Pages

Monday, December 26, 2011

Cerita si Dasi Keramat



Alkisah…7 tahun yang lalu ketika akan pergi merantau meninggalkan kampung halaman yang kucintai, dan untuk pertama kalinya kutinggalkan keluargsaya untuk waktu yang sangat panjang. Masih lekang dingatanku dimalam terakhir saya di Makassar, beberapa kawan datang kerumah untuk mengucapkan farewell, ngasih oleh-oleh atau sekedar datang dan berucap semoga kelak kami bisa bertemu kembali.  hiks.hiks…kalau nginget malam itu,..jadi terharu…

Di malam itulah, salah seorang sahabatku yang bernama Andi Muhaimin atau yg biasa kami panggil Imyen Damai menghadiahkan sebuah hadiah yang sampai sekarang masih kusimpan dengan baik dan hanya kupergunakan untuk moment2 resmi di beberapa tahun  belakangan ini. Hadiahnya itu berupa sebuah dasi "keramat". Ini tak ada hubunganya dengan dasi  ber-fasilitas “jampi-jampi” atau “magic-magic”…saya hanya senang memberinya nama sebagai dasi keramat.

Kalaupun dicari alasan kenapa kukatakan sebagai dasi keramat, mungkin ada 2 hal yang menjadi alasanku, yang pertama dasi tersebut walaupun sudah “berumur” tapi warna dan bentuknya tidak berubah semenjak dasi tersebut dihadiahkan kepadsaya. Padahal dalam 7 tahun belakangan ini, sudah berapa kali dasi tersebut menemaniku berpindah-pindah, baik itu pindah-pindah tempat tinggal, pindah-pindah pekerjaan maupun pindah dari 1 kegiatan ke kegiatan yang lainya tapi dasi tersebut warna dan bentuknya tidak berubah sedikitpun, mungkin karena jarang dicuci kali yee…hahaha

Yang kedua entah kenapa kalau saya memakai dasi tersebut, bisa memberikan rasa percaya diri yang besar terhadapku. tak terhitung moment atau acara dimana dasi tersebut menemaniku melewatinya, hitung saja seperti moment ketika thesisku diujikan, menjadi pembicara di seminar atau sekedar acara organisasi ataupun pergi ke kondangan, dasi indah pemberian sahabat baikku itulah yang kerap memberiku rasa percaya diri yang lebih ketika memakainya.


Kisah perjalanan si dasi keramat bersamakupun kini merambah KBRI atau Kedutaan Republik Indonesia di Kuala Lumpur. Telah semingguan ini si dasi keramat menemaniku bekerja di kantor kedutaan Indonesia di KL. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah di luar negeri, saat ini KBRI-KL merupakan kantor kedutaan paling sibuk sedunia. Sebagian besar kesibukan yang teramat sangat di KBRI-KL disebabkan oleh membludaknya para TKI-TKI dengan segala kompleksitas permasalahanya. Hal tersebut secara tidak langsung menjadikan Si dasi keramat saksi bisu, “menyedihkannya”, kehidupan para TKI-TKI illegal dan TKI-TKI legal dengan tingkat pendidikan yang rendah di Malaysia. 

Permasalahan TKI atau tenaga kerja Indonesia sangatlah kompleks, dari hulu ke hilir semuanya rentan dengan permasalahan. Permasalahan yang paling sering timbul adalah kekerasan oleh majikan, penipuan oleh agen tenaga kerja, dikerjai aparat, penipuan dokumen. dan masih banyak lagi yang lainya.

Permasalahan “mencari makan” di negeri Malaysia, dalam kurun waktu yang cukup lama dan berbagai permasalahan sosial yang tidak kunjung selesai adalah salah satu penyebab kenapa sebagian orang-orang Malaysia menganggap rendah orang-orang Indonesia. Saran saya sebagai orang yang sudah tinggal cukup lama dan berinteraksi langsung dengan berbagai strata kehidupan orang-orang Indonesia di Malaysia. Tidak usahlah datang jauh-jauh ke Malaysia, jika anda datang hanya sebagai TKI apalagi TKI yang Ilegal.

Kehidupan menjadi TKI di negeri jiran ini tidaklah semanis yang sering anda dengar. Tapi jika anda datang sebagai pelajar atau tenaga kerja professional (expatriate), Malaysia adalah tempat yang tepat dengan segala fasilitas dunia dan jaminan masa depan yang lebih baik.

Namun semoga di masa depan, permasalahan TKI di Malaysia ataupun di belahan dunia mana saja dimana ada TKI, bisa terselesaikan dengan bijak. Sehingga harkat dan martabat Indonesia yang sering dilecehkan sebagai “negeri penghasil  kuli” bisa kembali terangkat.  Peran serta kita amat sangat dibutuhkan untuk membantu saudara-saudari kita para Tenaga Kerja Indonesia, dibelahan dunia manapun mereka berada. Permasalahan TKI bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun kita semua juga harus ikut memberi sumbangsih termasuk si pemilik dasi keramat ini.

Kuala Lumpur 25 Des 2011

Budi Hamuddin

 Ps; buat bro Imyen Damai:..... "terima kasih sahabat"..mungkin dirimu sudah lupa pernah memberikan hadiah tersebut, tapi saya takkan pernah lupa, si pemberi  dasi "keramat" .

0 comments: