Pages

Tuesday, November 25, 2008

Si Manja Yang Stubborn ...


Setiap anak mempunyai tempat yang unik dalam keluarga", demikian kalimat pembukaan Irene Schumo Seipt pada Bab-nya ‘Your Child’s Place in the Family’. Memang benarlah hal di atas karena setiap anak menduduki posisi yang khusus. Baik sulung, maupun tengah, Tak terkecuali si bungsu yang akan menjadi topik tulisan kali ini.

Dalam pandangan masyarakat posisi anak bungsu selalu mendapatkan gambaran yang unik baik itu yang positif seperti kreatif, pintar, ramah dan sangat menyenangkan maupun yang negatif seperti; inferior, keras kepala dan bandel.de.el.el... Namun yang paling sering disematkan ketika kita ditengah masyrakat awam begitu mendengar status anak bungsu adalah imej “manja”.. mengapa demikian ??

Anak bungsu umumnya lahir di luar perencanaan, tetapi kerap dimanja oleh orangtuanya karena merupakan anak terkecil dan penghabisan. Ia juga tempat limpahan kasih sayang kakak-kakaknya, karena posisinya yang paling buncit. Si bungsu dikenal sebagai pusat perhatian keluarga, baik dari orangtua maupun kakaknya. Apalagi bila usia dengan sang kakak terpaut jauh, maka ia akan menjadi obyek kesenangan anggota keluarganya. Seringkali, kakak-kakaknya dirasakan sebagai 'orangtua kedua' bagi si bungsu, terutama bila usianya terpaut jauh.

Akibat terus menerus mendapat perhatian dari orangtua dan kakak-kakaknya yang lebih dewasa, anak bungsu sering bersifat yang cenderung negatif ungkap beberapa psikolog kawakan seperti kekanak-kanakkan, cepat putus asa, dan mudah emosi. Namun disisilain pola tersebut bisa juga menyebabkan si anak bungsu memiliki karakteristik positif seperti: lebih terbuka, ramah, menyenangkan dan lebih bebas dalam berekspresi.

Persaingan dalam keluarga

Karena si bungsu biasanya lahir pada saat keluarga sudah dalam kondisi mapan, keluarga sudah dipenuhi oleh anak yang jumlahnya tidak satu, dengan usia lebih tua pula. maka orangtua cenderung tidak menuntut banyak pada si bungsu bila dibandingkan si sulung yang harus jadi “contoh” atau “komandan” yang baik.

Persaingan antara kakak dan si bungsu juga tidak sebesar antara anak pertama dan anak tengah. Sebab anak bungsu lebih sering dicap sebagai anak manja, serta kesayangan oleh seluruh keluarganya. Namun situasi dalam keluarga kembali lagi menjadi faktor penting apakah sibungsu menjadi rendah diri dibanding-bandingkan dengan kakak-kakaknya, atau tinggi karena ego si bungsu. Alfred Andler dalam berbagai tulisanya menempatkan bungsu dan sulung sebagi pemilik ego yang paling besar dalam posisi anak dalam keluarga, walaupun menurut Adler, anak bungsu lebih santai dan lebih bebas membentuk kepribadiannya, dan tidak dituntut menjadi high achiever.

Dalam dalilnya yang lain seperti dikutip dari sebuah situs psikologi, disebutkan bahwa dalam pandangan Adler pada dasarnya semua anak berusaha menjadi superior dan berjuang demi mendapat perhatian,serta kasih sayang orangtua atau orang-orang dekat disekelilingnya. Mereka umumnya berkompetisi untuk menarik perhatian. Kondisi ini membentuk kepribadian mereka berbeda dan mencerminkan usaha mencari perhatian, tak terkecuali si bungsu yang manja.


Si Bungsu Dan kematangan emosional.


Proses pertumbuhan dan perkembangan emosional sibungsu berjalan dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor genetic maupun treatment dari kedua orang tuanya sudah jelas akan memberi kontribusi yang besar dalam hal ini. Selain itu ada pula faktor pendidikan, riwayat kesehatan ataupun trauma yang pernah dialami oleh anak. Demikian pula faktor lain yang sifatnya tidak langsung, misalnya status ekonomi orang tua, yang berpengaruh pada kecukupan gizi dan kesejahteraan anak. Bahkan pada masyarakat yang masih memiliki akar budaya yang kuat, perkembangan karakter emosi anak juga akan terpengaruh oleh norma-norma budaya tersebut

Kematangan emosional disini merupakan kondisi dalam mencapai tingkat kedewasaan, khususnya bila dipandang dari sudut perkembangan emosional individu. Menjadi dewasa adalah proses yang cukup panjang.

Walaupun kematangan emosional sangat dipengaruhi banyak faktor namun dari berbagai analisa dan hasil temuan para psikolog bahwa sebagian besar anak bungsu cenderung tidak setangguh yang ia coba tampakkan atau yang terlihat.

Si Bungsu Yang Sukses

Apakah urutan kelahiran anak berperan dalam mencapai sukses. Birth Order atau Konsep Urutan Kelahiran walau masih controversial, beberapa penelitian membuktikan kesuksesan seseorang ditentukan, salah satunya, oleh urutan kelahirannya. Ya anda boleh menyalahkan kelas sosial, pendidikan, atau keberuntungan seseorang. Tapi yang pasti, perbedaan kesuksean antara satu orang dengan orang yang lain dimulai dari rumah.

Dengan kata lain, posisi anak di dalam keluarga berdampak pada kepribadian, perilaku, cara belajar, dan akhirnya pada kemampuannya dalam mencari nafkah. Para ahli percaya, urut-urutan kelahiran anak memengaruhi kesuksesan seseorang.

Dalam kehidupan keluarga anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Karena mereka sering dianggap sebagai anak bawang, si Bungsu cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama.

Si Bungsu dan Kehidupan Cinta

Adler menjelaskan, setiap anak lahir dalam tahapan berbeda. Begitu pula si bungsu dimana ia cenderung menjadi pribadi yang ramah dan sangat menyenangkan. Anak bungsu biasanya sangat menawan

Tetapi di balik sifatnya yang menyenangkan, kata para ahli jangan sekali-sekali anda mencoba untuk mendominasi anak bungsu. Karena mereka memiliki kecenderungan kuat untuk menentang atau paling tidak mempertanyakan otoritas. Mereka lebih suka dianggap sederajat dengan pasangannya daripada dipandang sebagai menurut kepada pasangannya.

Percaya atau tidak, urutan kelahiran mempengaruhi cinta. beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan, salah satunya, oleh urutan kelahirannya. Artinya walau berasal dari keluarga yang sama, anak sulung, tengah atau bungsu bisa memiliki perbedaan sifat, termasuk dalam tingkah laku mencintai seseorang

Anak-anak yang lahir paling buntut biasanya memiliki pembawaan menyenangkan pandai bergaul, popular dan mudah membuat orang jatuh hati, sehingga dalam kehidupan keseharian biasanya di kelilingi orang-orang yang mencintainya.

Namun dalam kehidupan asmara di berbagai literatur ditemukan kesamaan pandangan bahwa anak bungsu sebaiknya tidak mencari pasangan hidup dengan sesama bungsu karena berbagai pertimbangan psikologi namun lebih diarahkan untuk mencari pasangan berbeda urutan yakni dengan anak sulung atau dengan anak tengah dengan alasan bisa saling menutupi.

Ditambahkan pula seorang pengasuh rubrik keluarga di sebuah media terkenal bahwa kombinasi

Sulung + Bungsu, merupakan duet yang pas. Perpaduan antara si komandan yg serius dan si bungsu yang ceria Hanya saja terkadang si bungsu seringkali terlalu minta perhatian. mesti pinter-pinter si sulung menjaga perasaannya. Tapi pada dasarnya kedua pasangan bisa kompak.

Tengah + Bungsu. Kemungkinan sukses kombinasi ini sangat besar, karena merupakan campuran dari si negosiator dan si makhluk sosial. Entah bagaimana rumusnya, tetapi jika mereka disatukan akan terjadi komunikasi yang sangat lancar, dimana sudah menjadi rahasia umum bahwa “komunikasi” merupakan salah satu kunci mempertahankan keharmonisan suatu hubungan.

Walaupun formula dan kombinasi diatas sudah banyak dibuktikan didalam masyarakat dan berbagai statistik penelitian juga memperlihatkannya, namun disebalik itu semua keberhasilan dan kegagalan dalam menjalin serta mempertahankan hubungan asmara tak terlepas dari banyak sebab dan sifat masing-masing individu.

Penutup

Dalam masyarakat pendapat-pendapat umum bahwa anak bungsu ini adalah anak yang manja oleh karena menjadi pusat perhatian keluarga adalah suatu hal yang sudah biasa mungkin kita dengar. Mungkin disekeliling anda sadar ataupun tidak, anda sering berinteraksi dengan anak yang berstatus bungsu dalam urutan keluarga, begitupula dengan saya.

Saya merasa “dikelilingi” oleh kawan-kawan yang berstatus bungsu dalam keluarga mereka. Anak bungsu tersebut muncul dalam berbagai adegan kehidupan keseharian saya. Dimana pola dan tingkah mereka memiliki keunikan tersendiri sehinggga membuat saya tertarik mengadakan sedikit study mengenai mereka dengan maksud untuk mencoba lebih memahami dan lebih dekat dengan mereka.

Dari beberapa kawan yang saya coba observasi dalam rangka penulisan ini, saya menemukan benang merah dalam karakteristik, bahwa pada umumnya anak bungsu memiliki tekad yang besar dan kemauan yang keras yang cenderung kearah “ke-keras kepala-an” dalam keseharian mereka, maka jadilah tulisan singkat ini dengan judul “simanja yang stubborn” tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada kawan-kawanku yang berstatus bungsu.

Si anak bungsu dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, Namun satu hal yang pasti berkawan dengan anak bungsu tidak akan pernah ngebosenin dengan segala pola dan tingkahnya yang unik.
....I like being your friend...!!!


...Taken from many sources
ditulis dalam rangka "Viva day"

2 comments:

Anonymous said...

siapa yaa si anak bungsu itu.. apakah saya termasuk bang?

ry

Anonymous said...

ehh mcm mna?