Dear All
Sedikit berbagi cerita tentang "trends" kawan-kawan dosen dan peneliti di Unilak tempat saya bernaung saat ini. Akhir-akhir ini ramai kawan-kawan yang topik pembicaraan berkisar tentang si SINTA. yang merupakan gawean baru dari menristek dikti yang katanya untuk mengukur tingkat "kinerja" publikasi dosen dan peneliti di Indonesia.
tadapun topik yang saya tangkap di kalangan kampus saya, berkisar tentang bagaimana cara mendaftar, atau pendaftaran yang berrmasalah atau mencoba melihat score sinta masing-masing dan memperbandingkan dengan kampus-kampus to.dll. Anyway Sinta menjadi trending topik yang menarik untuk dibahas...tapi apa sih Sinta itu.
tadapun topik yang saya tangkap di kalangan kampus saya, berkisar tentang bagaimana cara mendaftar, atau pendaftaran yang berrmasalah atau mencoba melihat score sinta masing-masing dan memperbandingkan dengan kampus-kampus to.dll. Anyway Sinta menjadi trending topik yang menarik untuk dibahas...tapi apa sih Sinta itu.
Berdasarkan pengertian yang ada di laman ristekdikti, bahwa SINTA (Science and Technology Index) merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti, penulis, author, kinerja jurnal dan kinerja institusi Iptek.
mau-tidak mau sebagai seorang dosen dan peneliti di Indonesia harus memiliki akun di SINTA untuk mendukung pemerintah yang saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya berusaha mendongkrak hasil-hasil penelitian untuk dapat dipublikasikan di tingkat global (internasional). Semoga Indonesia bisa menjadi negara yang sangat produktif dalam jumlah publikasi internasional.
Dari diskusi dengan kawan-kawan saya menarik kesimpulan bahwa SINTA berbeda dengan alat pengindeks yang sudah ada, seperti Google Scholar, Portal Garuda, Indonesia Science and Technology Index (InaSTI) dan Indonesian Publication Index (IPI). Si Sinta Gawean baru menristek Dikti ini lebih mengarah mengarah ke portal pengindeks global (Internasional) semisal Scopus yang sudah memiliki fitur yang lebih lengkap dengan beberapa fitur seperti: Citation, Networking, Research dan Score. serta memiliki nilai lebih dibandingkan dengan portal peng-indeks yang lain yaitu dapat secara otomatis meng-indeks hasil karya yang telah ter-indeks di Google Scholar, Scopus, InaSTI dan Indonesian Publication Index (IPI). Si Sinta ini berlamat disini .
btw, ini alamat akun sinta juga Academia, serta GS saya ...siapa tahu ada yang tertarik untuk mensitasi tulisan-tulisan saya disitu...
SINTA:Dari diskusi dengan kawan-kawan saya menarik kesimpulan bahwa SINTA berbeda dengan alat pengindeks yang sudah ada, seperti Google Scholar, Portal Garuda, Indonesia Science and Technology Index (InaSTI) dan Indonesian Publication Index (IPI). Si Sinta Gawean baru menristek Dikti ini lebih mengarah mengarah ke portal pengindeks global (Internasional) semisal Scopus yang sudah memiliki fitur yang lebih lengkap dengan beberapa fitur seperti: Citation, Networking, Research dan Score. serta memiliki nilai lebih dibandingkan dengan portal peng-indeks yang lain yaitu dapat secara otomatis meng-indeks hasil karya yang telah ter-indeks di Google Scholar, Scopus, InaSTI dan Indonesian Publication Index (IPI). Si Sinta ini berlamat disini .
btw, ini alamat akun sinta juga Academia, serta GS saya ...siapa tahu ada yang tertarik untuk mensitasi tulisan-tulisan saya disitu...
http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors?q=budianto+hamuddin&search=1
Google Schoolars:
https://scholar.google.co.id/citations?user=rDcG5awAAAAJ&hl=en
Academia
https://unilak.academia.edu/BudiHamuddin
Warm Regards
Budi Hamuddin