Kini sudah memasuki bulan kedua saya kembali menjadi orang kantoran, semenjak kutinggalkan kerja lamaku di BESEDO, untuk pulang ke tanah air beberapa bulan yang lalu. Kini ritme sebagai orang kantoran rasanya sudah mulai bedenyut teratur kembali. Tempo kehidupan dengan jam kerja sebagai acuan sebagai orang kantoran terlewati tanpa terasa di Malaysia.
KBRI-KL atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur adalah “sawah-ladang” baru dimana aku kini “mencangkul” mencari rejeki. Hari demi haripun terlewati dan kini sudah hampir 2 bulan ini aku tergabung dalam Tim 6P di KBRI-KL.
Tergabung di Tim 6P KBRI-KL yang dibentuk khusus untuk melayani TKI Indonesia yang illegal, disinilah aku menemukan banyak hal-hal yang baru, berinteraksi dan berkenalan dengan banyak orang. Alhamdulillah, rasanya selama bekerja di KBRI-KL dan membantu mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah ini, pengetahuanku bertambah dan pergaulanku juga semakin meluas.
Menjadi bagian dari Tim 6P dengan “jobdesk” membantu mereka mendapatkan dokumen resmi baik itu passport maupun SPLP (Surat Perjalanan Laksana Passport) agar mereka bisa pulang kembali ke Indonesia atau mengurus “permit kerja” di Malaysia secara sah, sungguh suatu pengalaman yang mengajarkan banyak hal bagiku pribadi.
Mengurusi para TKI-TKI illegal yang mendapatkan pengampunan dari kerajaan Malaysia, yang jumlahnya sangat banyak memang pekerjaan yang sangat berat. Di Tim 6P inilah aku melihat betapa pihak KBRI-KL sebagai perpanjangan tangan pemerintah RI di Malaysia bekerja extra keras atau dalam bahasa Melayunya “bertungkus-lumus” dalam membantu para orang-orang kita yang illegal yang jumlahnya ratusan ribu atau bahkan lebih.
Jam kantoranpun di KBRI-KL ini serasa tidak exist, kalau pada umumnya jam kantoran di Malaysia ini adalah 9.am – 6pm, maka di KBRI-KL ini jam kerjanya adalah sampai orang terakhir di KBRI-KL ini terlayani, atau sampai passport terakhir tercetak.
Kawan-kawan bisa membayangkan atau jika punya masa luang jalan-jalanlah ke KBRI-KL di waktu pagi, kawan-kawan bloggermania akan melihat ribuan orang akan berantri untuk mendapatkan pelayanan di KBRI. Jadi jam kantor itu bisa sampai larut malam. Seingatku semenjak tergabung dengan Tim 6P ini, jam 21.00.pm lah jadwal pulang paling cepat bagi kami sampai saat ini.
Jam kerja yang panjang di KBRI-KL dalam mengurusi para TKI-TKI yang bermasalah tersebut, seringkali membuatku bertanya-tanya serta penasaran terhadap para staff KBRI yang sering pulang larut malam, khususnya yang sudah berkeluarga ‘bagaimana mereka membagi waktu buat keluarga mereka. Namun jawaban yang kuterima dari beberapa diantara mereka ketika iseng-iseng kutanyakan, sungguh membuatku kagum… inilah dunia kerja mas budi.. ada juga yang menjawab ini adalah amanah sekaligus sumbangsih kita terhadap Indonesia.
Namun ada juga sih beberapa jawaban yang sempat membuatku tersenyum simpul ketika kutanyakan pertanyaan yang sama salah satunya adalah jawaban yang ini. mau di apalagi mas, si boss pulangnya paling akhir, jadi malu rasanya kalau pulang awal sambil tersenyum simpul. Memang sih dari pengamatan yang kulakukan dalam 2 bulan ini. Bapak-bapak yang berlabel ‘atasan’ di tim 6P seperti kepala atase imigrasi, pak Alwen dan 2 deputinya seperti pak Wahyu dan Pak Galih merupakan contoh atasan yang layak untuk diteladani untuk masalah kedisplinan serta kemampuan mengayomi dan memberi contoh buat para bawahanya. Kerap kali mereka kulihat sering datang lebih awal dan pulang paling akhir di kantor.
Selain mereka bertiga ‘atasan’ diatas merekapun seperti pak Suryana Sasatradiredja sebagai ketua tim 6P sering kali menunjukkan sebagai atasan yang ‘super-care’ terhadap bawahanya sehingga terasa Tim 6P ini seperti sebuah keluarga besar yang saling mengisi, mengasah serta mengasuh. dan semuanya itu dipersembahkan untuk Indonesia .
Btw kawan-kawan ngerasa nggak tulisan saya ini nggak sinkron dengan judul diatas yah??..hehehe...Judulnya “lunch at KLCC” tapi kok yang dibahas justru kerja baruku di KBRI..hehehe… anyway sebenarnya masih ada hubunganya sih… jadi ngebacanya jangan di stop sampai disini yaah….lanjutin biar tahu kenapa kuberi judul kayak itu
Anyway the story goes on.
Semenjak bekerja di KBRI ada beberapa kebiasaan baru yang menemani rutinitasku. Salah satunya adalah kebiasaan makan siang di Taman KLCC atau "lunch at the park". Setiap minggu ada sekitar 2 -3 kali aku ke KLCC buat makan siang, secara KBRI-KL dan KLCC dimana Twin towers petronas berada sangat lahdekat. Biasanya dengan mengendarai bumblebee si motor kuningku jarak yang dekat itu hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk sampai kesitu.
Makan siang di di KLCC memang nuansanya berbeda loh… nikmatnya lain, ada kedamaian tersendiri rasanya. Tapi kawan-kawan jangan terburu-buru berfikir saya makan di food court lantai 4 KLCC atau di resto-resto mahal di sekeliling menara kembar petronas itu. Makan siang yang kumaksud disini adalah makan siang di taman KLCC dengan membawa bekal sendiri dari rumah sambil menikmati pemandangan Twin Towers dari dekat.
Rasanya hampir setiap hari saya membawa bekal makan siang dalam tupperware yang sedari pagi sudah kusiapkan sebelum berangkat ngantor. Makan siang di taman KLCC ini bukan hanya dalam rangka penghematan tapi menurutku waktu makan itu adalah waktu yang harus dinikmati dengan penuh kesukacitaan dan kedamaian. Tapi itu tak kutemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan siang. Rasanya ribuan orang pada waktu yang sama juga bergerombol di kantin yang tak seberapa luas itu.
Bergerombol, sesak, asap rokok dimana-mana, belum lagi bau badan TKI-TKI yang sudah ngantri berjam-jam. Rasanya kedamaian dalam menikmati makan siang itu susah untuk ditemukan di kantin KBRI-KL ketika jam makan. Dan pernah sekali kejadian kemeja kantorku hampir tertumpahi kuah rawon yang hitam pekat, ketika merengsek masuk demi mendapatkan sepiring nasi padang .
Anyway, Saya pernah menonton sebuah film drama jepang ketika tokoh utamanya, juga membawa bekal dari rumah lalu makan di taman di dekat kantornya, nampaknya dia begitu menikmatinya. Rasanya ketika itu terlintas difikiranku juga adalah suatu saat kalau berkantor didekat taman, akan bawa bekal makan siang juga ke taman dan makan dengan penuh kedamaian
Tahu-tahu sekarang berkantor di KBRI-KL yang cuman sepelemparan batu dari taman KLCC dimana Twin towers yang merupakan Ikon utama Malaysia berada. Rasanya hepi aja kalau makan disitu ditemani burung jalak dan wisatawan-wisatawan yang mondar-mandir di taman tersebut. Rasanya bersyukur banget sebenarnya bisa makan siang di sana, kadang terfikir juga sih, para wisatawan-wisatawan itu khususnya yang berasal dari Indonesia perlu menghabiskan jutaan rupiah hanya untukdatang ke Malaysia demi bisa melihat dan foto-foto di Twin Towers tersebut. Nah saya, hampir saban hari makan siang disana..hahaha…. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai…
Rasanya pantaslah ucapan syukur seharusnya selalu terlintas dimulut dan hati ini, soalnya sudah begitu banyak nikmat Allah yang tercurah ke pada hamba Allah si pemilik blog yang masih sering alay and narsis ini. Kalau ngomongin makan siang di KLCC rasanya salah satu bagian paling damai selain ketika menikmati menu makanan siang dalam Tupperware sambil melihat burung2 jalak bermain-main disekitar taman tersebut adalah karena di kawasan taman tersebut ada masjid dengan design yang indah, yang kalau shalat disitu selepas menikmati makan siang rasanya hati ini semakin damai… sekali lagi nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustai….
Budi Hamuddin