Tulisanx still Under reconstruction... please wait yah!
Wednesday, April 6, 2011
Thursday, March 31, 2011
Menikah

"ketika seseorang telah menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh agama. Maka hendaklah dia bertakwa kepada Alloh dalam separuh yang tersisa"
(HR.Baihaqi)
Pernikahan adalah hukum natural yang telah disyariƔtkan Alloh dijadikan sebagai sarana untuk menyempurnakan agama, menjaga harga diri, terampuni dosa, memelihara kekuatan generasi muda, menjaga fisik, mempererat tali persaudaraan baik antar individu maupun antar suku - bangsa demi memperkuat pilar umat, dan menjunjung tinggi kalimat-Nya.
Ada banyak artikel dan nasehat dari para konsultan perkawinan yang menjelaskan bahwa pernikahan itu adalah penyatuan dua hati, dua jiwa, dua perbedaan yang tidak harus menjadi sama, karena perbedaan itulah yang membuat dua hati dan dua jiwa saling mengisi hari, saling menghargai, saling mengasihi, saling menyayangi hingga perlahan cinta itu tumbuh dan bermekaran dalam kehidupan dua insan yang berbeda itu.
Allah Taala menegakkan sunnah-Nya di alam ini atas dasar berpasang-pasangan. Wa min kulli syai’in khalaqnaa zaujain, dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan (Adz-Dzariyaat: 49). Ada siang ada malam, ada laki ada perempuan. Masing-masing memerankan fungsinya sesuai dengan tujuan utama yang telah Allah rencanakan. Rasulullah SAW. Juga menjelaskan dalam banyak riwayatnya bahwa pernikahan itu bukan sebagai masalah, melainkan sebagai pemecah persoalan. Seperti yang di kandung dalam ayat iyyakunu fuqara yughnihimullahu min fadhlihi wallahu waasi’un aliim.
Anyway buat kawanku yang baru saja melangsungkan pernikahanya di sudut Indonesia sana, dan mungkin sekarang sedang berbulan madu, tulisan singkat dan sepotong kutipan doa Rasulullah di bawah ini, anggaplah sebagai hadiah dari kawanmu yang tidak sempat melihatmu bersanding sebagai raja dan ratu sehari. ..Sukses buatmu dan doakan kami untuk segera bisa menyusulmu untuk menyempurnakan separuh dari agama kami juga
Ya Rabb kami karuniakanlah kami isteri dan keturunan yang sedap dipandang mata, dan jadikanlah kami pemimpin orang yang bertaqwa.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang baik dan cergas.
Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang Engkau Ridha-i.
Ya Rabb kami jadikanlah kami dan keturunan kami orang-orang yang mendirikan shalat dan senantiasa mengingat-Mu.
Kuala Lumpur, 2011
Monday, March 21, 2011
Milikilah HARAPAN
Satu hal lagi Albert Einstein (1879-1955), juga pernah berkata, "Saya tidak lebih pintar; saya hanya bertahan lebih lama mengatasi masalah!"
Jadi Selama masih ada waktu, masih ada harapan; dan teruslah berjuang untuk meraih kesuksesan hidup. Jangan menyerah karena keajaiban akan ada setiap hari buat orang-orang yang masih memelihara harapan2nya dan memperjuangkanya.
so mari kita tetap menjaga HARAPAN dan tetap BERTAHAN demi masa depan yang lebih baik..!
Wednesday, February 16, 2011
HBD.. buat yg punya blog ini.."kebetulan" saya nulis
Selamat ultah yaa.. ini yang keberapa ?? boleh beri tahu nggak, but let me guess? today its your 29th birthday right?... In this such of ages what had u done in your life? … btw, 29 tahun itu bukan waktu yang singkat loh,.. namun merupakan kumpulan dari 10585 hari, 25404 jam yang telah terlewati, yang berarti telah 15242400 menit sudah waktu yang kamu habiskan di dunia ini….
Wednesday, February 2, 2011
PCIM.. The Story
PCIM merupakan singkatan dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah… hampir semua negara yang memiliki orang2 (baca; kader) Muhammadiyah yang berasal dari Indonesia biasanya memiliki PCIM2-nya masing2 seperti Mesir, Syiria, Canada, USA, Inggris.dll .. jumlah pastinya sy kurang begitu tahu tepatnya, namun ketika saya berkesempatan ikut tim muktamar 1 abad di Yogya sebagai perutusan dari PCIM Malaysia, kami sempat berinteraksi dgn banyak negara2 yg mengirimkan utusan PCIM-nya masing2.. biasax PCIM2 ini didirikan oleh mahasiswa2 atw expatriate (baca; TKI professional) yang berasal dari Indonesia yang memiliki basic kemuhammadiyahan serta haus akan siraman2 rohani dlm medium yang berkontekskan silaturahim dan keilmuan.
Anyhow, masih segar di benak saya, kapan pertama kalinya saya berkenalan dengan PCIM-KL atau PCIM-Kuala Lumpur... ceritanya begini ..Alkisah kira2 kurang lebih 2 tahun lepas waktu itu saya lagi laper2nya soalx dari pagi blum sarapan ..maklum anak kost yang jomblo jd nggak ada yg ngurusin makanx .. hehe..trus waktu itu diajakin bang Ramadlan Kurniawan seorang sahabat yang ngerangkap bapak kost saya waktu itu, sekaligus mentor dan mau2nya menjadi tempat curhat saya selama ini…hehehe.!! Seorang sahabat yang senantiasa ringan tangan membantu kawan2x, termasuk sy yg paling sering ngerepotin dia…sosok yang boleh saya nilai sebagai sosok yang “tangguh” dan “bertanggung jawab”… dialah yang pertama kali memperkenalkan saya apa itu PCIM.. !!
Lucu sih kalau saya teringat kembali kejadian di pagi menjelang siang itu. Waktu itu saya nanya balik ke dia “ ada makan2nya nggak bang??” waktu dia nanya kesaya “bud siang ini ada kgiatan gak..? klw nggak ada yuk ke UIA ada acara ngumpul2”.. jawabnya waktu itu simple “ada lah!!”… lalu dengan respond dan semangat 45 saya langsung menjawab “oke bang, sy ikut!!”….
Pertemuan siang itulah awal dari saya berinteraksi dengan orang2 Muhammadiyah di M’sia, orang2 PCIM Kuala Lumpur… dan!!, ……. Ntah mengapa .. ketika itu saya amat terkesan dengan yang namanya “kedewasaan” serta “semangat” dari orang2 yang ada dalam ruangan rapat itu… ada sesuatu yang baru… sesuatu yang membuat saya begitu tertarik dengan melihat interaksi yang terjadi didalam ruangan itu….. interaksi yang bagaikan magnet yg mengusik keingintahuan saya lebih lanjut… khususx tentang orang2 yang ada dalam ruangan itu.. tentang PCIM-KL dan tentang kemuhammadiyahan secara umumnya..!!
Di ruangan itulah sy pertama kali berkenalan dengan beberapa orang2 dengan basic keilmuan yg “high level” dan spirit berdakwah yang “extraordinary”,.. Dan diruangan rapat itulah saya dibuat terperangah dengan sikap kedewasaan yang dibungkus dalam intelektualitas serta silaturahim dlam berorganisasi. Beberapa sosok yang kedepanya ternyata saya diberikan kesempatan untuk bisa menimba ilmu, mencotoh dan berinteraksi bersama mereka. Dalam ruangan itulah semangat berorganisasi saya bangkit kembali, setelah jelang beberapa saat vakum, yah mungkin sih!!..sudah “jenuh” dengan berbagai polemik serta nuansa “ketidak dewasaan’ dimana “emosi” masih sering menjadi pemandangan umum ketika interaksi di bebeberapa organisasi yg pernah sy mengambil bagian di dalamnya. Namun, pada hari itu, suatu pemandangan baru, suatu “atmosphere” baru saya temukan dalam berorganisasi,..
Nah, semenjak saat itulah sampai saat sekarang ini, salah satu aktivitas keseharian saya selain berkuliah di Fakultas Linguistics, University of Malaya, trus nyambi nyari duit dibeberapa spot di KL, sy jg ber-PCIM…haha… anyway dengan ber-PCIM, sebenarnya saya sangat beruntung loh,..!! bisa banyak mengenal orang2 dan mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri,.. namun diluar semua itu saya merasa sangat, sangat beruntung….. bisa mengenal beberapa sosok2 dengan karakter yang luar biasa. seprti sosok yang “berilmu sekaligus memeliki kemampuan managerial yang handal” seperti Prof.Akhyar Adnan, sang ketua PCIM.ada juga Sosok yg “tegas” dan “punya kedalaman ilmu agama” seperti ust.Arifin Ismail, sosok yg penuh “energy” dan “easy going” seperti pak Zulfan Haidar. Dan figur lain seperti pak Sulthon Kamal yang penuh “ketenangan namun efektif dalam bekerja” dan yang laen.laenx,..masih banyak sih sebenarnya yang saya “salut” atas sumbangsihnya dalam mengembangkan PCIM di Malaysia selama ini, namun yang menjadi favorit saya ..hehehe ..ialah Sekum PCIM, pak DR.Sonny Zulhuda, yang menurut saya sosok yang bersahaja dgn senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.
Nah..!! itulah beberapa figur yang saya lihat pertama kali di ruang rapat siang itu,… sosok yang banyak membuat sya berfikir... “bisa nggak yah sy jg seperti mereka”….. Btw,.. sebenarnya pada saat rapat diruangan tersebut saya jg amat berkesan dgn beberapa sosok anak muda yang sy rasa umurnya nggak jauh2 amat dgn saya… seperti mas Nostalgiawan dan mas Rahmat.R mereka berdua adalah sosok2 penuh talenta dgn semangat dan konsistensi yang tinggi yang dalam kurun waktu setahun ini saya melihat begitu bersemangat dalam ber PCIM di Kuala Lumpur ini..
Bercerita tentang semangat orang2 di PCIM Kuala Lumpur, memang banyak di penuhi dgn figur2 yg penuh semangat dengan berbagai latar belakang dan basic keilmuan masing2 mewarnai perjalanan PCIM di Malaysia sampai saat ini, bahkan sosok yang suka kontroversial dgn pengamatanx yg sering subjektif sehingga sering membuat polemik di KL seperti bang Afriadi Sanusi pun ketika menyangkut PCIM langsung semangat, nah mereka2 dan semangatnyalah yang telah menghidupkan gerakan muhammadiyah di luar negeri.
Dear all…. itulah sedikit tulisan tentang beyond the PCIM di Malaysia, namun Sebenarx tulisan ini saya buat berkenaan dgn akan diadakanx Musyawarah cabang Istimewa Luar Negeri Muhammadiyah, esok 3 February 2011, di Internationa Islamic University of Malaysia di Gombak,.. jadi cerita ini, yaah!!..saya sedikit bernostalgia dengan “ber-flashback ria” dengan memory tenatang awal saya berkenalan dengan PCIM di Malaysia serta para pengurus2 PCIM yang esok akan segera mengembalikan amanah yang telah dipercayakan kepada mereka,… semoga siapapun esok yang terpilih menggantikan Prof Akhyar Adnan, sebagai ketua PCIM yang baru bisa membawa PCIM lebih mantap kedepanx.
Anyway, awal yg “unik” ketika sy dulu pertama kali berkenalan dgn PCIM Malaysia, pada rapat yg, saya sebenarx “ngincer” makan siangx doang…hehe… akhirx menghantarkan saya berkenalan dengan sosok yang “luar biasa”,.. dan ternyata rasa “Excited” dan “kagum” saya siang itu bsa menutupi perut saya yg tetap keroncongan krn cmn disumpal pakai 2 biji kue dan segelas air mineral dalam kotak snack yg di bagikan kepada peserta rapat pada siang itu… hehehe… but I felt that I’m so lucky,….
Last but not least, besar harapan saya semoga acara esok lancar dan penuh kedewasaan seperti yg selama ini saya lihat dalam interaksi saya bersama rekan2 di PCIM. dan tidak seprti organisasi2 yg lain, yang ketika ada moment pergantian kepemimpinan kadangkala harus berakhir dgn adanya pihak yg “sakit hati” karena kalah atau tidak terakomodir …. esoklah pembuktian,..apakah benar PCIM Kuala Lumpur adalah organisasi yg dewasa dan penuh dengan orang2 yang berjiwa besar… kita lihat …..esok di Auditorium IIUM… kalau sempat kesana yah!!
KL, 2 feb 2011 (malam menjelang Muscab PCIM Malaysia 2011)
Yg dapat tugas jadi Sekertaris Muscab ..hehe
“b”
Tuesday, January 11, 2011
Sahabat & Cerita Sebuah Lesung Batu
Pindah rumah, serasa pengantin baru,.. haha, maksudx tuh sibuk berburu peralatan rumah tangga. Yah begitulah aktivitas kami beberapa hari ini, sibuk ngumpulin peralatan and kelengkapan rumah tangga.
Sunday, November 21, 2010
Mengapa Banyak Hewan Kurban Yang Menangis?
Di hari Raya Iedul Adha banyak sekali hewan ternak yang dikurbankan. Umat Islam meyakininya sebagai bagian dari warisan Nabi Ibrahim alaihissalaam. Kepada Ibrahim Tuhan mengajarkan kesediaan untuk berkorban. Kemudian ajaran itu diabadikan oleh Tuhan melalui Nabi-Nabi yang datang kemudian. Setiap mahluk yang tunduk kepada Tuhannya tentu akan dengan senang hati menjalani perintah-Nya. Termasuk hewan-hewan ternak itu. Tetapi, apakah setiap hewan kurban bersuka cita ketika mereka memberikan pengorbanan itu?
Di masa kecil, hati saya sering dipenuhi oleh kisah-kisah indah yang menceritakan tentang hewan-hewan yang senang kalau dipilih untuk menjadi kurban. Meskipun mereka mati, namun kematiannya membuat Tuhan senang. Sehingga, hewan-hewan itu bisa menjadi mahluk yang disayang oleh Tuhannya.
Setelah dewasa, sudut pandang saya mulai berubah. Bahkan, panca indera saya merasakan ada hewan yang meneteskan air mata ketika terpilih menjadi kurban. Semakin saya tua, semakin banyak cerita tentang hewan-hewan yang menangis itu. Lalu saya bertanya dalam hati; ”Apakah hewan-hewan di zaman ini sudah enggan untuk diajak lebih dekat dengan Tuhan?”
Lama saya memikirkan sebuah jawaban. Hingga saya kembali teringat tentang apa yang pernah saya alami dulu. Sewaktu masih kecil, saya adalah penggembala domba. Dan saya biasa berbicara dengan domba-domba saya. Kali ini pun saya merasa seolah tengah berdiskusi dengan mereka.”Wahai domba-dombaku,” Saya bertanya; ”mengapa sekarang kalian enggan menjadi hewan kurban?”
Domba-domba itu terperanjat, lalu menjawab;”Embeee...k” katanya.
”Kenapa begitu?” balas saya. Lalu mereka berkata:”Bekmbek, eeeeeembeeeeek....”
Anda yang tidak mengerti bahasa para domba tidak akan memahami isi dialog kami. Tapi, sekarang saya faham mengapa banyak hewan kurban yang menangis di hari raya Iedul Adha. Para domba bilang, mereka menangis karena banyak sekali orang yang berkurban bukan untuk mencari karunia Tuhan. Melainkan sekedar ingin mendapatkan pujian. Para domba dan teman-temannya sesama hewan kurban sedih sekali melihat perilaku para manusia. Mereka mengira bahwa kurbannya itu akan sampai kepada Tuhan sebagai suatu amalan. Padahal dengan niatnya yang tidak lurus lagi, tidak mungkin Tuhan menilainya sebagai suatu kebaikan.
Diantara manusia ada yang berkurban karena merasa ’tidak enak’ oleh tetangganya. ”Orang mampu kok tidak berkurban, apa kata dunia?” Padahal hanya soal membayar pajak yang boleh sambil bilang begitu.
Diantara mereka juga ada yang berkurban untuk sekedar pameran. ”Lihat nih, hewan kurban gue yang paling gede!”
Ada pula yang berkurban untuk beragam alasan lainnya selain mendekatkan diri kepada Tuhan. Ibadah sudah berubah menjadi sekedar ritual yang hampa akan makna. Maka wajar jika para hewan yang dikurbankan itu merasa pengorbanannya tidak lagi memiliki nilai spiritual seperti halnya yang diajarkan Tuhan kepada Ibrahim.
Domba-domba saya bercerita tentang betapa banyaknya manusia yang mengira bahwa kurbannya bakal diterima oleh Tuhan. Padahal, Tuhan sudah berfirman bahwa tidak sedikitpun bagian dari hewan kurban itu akan sampai kepada-Nya. Tidak dagingnya. Tidak darahnya. Bahkan tidak sekalipun hanya sehelai bulunya.
Domba-domba saya bercerita tentang betapa sedihnya mereka melihat tingkah polah manusia yang telah kehilangan esensi dari kurbannya. Mereka hanya melihat jasad kasar hewan-hewan yang dikurbankan. Padahal hakekat dari kurban melampaui batasan-batasan kasat mata belaka. Karena hakekat kurban adalah komitmen untuk menyembelih nafsu kebinatangan yang masih berkeliaran didalam diri kita.
Binatang tidak malu membuka-buka aurat didepan umum. Kita berkurban, tapi tetap berbangga hati dengan aurat-aurat yang kita perlihatkan. Binatang tidak segan untuk merebut makanan milik teman. Kita berkurban, tetapi masih berani merampas harta benda yang bukan hak kita. Binatang tidak sungkan untuk mengumbar syahwat dimana saja dan dengan siapa saja. Kita berkurban, tapi tidak lagi menghiraukan siapa yang muhrim dan siapa yang haram untuk berhubungan intim. Binatang juga berprinsip siapa yang paling kuat fisiknya, dialah yang menjadi rajanya. Kita berkurban, namun masih gemar menerapkan hukum rimba sehingga akal dan nurani kita tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Domba-domba saya bercerita, betapa sedihnya mereka melihat tingkah polah manusia yang berkurban namun tetap membiarkan hidup sifat-sifat kebinatangan didalam dirinya. Sehingga di hari raya Iedul Adha, banyak orang yang kehilangan makna dari kurban yang dilakukannya. Diakhir pertemuan itu, domba-domba saya berpesan;”Jika engkau berkurban, maka luruskanlah niatmu hanya untuk Tuhanmu. Dan sembelihlah nafsu-nafsu kebinatangan didalam dirimu. Maka aku akan bersuka cita untuk menjadi simbol kurbanmu....”
Ketika domba saya hendak dikurbankan, dia terlihat meneteskan air mata. Lalu saya bertanya;”Mengapa engkau menangis? Apakah aku belum meluruskan niatku?”
Domba saya berkata;”Sekarang aku menangis oleh rasa syukurku, karena Tuhan telah memilihku menjadi hewan kurbanmu....”
source;
blog; Dadang Kadarusman
Leadership & People Development Training