. 

Selain mereka bertiga ‘atasan’ diatas merekapun seperti pak Suryana Sasatradiredja sebagai ketua tim 6P sering kali menunjukkan sebagai atasan yang ‘super-care’ terhadap bawahanya sehingga terasa Tim 6P ini seperti sebuah keluarga besar yang saling mengisi, mengasah serta mengasuh. dan semuanya itu dipersembahkan untuk Indonesia.

Btw kawan-kawan ngerasa nggak tulisan saya ini nggak sinkron dengan judul diatas yah??..hehehe...Judulnya “lunch at KLCC” tapi kok yang dibahas justru kerja baruku  di KBRI..hehehe… anyway sebenarnya masih ada hubunganya sih… jadi ngebacanya jangan di stop sampai disini yaah….lanjutin biar tahu kenapa kuberi judul kayak itu

Anyway the story goes on.

Semenjak bekerja di KBRI ada beberapa kebiasaan baru yang menemani rutinitasku. Salah satunya adalah kebiasaan makan siang di Taman KLCC atau "lunch at the park".  Setiap minggu ada sekitar 2 -3 kali aku ke  KLCC buat makan siang, secara KBRI-KL dan KLCC dimana Twin towers petronas berada sangat lahdekat. Biasanya dengan mengendarai bumblebee si motor kuningku jarak yang dekat itu hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk sampai kesitu.

Makan siang di di KLCC memang nuansanya berbeda loh… nikmatnya lain, ada kedamaian tersendiri rasanya. Tapi kawan-kawan jangan terburu-buru berfikir saya makan di food court lantai 4 KLCC atau di resto-resto mahal di sekeliling menara kembar petronas itu. Makan siang yang kumaksud disini adalah makan siang di taman KLCC dengan membawa bekal sendiri dari rumah sambil menikmati pemandangan Twin Towers dari dekat.

Rasanya hampir setiap hari saya membawa bekal makan siang dalam tupperware yang sedari pagi sudah kusiapkan sebelum berangkat ngantor. Makan siang di taman KLCC ini bukan hanya dalam rangka penghematan tapi menurutku waktu makan itu adalah waktu yang harus dinikmati dengan penuh kesukacitaan dan kedamaian. Tapi itu tak kutemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan siang. Rasanya ribuan orang pada waktu yang sama juga bergerombol di kantin yang tak seberapa luas itu.

Bergerombol, sesak, asap rokok dimana-mana, belum lagi bau badan TKI-TKI yang sudah ngantri berjam-jam. Rasanya kedamaian dalam menikmati makan siang itu susah untuk ditemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan.  Dan pernah sekali kejadian kemeja kantorku hampir tertumpahi kuah rawon yang hitam pekat, ketika merengsek masuk demi mendapatkan sepiring nasi padang.

Anyway, Saya pernah menonton sebuah film drama jepang ketika tokoh utamanya, juga membawa bekal dari rumah lalu makan di taman di dekat kantornya, nampaknya dia begitu menikmatinya. Rasanya ketika itu terlintas difikiranku juga adalah suatu saat kalau berkantor didekat taman, akan bawa bekal makan siang juga ke taman dan makan dengan penuh kedamaian

Tahu-tahu sekarang berkantor di KBRI-KL yang cuman sepelemparan batu dari taman KLCC dimana Twin towers yang merupakan Ikon utama Malaysia berada. Rasanya hepi aja kalau makan disitu ditemani burung jalak dan wisatawan-wisatawan yang mondar-mandir di taman tersebut. Rasanya bersyukur banget sebenarnya bisa makan siang di sana, kadang terfikir juga sih, para wisatawan-wisatawan itu khususnya yang berasal dari Indonesia perlu menghabiskan jutaan rupiah hanya untukdatang ke Malaysia demi bisa melihat dan foto-foto di Twin Towers tersebut. Nah saya, hampir saban hari makan siang disana..hahaha…. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai…


Rasanya pantaslah ucapan syukur seharusnya selalu terlintas dimulut dan hati ini, soalnya sudah begitu banyak nikmat Allah yang tercurah ke pada hamba Allah si pemilik blog yang masih sering alay and narsis ini. Kalau ngomongin makan siang di KLCC rasanya salah satu bagian paling damai selain ketika menikmati menu makanan siang dalam Tupperware sambil melihat burung2 jalak bermain-main disekitar taman tersebut adalah karena di kawasan taman tersebut ada masjid dengan design yang indah, yang kalau shalat disitu selepas menikmati makan siang rasanya hati ini semakin damai… sekali lagi nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai….


Kuala Lumpur, January 2012

Budi Hamuddin

Monday, December 26, 2011

Cerita si Dasi Keramat



Alkisah…7 tahun yang lalu ketika akan pergi merantau meninggalkan kampung halaman yang kucintai, dan untuk pertama kalinya kutinggalkan keluargsaya untuk waktu yang sangat panjang. Masih lekang dingatanku dimalam terakhir saya di Makassar, beberapa kawan datang kerumah untuk mengucapkan farewell, ngasih oleh-oleh atau sekedar datang dan berucap semoga kelak kami bisa bertemu kembali.  hiks.hiks…kalau nginget malam itu,..jadi terharu…

Di malam itulah, salah seorang sahabatku yang bernama Andi Muhaimin atau yg biasa kami panggil Imyen Damai menghadiahkan sebuah hadiah yang sampai sekarang masih kusimpan dengan baik dan hanya kupergunakan untuk moment2 resmi di beberapa tahun  belakangan ini. Hadiahnya itu berupa sebuah dasi "keramat". Ini tak ada hubunganya dengan dasi  ber-fasilitas “jampi-jampi” atau “magic-magic”…saya hanya senang memberinya nama sebagai dasi keramat.

Kalaupun dicari alasan kenapa kukatakan sebagai dasi keramat, mungkin ada 2 hal yang menjadi alasanku, yang pertama dasi tersebut walaupun sudah “berumur” tapi warna dan bentuknya tidak berubah semenjak dasi tersebut dihadiahkan kepadsaya. Padahal dalam 7 tahun belakangan ini, sudah berapa kali dasi tersebut menemaniku berpindah-pindah, baik itu pindah-pindah tempat tinggal, pindah-pindah pekerjaan maupun pindah dari 1 kegiatan ke kegiatan yang lainya tapi dasi tersebut warna dan bentuknya tidak berubah sedikitpun, mungkin karena jarang dicuci kali yee…hahaha

Yang kedua entah kenapa kalau saya memakai dasi tersebut, bisa memberikan rasa percaya diri yang besar terhadapku. tak terhitung moment atau acara dimana dasi tersebut menemaniku melewatinya, hitung saja seperti moment ketika thesisku diujikan, menjadi pembicara di seminar atau sekedar acara organisasi ataupun pergi ke kondangan, dasi indah pemberian sahabat baikku itulah yang kerap memberiku rasa percaya diri yang lebih ketika memakainya.


Kisah perjalanan si dasi keramat bersamakupun kini merambah KBRI atau Kedutaan Republik Indonesia di Kuala Lumpur. Telah semingguan ini si dasi keramat menemaniku bekerja di kantor kedutaan Indonesia di KL. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah di luar negeri, saat ini KBRI-KL merupakan kantor kedutaan paling sibuk sedunia. Sebagian besar kesibukan yang teramat sangat di KBRI-KL disebabkan oleh membludaknya para TKI-TKI dengan segala kompleksitas permasalahanya. Hal tersebut secara tidak langsung menjadikan Si dasi keramat saksi bisu, “menyedihkannya”, kehidupan para TKI-TKI illegal dan TKI-TKI legal dengan tingkat pendidikan yang rendah di Malaysia. 

Permasalahan TKI atau tenaga kerja Indonesia sangatlah kompleks, dari hulu ke hilir semuanya rentan dengan permasalahan. Permasalahan yang paling sering timbul adalah kekerasan oleh majikan, penipuan oleh agen tenaga kerja, dikerjai aparat, penipuan dokumen. dan masih banyak lagi yang lainya.

Permasalahan “mencari makan” di negeri Malaysia, dalam kurun waktu yang cukup lama dan berbagai permasalahan sosial yang tidak kunjung selesai adalah salah satu penyebab kenapa sebagian orang-orang Malaysia menganggap rendah orang-orang Indonesia. Saran saya sebagai orang yang sudah tinggal cukup lama dan berinteraksi langsung dengan berbagai strata kehidupan orang-orang Indonesia di Malaysia. Tidak usahlah datang jauh-jauh ke Malaysia, jika anda datang hanya sebagai TKI apalagi TKI yang Ilegal.

Kehidupan menjadi TKI di negeri jiran ini tidaklah semanis yang sering anda dengar. Tapi jika anda datang sebagai pelajar atau tenaga kerja professional (expatriate), Malaysia adalah tempat yang tepat dengan segala fasilitas dunia dan jaminan masa depan yang lebih baik.

Namun semoga di masa depan, permasalahan TKI di Malaysia ataupun di belahan dunia mana saja dimana ada TKI, bisa terselesaikan dengan bijak. Sehingga harkat dan martabat Indonesia yang sering dilecehkan sebagai “negeri penghasil  kuli” bisa kembali terangkat.  Peran serta kita amat sangat dibutuhkan untuk membantu saudara-saudari kita para Tenaga Kerja Indonesia, dibelahan dunia manapun mereka berada. Permasalahan TKI bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun kita semua juga harus ikut memberi sumbangsih termasuk si pemilik dasi keramat ini.

Kuala Lumpur 25 Des 2011

Budi Hamuddin

 Ps; buat bro Imyen Damai:..... "terima kasih sahabat"..mungkin dirimu sudah lupa pernah memberikan hadiah tersebut, tapi saya takkan pernah lupa, si pemberi  dasi "keramat" .

Thursday, December 8, 2011

I wanna grow old with you



Beberapa waktu belakangan ini, saya sering mendapatkan kalimat2 inspiratif dari seseorang yang spesial nan jauh disana.. Seseorang yang tanpa henti mengirimkan kalimat atau kata2 yang menggugah perasaan yang kerap kali membuat hati ini tergetar. Sering kali kalimat-kalimat itu tiba disaat yang tidak disangka-sangka atau ketika hati ini tengah merindu.

kalimat-kalimat yang tentu saja tidak akan saya umbar atau saya share di blogkku ini karena kalimat serta kata-kata itu dikirimkan khusus buat saya… jadi mutlak hak milik saya, sehingga otomatis saya tidak akan berbagi kalimat-kalimat penyemangat dan penuh inspirasi tersebut dengan siapapun.he.he.heee!!

boleh dikatakan kalimat- kalimat tersebut amat sangat indah, memukau dan tepat sasaran, setiap kali saya mendapatkan kiriman kata-kata indah darinya,.. tubuh, jiwa dan hati ini terasa bersemangat.

Sedikit bocoran akan kata2 penyemangat dari si dia yang spesial nan jauh disana itu.. karena kuyakin para pembaca blog ku ini penasaran kata2 apa sih yang di kirimkanya. Kok saya begitu ngebanggain itu,.. sespesial apasih kata-kata yang dikirimkanya.. Penasaran yah!!.. kalau penasaran lanjutin bacanya,.. klau nggak bacaanya di stop disini aja…hehe

Yang penasaran, baiklah akan saya beri sedikit bocoran, kemarin pagi ketika saya tergolek lemah di UGD di sebuah rumah sakit di Makassar, karena kesehatan yang tiba-tiba drop.

Ketika kukabarkan kondisi kesehatanku itu kepadanya. Apa yang terjadi??... Setiap perkembanganku di pantaunya, setiap aksi dokter maupun suster yang mengobatikupun tak lepas dari pertanyaanya, sampai-sampai, pertanyaan berapa tensi darah, juga suhu tubuhku menjadi incaran pertanyaanya. oiya, Ia juga tak lupa menanyakan obat jenis apa yang dokter berikan kepadaku. Ia begitu “perhatian” dan “cermat” terhadap kondisiku itu, sungguh beruntungnya diriku mendaptkan tumpuan perhatianya. Suatu keberuntungan bisa menjadi orang yang ia sayangi dengan tulus.

Oiya satu hal lagi yang membuatku merasa semakin beruntung adalah kiriman kalimat “inspiratif” nan menyejukkan itu darinya. Selama saya terbaring dalam kondisi yang lemah,.. entah ada beberapa kali kalimat-kalimat yang bersifat seperti dibawah ini ia kirimkan kepadaku.

Ya Allah.. berikanlah kesembuhan serta nikmat kesehatan pada kekasih hatiku ini. . Tetap semangat, sabar dan ikhlas ya bang!!

Itu adalah 1 dari sepotong kecil dari kalimat-kalimat yang menyejukkan dan memotivasi yang kerap ia kirimkan untuk mengawal setiap situasi dan kondisiku… aaahhh betapa beruntungya diriku!!!... alhamdulillah.

Dan siang tadi, saya tiba-tiba mendapatkan lebih dari yang biasanya ia kirimkan. Siang tadi itu saya mendapatkan sebuah gambar kartun yang lucu gambar seorang kakek dan nenek. Gambar yang penuh makna implicit. Gambar yang kurasakan dan coba kuinterpretasikan adalah bagian dari pengharapanya, doanya terhadap masa depan kami. Sebuah gambar yang merupakan bagian dari cita-cita dan impianya bersamaku kelak. Gambar itu adalah gambar yang kuposting diatas  kali dan juga menjadi judul dari dari article ini.. ‘I wanna grow old with you’.

Dear blogger yang budiman, jika tulisan ini sampai pada anda, tolong doakan kami agar “I wanna grow old with you” yang boleh kita interpretasikan sebagai impian pengharapan, serta cita-cita kami, agar kami bisa bersama selamanya, rukun, damai dan sejahtera bisa terwujud.. Amin


Best wishes

Budi and Cathy

NS: 08/ILU/2011

Friday, November 25, 2011

Officially Engaged



Hanya ucapan syukur yang bisa kuucapkan ketika prosesi pemasangan cincin oleh ibuku ke jari manis Cathy selesai dilaksanakan. Prosesi pemasangan cincin tersebut merupakan bagian dalam acara “mengikat” yang dihadiri oleh dua keluarga kami,  pada hari minggu 20 November 2011 kemarin di sebuah kota kecil dipulau yang terkenal sebagai penghasil minyak

Yeah!! Resmi bertunang, atau officially engaged,  adalah statusku sekarang. Alhamdulillah. Budi Hamuddin sudah resmi bertunang dengan seorang gadis manis bermata jeli bernama Cathy.  Dan sekarang tinggal menunggu “hari” menuju kepelaminan yang semoga tidak lama lagi..amin 

Dear blogger yang budiman, .. Mungkin hanya sedikit yang bisa ku share pada tulisan kali ini, mengenai prosesi yang “mengikat” kami pada acara tersebut, yang jelas prosesi “lamaran” serta  “mengikat” tersebut berlangsung dengan lancar dan khidmat serta dalam nuansa kekeluarga yang kental...Alhamdulillah.

Yang pasti diantara rasa grogi dan canggung dalam prosesi yang dihadiri pihak dari keluarga kami berdua, baik saya maupun cathy, ternyata mampu melewati hal tersebut  dan diakhiri dengan senyuman yang manis dari kami berdua. Yeaah!! kami berbahagia, karena kami sudah resmi bertunang, dan semoga kegembiraan ini semakin sempurna dengan segeranya kami bersanding sebagai pasangan suami-istri yang berbahagia.

Namun ada satu hal yang langsung terlintas ketika ibuku memasangkan cincin kejari manis Cathy dalam prosesi pada siang hari tersebut. Yang terlintas dipikiranku adalah cincin tersebut…yah cincin yang dipasangkan ibuku dijari manis calon istriku itu, adalah impianku setahun yang lalu, sampai-sampai kutuliskan di diaryku serta kuposting di blogku dengan judul menikah.

Sebenarnya sudah ada keinginan yg kuat untuk menikah semenjak setahun belakangan ini, Walaupun ketika itu belum jelas akan menikah dengan siapa atau dimana. Makanya ketika setahun yang lalu itu saya sudah mulai memikirkan yang berkaitan dengan menikah bahkan sampai memikirkan design “cincin” pengikat jika kelak tiba saatnya. 

Dan alhamdulillah, akhirnya cincin dengan design yang sama yang kuimpikan hampir setahun yang lalu, akhirnya bisa terpasang dengan pas dijari manis Cathy si gadis manis yang dipilihkan Allah untuk dipertunangkan dengan saya dihari itu. Alhamdulillah satu lagi mozaik dri sebuah impianku yang “simple” terwujud dalam sebuah cincin berdesign minimalis yang elegan telah terpasang dijari manis seorang gadis lembut bermata jeli.

Dear Blogger yang budiman, Tolong doakan kami berdua, Budi Hamuddin dan Cathy, agar kami segera bisa naik bersanding kepelaminan dan kelak bisa membentuk pernikahan yang zakinah mawaddah wa rahmah, serta saling mencintai dunia dan akhirat.


Best wishes

Budi & Cathy


Thursday, November 3, 2011

Hadiah dari Langit




Tergetar hatiku ketika semalam mendapatkan sebuah kiriman lagu dari Rosa yang berjudul "Wanita yang kau pilih". Seseorang yang "spesial" telah mengirimkan sebuah "pesan"  yang mungkin hanya kami berdua yang mengerti sepenuhnya disebalik lyrik lagu tersebut dalam konteks kami. 

Anyhow, tatkala mendengarkan lirik lagu tersebut, terlintas pada fikiranku seseorang "spesial" nan jauh dsana sedang memikirkanku. Iya dia pasti sedang memikirkanku, di tengah-tengah kesibukanya dinasnya menolong orang ditengah malam. Sesorang yang kuanggap "spesial" itu masih menyempatkan diri untuk mengirimkan file sebuah lagu indah lewat BBM. 

Sebuah petanyaan selanjutnya muncul di layar bbm ku, yg secara singkat bisa dituliskan seperti ini "mengapa abang memilihku" ........... wahai bidadari hatiku, my lucky angel...aku tidak memilihmu.... Tuhanlah yang memilihkanmu untukku, karena engkau adalah "hadiah dari langit" untukku. Tugasku hanya menjaga dan menyayangimu, serta berusaha keras untuk bisa membahagiakanmu dimasa yang akan datang.



Kuala Lumpur... November 2011
yours,

"Lucky man"

Saturday, October 29, 2011

Soempah Pemoeda





Hari ini hari sumpah pemuda loh... kawan-kawan pada masih ingat nggak apa isinya... kalau agak lupa ini saya ingetin kembali....




SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA






....In English.....

Youth Pledge

Firstly
We the sons and daughters of Indonesia, acknowledge one motherland, Indonesia.

Secondly
We the sons and daughters of Indonesia, acknowledge one nation, the nation of Indonesia.

Thirdly
We the sons and daughters of Indonesia, respect the language of unity, Indonesian.


....Edisi EYD....



Pertama:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia




28 Oktober 1928-28 Oktober 2011


Atas nama bangsa Indonesia 
-cq. Budi Hamuddin

Saturday, October 22, 2011

Tamu dari Jepang


Hari ini selesai lagi satu kegiatan berjalan-jalan keberbagai tempat menarik di Kuala Lumpur dan sekitarnya bersama sebuah keluarga yang asyik. Sebuah keluarga yang telah cukup lama bermukim di Jepang dan akhirnya memutuskan untuk kembali mengabdi di tanah air Indonesia. Setelah 3 hari kebersamaan kami dengan mengunjungi berbagai tempat. Tadi siang the journey is over, saya telah mengantarkan mereka ke airport dengan selamat untuk melanjutkan kembali perjalanan mereka ke tanah air.

Awal perkenalan saya dengan mereka, gara-gara saya punya seorang kakak atau lebih tepatnya sudah saya anggap seperti kakak di Malaysia ini. Namanya Kak Sri, orangnya baik dan gemar menolong, seorang ibu dri 4 orang anak-anak yang baik dan lucu-lucu. Anak-anak yang sering kuajak bermain kalau saya berkunjung kerumahnya di daerah Puchong sana. Nah sebagai alumni dari berbagai institusi pendidikan terkenal baik didalam maupun di luar negeri, kak Sri ini, punya banyak relasi serta kawan. Nah keluarga yang baru saja datang dari Jepang itu dan selama 3 hari kuajak keliling KL adalah salah satu kawan lamanya.

Jujur aja saya tak pernah bisa menolak kalau kakak saya yang satu itu meminta tolong. Soalnya dia sering banget nolongin saya semasa di Malaysia ini. Nah jauh-jauh hari yang lalu kak Sri sudah memberitahukan bahwa ada kawanya yang akan datang dari Jepang dan tolong diajak keliling-keliling KL. 

Nah kawanya ini adalah seorang ibu muda dengan 3 orang anak yang lucu-lucu yang telah tinggal cukup lama di Jepang menemani suaminya yang tengah melanjutkan studi Doctoral di bidang IT. Rencananya dalam perjalanan pulang dari Jepang menuju Makassar mereka transit di Kuala Lumpur. Sebuah keluarga yang harmonis dan mobile dengan 3 orang anak yang aktif dan ceria. Ngelihat mereka jadi "pengen" segera nikah juga and punya anak-anak yang lucu kayak mereka...hahaha

Anyhow,  "arahan" dari  kak Sri sangat simple, mulai dari penejemputan sampai mengantarkan balik ke airport adalah tanggung jawab saya.hehe.. So secara tugas saya diminta kak Sri jadi tour guide dadakan buat mereka. Iya sih soalnya ngeberitahunya dadakan, so untuk beberapa hal harus on the spot. hehe...Tapi Alhamdulillah untung semuanya bisa berjalan dengan lancar, mulai dari penjemputan sampai nganterin balik lagi ke airport.

Sebenarnya sih jadi tour guide di Malaysia ini bukan hal yang baru buat saya. Dulu awal-awal masa kuliahan di Univ of Malaya,. saya sempat beberapa lama kerja partime dgn kawan yang ngelink ke beberapa perusahaan tour and travel di Malaysia ini, Jadi nganter-nganter tamu plus nge arrenge-kan time shedule bukan hal yang asing lagi buat saya.

Oiya,.enak loh kerja jadi tour guide itu, selain bisa jalan-jalan ke tempat wisata, ketemu banyak orang-orang baru, juga duitnya kuenceng..hehehe. Cuman lama-lama bosan juga sih soalx tempat yang dikunjungin itu-itu saja. Klw nggak ke menara kembar Petronas, Menara KL, Dataran merdeka, Genting Highland, yaah!! paling beberapa tempat-tempat wisata umum lainya di Malaysia dan itu semua sudah terlalu sering kuikunjungin..hehehe.

Nah waktu kak Sri minta saya ngebantuin, keluarga kawanya yang mau datang itu, Awalnya sih agak gimana-gimana gitu, secara saya sdh mau pulang ke Indonesia beberapa hari lagi, and paling ngunjungin "itu-itu" lagi, trus belum lagi projek dri professor saya buat ngebantuin penelitianya juga blum kuselesaikan. Padahal rencana selepas saya "out" dri Besedo tempat saya bekerja yang dulu itu adalah biar bisa fokus nyelesaiin itu semua sebelum balik ke Indonesia.

Tapi ngebantuin kak Sri juga penting..soalnya  boleh dikatakan dialah induk semang saya di Malaysia ini. hehehe. Lagian selama ini beberapa kawan kak Sri yang pernah ku "anter-anter" waktu di KL Pasti ngasih ucapan "Thank You" yang tebel...hahaha,... Niat yang salah nih, Tapi jujur aja, saya kan mau pulang ke Indonesia nih, jadi kefikiran klu dapat ucapan "thank you" ntar mau dibeliin coklat, oleh-oleh  buat adikku yg baik...hahaha.

Kuala Lumpur Oct.2011
"B"